Advertisement

Menengok Pembuatan Garam oleh Petani di Kusamba

 


Orang bilang sayur tanpa garam akan terasa hambar. Begitu pula makanan lainnya. Bisa dibayangkan betapa pentingnya garam bagi kita. Kali ini, saya akan berbagi cerita ketika mengunjungi petani garam di Kusamba. Lokasinya tidak jauh dari Pura Goa Lawah.

Pembuatan garam di sini menggunakan cara tradisional dan sangat bergantung pada alam. Garam yang dihasilkan akan lebih banyak pada saat matahari bersinar terik. Sebaliknya, produksi garam akan menurun saat musim hujan.

Proses pembuatannya cukup panjang. Pertama-tama, pasir pantai harus diratakan.

Pasir tersebut lantas disirami dengan air laut. Penyiramannya bukan hanya sekali, lho. Bisa mencapai 3-4 kali.

Selanjutnya, harus menunggu sekitar 4 jam (saat cuaca terik) hingga pasir tersebut kering. Bila sudah kering, pasir dibawa ke gubuk untuk diletakkan di tempat penyaringan.


Kemudian, pasir disiram dengan air laut. Didapatlah air garam yang selanjutnya disaring selama 3-4 kali untuk memperoleh air garam murni. Air yang didapat lalu diletakkan pada peralatan dari batang pohon kelapa, dijemur di bawah sinar matahari.

Air tersebut akan mengkristal dan menghasilkan garam murni.

Garam Kusamba dikenal dengan rasa gurihnya. Garam ini bisa diperoleh dengan harga terjangkau, yaitu Rp 20.000 per kilogram. Worth it-lah ya, demi cita rasa masakan yang lezat.

Terima kasih Kemenparekraf (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) karena telah memberikan kepercayaan pada saya untuk mengikuti We Love Bali program 16 sehingga saya berkesempatan untuk melihat langsung proses pembuatan garam oleh petani di Kusamba. Salam pesona Indonesia!


Untuk lebih jelasnya mengenai proses pembuatan garam di Kusamba, silahkan cek video berikut.



Post a Comment

0 Comments