Advertisement

Kategori Gramatikal


Glosarium

Diatesis = kategori gramatikal yang menunjukkan hubungan antara partisipan atau subjek dengan perbuatan yang dinyatakan oleh verba dalam klausa
Kala = kategori gramatikal yang menyatakan waktu terjadinya suatu peristiwa atau berlangsungnya suatu aktivitas dengan bertitik tolak dari waktu saat kalimat tersebut diucapkan.

Kasus = kategori gramatikal dari nomina, frasa nominal, pronominal yang memperlihatkan hubungannya dengan kata lain dalam konstruksi sintaksis
Kategori gramatikal = penggolongan satuan bahasa berdasarkan bentuk, fungsi, dan maknanya
Modalitas = kategori gramatikal yang digunakan pembicara dalam menyatakan suatu sikap terhadap sesuatu kepada lawan bicaranya, seperti dengan menginformasikan, menyuruh, melarang, meminta, dan sebagainya dalam kegiatan berkomunikasi
Penguasaan = alat sintaksis, dengan alat ini bentuk infleksi kata tertentu ditentukan (dikuasai) oleh kata lain dalam suatu konstruksi
Persesuaian = persesuaian antara satu kata dengan kata lain untuk menunjukkan tautan gramatik dalam kalimat
Takrif = salah satu kategori gramatika berdasarkan konsep yang berlawanan dari referensinya



Kategori Gramatikal

Kategori berarti kelompok atau golongan. Kategori gramatikal berarti pengelompokan atau penggolongan sesuai kaidah-kaidah gramatika atau tata bahasa (Parera, 1994:96). Secara lebih lanjut, Sutedi (2010:76) mengemukakan bahwa kategori gramatikal (文法カテゴリー)merupakan penggolongan satuan bahasa berdasarkan bentuk, fungsi, dan maknanya. Berikut akan dijelaskan mengenai kategori gramatikal nomina dan kategori gramatikal verba.

A. Kategori Gramatikal Nomina

Kategori gramatikal yang berkorelasi dengan nomina terdiri dari takrif dan taktakrif, jumlah, jenis, dan kasus (Sunarni dan Johana, 2016:99).
1. Takrif (Definiteness, ) dan Taktakrif (Indefiniteness, 不定)
Menurut Kridalaksana (dalam Santoso, 2015:101) takrif atau ketakrifan adalah hal yang bersangkutan dengan nomina atau frasa nominal yang referen atau acuannya telah ditentukan atau dianggap sama-sama diketahui oleh pembicara dan pendengar dalam situasi komunikasi. Dalam bahasa Jepang, Tanaka (dalam Santoso, 2015:102) mendefinisikan takrif sebagai salah satu kategori gramatika berdasarkan konsep yang berlawanan dari referensinya. Menurut Kunihiro (dalam Santoso, 2015:103) ketakrifan dalam bahasa Jepang terbentuk dengan pemakaian ko, so, a (kono, sono, ano) untuk mengacu pada sesuatu dan juga dapat terbentuk dari kasus kepemilikan pronominal. Contoh:
(1a) 青い帽子をかぶっている人。
Orang yang sedang memakai topi biru.
(1b) その青い帽子をかぶっている人。
Orang yang sedang memakai topi biru itu.
(1c) 小説を読んでいる人。
Orang yang sedang membaca novel.
(1d) あの小説を読んでいる人。
Orang yang sedang membaca novel itu.
Pada contoh (1b) dan (1d), kata penunjuk その dan あの menakrifkan青い帽子をかぶっている人 dan小説を読んでいる人 yang tidak menunjuk pada seseorang yang bersifat spesifik. Dengan demikian, contoh (1b) dan (1d) adalah takrif sedangkan contoh (1a) dan (1c) adalah taktakrif.

2. Jumlah Number, 数)
Jumlah adalah jenis kategori gramatikal yang membedakan tunggal, dua, dan jamak (Alwasilah, 1993:144). Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan Verhaar (1999:137) bahwa konsep jumlah meliputi tunggal dan jamak dalam banyak bahasa dan di antaranya terdapat pembentukan jamak dengan pengafiksasian. Ada pula bahasa yang mempunyai jumlah “dual” (untuk jumlah dua), “trial” (untuk jumlah tiga), serta “paukal” (untuk jumlah tak terinci yang rendah). Dalam bahasa Jepang, terdapat banyak cara untuk menyatakan jumlah, hal ini dapat ditunjukkan pada contoh berikut.
(2a) あの二人は隅の方で時々こそこそないしょ話をしている。
Kedua orang itu kadang-kadang membicarakan rahasia secara sembunyi-sembunyi di pojokan.
(2b) 俺らにできることがあればやりますんで、何でも言いつけてください。
Jika ada sesuatu yang dapat kami lakukan, katakanlah.
(2c) お前らも一旦休憩しろ。
Kalian juga beristirahatlah sebentar.
(2d) 若い人たちは何でもぱくぱく食べる。
Anak-anak muda memakan apa pun dengan lahap.
(2e) そこにあったケーキは全部食べてしまった。
Kue yang ada di sana semuanya sudah saya makan.
(2f) 取材旅行の準備はすべて完了した。
Persiapan perjalanan mencari berita seluruhnya telah selesai.
(2g) 今日はデパートでたくさん買い物をした。
Hari ini saya belanja banyak di department store.
(2h) その村にいた人はみんな殺された。
Semua orang yang ada di desa itu telah dibunuh.
(2i) 皆さん、一緒に大きな声でもう一度始めから読んでみましょう。
Saudara-saudara, mari kita mencoba membaca sekali lagi dari awal dengan suara yang keras bersama-sama.
Pada contoh (2a), jumlah ditunjukkan dengan numeralia. Pada contoh (2b) dan (2c), jumlah ditunjukkan dengan sufiks –ra sedangkan contoh (2d) ditunjukkan dengan sufiks –tachi. Pada contoh (2e), jumlah ditunjukkan dengan prefiks zen. Pada contoh (2f) dan (2g), jumlah ditunjukkan dengan adverbia. Pada contoh (2h), jumlah ditunjukkan dengan dengan nomina. Pada contoh (2i), jumlah ditunjukkan dengan dengan kata sapaan minasan.

3. Jenis Gender, 性)
Jenis berfungsi dalam banyak bahasa sebagai “maskulin” dan “feminin”. Pembedaan jenis untuk nomina bersifat derivasional, tidak paradigmatis, dan tidak berupa deklinasi karena membedakan unsur-unsur leksikal yang berbeda (Verhaar, 1999:139). Dalam bahasa Jepang, kategori gramatikal yang terkait jenis dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu jenis yang terkait secara alamiah (shizensei) dan jenis yang terkait secara gramatikal (bunpousei). Jenis yang pertama berkategori nomina secara leksikal dan jenis yang kedua ditemukan pada verba yang berkorelasi dengan nominanya (Santoso, 2015:108-109). Contoh:
(3a) は湖の周りを走っている。
Adik laki-laki saya sedang berlari di sekitar danau.
(3b) 彼女は公園を散歩した。
Dia (perempuan) telah berjalan-jalan di taman.
(3c) この動物園には珍しい動物がいます
Ada binatang langka di kebun binatang ini.
(3d) 冷蔵庫の中に食べ物がたくさんあります
Di dalam kulkas ada banyak makanan.
(3e) 私も行く
Saya juga akan pergi.
(3f) やってもらえるかしら
Apakah kamu mau melakukannya untukku?
(3g) やる
Kerjakan.
(3h) いい眺めだな
Pemandangan yang indah.
Pada contoh (3a) dan (3b), jenis ditunjukkan secara alamiah, yaitu menunjukkan laki-laki dan彼女menunjukkan perempuan. Pada contoh (3c) dan (3d), jenis ditunjukkan secara gramatikal, ditemukan dalam verba yang menunjukkan keberadaan dari nominanya, yaituいます yang digunakan untuk menunjukkan keberadaan benda hidup (binatang) danあります yang digunakan untuk menunjukkan benda tidak bernyawa (makanan). Pada contoh (3e) hingga (3h), jenis ditunjukkan dengan partikel akhir yang biasa digunakan pada tuturan oleh laki-laki maupun perempuan, yaitu contoh (3e) dan (3f) yang merupakan tuturan perempuan serta contoh (3g) dan (3h) yang merupakan tuturan laki-laki.

4. Kasus (格)
Kasus merupakan kategori gramatikal dari nomina, frasa nominal, pronominal yang memperlihatkan hubungannya dengan kata lain dalam konstruksi sintaksis. Yang dimaksud dengan kata lain adalah verba yang berfungsi sebagai predikat dalam sebuah kalimat yang memiliki valensi atau hubungan yang bersumber dari verba dan dapat dilihat dalam wujud peran. Adanya valensi antara nomina dan verba tersebut bervalensi pula pada partikelnya. Partikel ini disebut partikel kasus (Santoso, 2015:110). Berikut adalah macam-macam kasus dalam bahasa Jepang.
a.       Kasus Lokasional
Kasus lokasional adalah kasus yang menandai makna lokasi atau tempat pada nomina (Santoso, 2015:111). Kasus lokasional dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu sebagai berikut.

Tipe I
Kasus lokasional tipe pertama bervalensi dengan partikel yang menunjukkan tempat yang dilalui. Contoh:
·         彼女と一緒に公園散歩する。
Saya berjalan-jalan di taman dengannya.
·         鳥は空飛んでいます。
Burung terbang di langit.
·         一緒にこの道歩きませんか。
Maukah kamu berjalan bersama?
·         私はその橋渡る。
Saya akan menyeberangi jembatan itu.
·         その家の前を通るとき、彼のこと思い出す。
Saat lewat di depan rumah itu, saya teringat dengannya.
·         弟は湖の周り走っている。
Adik laki-laki saya sedang berlari di sekitar danau.
·         息子は楽しそうにプール泳いでいる。
Anak laki-laki saya sedang berenang dengan senangnya di kolam.
·         あの車は学校の前通過したところです。
Mobil itu baru saja lewat di depan sekolah.
·         あの電車は橋のそば通り過ぎる。
Kereta itu akan melintas di samping jembatan.


Tipe II

Kasus lokasional tipe kedua bervalensi dengan partikel dan menunjukkan kegiatan yang menjauh dari nomina berupa tempat atau kendaraan. Contoh:
·         彼は20年間勤めた会社辞めて、故郷に帰った。
Ia berhenti dari perusahaan tempatnya bekerja selama 20 tahun dan pulang ke kampung halamannya.
·         大学卒業してから日本会社で働きたいと思っています。
Setelah lulus dari universitas, saya ingin bekerja di perusahaan Jepang.
·         気分が悪くなったので、途中で電車降りた。
Di tengah perjalanan saya turun dari bus karena tidak enak badan.
·         私は毎朝7時に家出ます。
Setiap hari saya meninggalkan rumah pukul 7 pagi.
·         彼は試合で前の車次々に追い越した。
Dalam pertandingan, ia telah mendahului mobil demi mobil di depannya.


Tipe III
Kasus lokasional tipe ketiga bervalensi dengan partikel yang menunjukkan tempat keberadaan dari nomina. Contoh:
·         駅と学校の間郵便局があります。
Kantor pos ada di antara stasiun dan sekolah.
·         信号の向こうガソリンスタンドがあります。
Pompa bensin ada di seberang lampu lalu lintas.
·         冷蔵庫はもう何も食べるものがありません。
Sudah tidak ada lagi yang bisa dimakan di kulkas.
·         この動物園は珍しい動物がいます。
Ada binatang langka di kebun binatang ini.
·         教室は先生がいらっしゃいません。
Guru tidak ada di dalam kelas.
·         部屋春子ちゃんがいない。
Haruko tidak ada di dalam kamar.

Tipe IV
Kasus lokasional tipe keempat bervalensi dengan partikel yang menunjukkan tempat dilakukannya suatu kegiatan yang bersifat dinamis. Contoh:
·         私は毎日学校英語を勉強しています。
Saya setiap hari belajar bahasa Inggris di sekolah.
·         彼は部屋テレビを見ています。
Ia sedang menonton TV di kamar.
·         彼女は今あそこ新聞を読んでいます。
Ia sedang membaca koran di sana.
·         夫は毎日遅くまで会社仕事をしている。
Suami saya setiap hari bekerja hingga larut di kantor.
·         鈴木さんは高校日本史を教えている。
Suzuki mengajar sejarah Jepang di sekolah menengah atas.

b.      Kasus yang Berkorelasi dengan Waktu yang Dilalui
Kasus ini ditandai dengan nomina yang berupa waktu. Nomina ini bervalensi dengan verba yang memiliki makna ‘waktu yang dilalui’. Nomina dan verba ini bervalensi dengan partikel kasus (Sunarni dan Johana, 2016:111).
Contoh:
·         久し振りに学生時代の友達と会って、楽しいひ時を過ごした。
Saya bertemu dengan teman semasa sekolah dan menghabiskan waktu yang menyenangkan bersama-sama.
·         あなたはその倦怠の人生生きるのか。
Apakah kamu akan menjalani kehidupan yang membosankan itu?

c.       Kasus yang Berkorelasi dengan Arah
Kasus yang berkorelasi dengan arah dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1.      Kasus yang berkorelasi dengan arah
Kasus yang berkolerasi dengan arah menunjukkan korelasi antara nomina yang ditandai dengan nomina yang menunjukkan arah. Nomina ini bervalensi dengan verba yang digerakkan oleh indra penglihatan untuk menunjuk suatu pandangan dan arah. Nomina dan verba ini bervalesi dengan partikel kasus (Sunarni dan Johana, 2016:112).

Contoh:
·         彼女は、ふいに立ち止まると、こちら振り返った。
Ia tiba-tiba berhenti dan menoleh ke sini.
·         ちょっとあちら見てください。
Tolong lihat ke sana sebentar.
·         あちらにある美しい田圃の方眺めるとき、田舎を思い出す。
Saat melihat ke arah persawahan indah di sana, saya teringat akan kampung halaman.
·         そちらにある画廊の方のぞいたら、何を考えるのだろう。
Entah apa yang akan kamu pikirkan saat melihat ke arah lukisan itu.

2.      Kasus yang berkorelasi dengan arah pergerakan
Kasus yang berkolerasi dengan arah pergerakan menunjukkan korelasi antara nomina yang menunjukkan tempat atau arah. Nomina ini bervalensi dengan verba gerak-alih yang menunjukkan adanya perpindahan dari suatu gerakan untuk menuju suatu tempat atau arah. Nomina dan verba ini bervalensi dengan partikel kasus (Sunarni dan Johana, 2016:113).

Contoh:
·         彼は20年間勤めた会社を辞めて、故郷帰った。
Ia berhenti dari perusahaan tempatnya bekerja selama 20 tahun dan pulang ke kampung halamannya.
·         たまには私もコンサート行きたい。
Suatu waktu saya juga ingin pergi ke konser.
·         田中さんはもううち来た。
Tanaka telah datang ke rumah.


d.      Kasus yang Menyatakan Ketibaan (Alatif)
Dalam bahasa Jepang, terdapat dua kasus yang menyatakan ketibaan, yaitu sebagai berikut.
1.     
Kasus yang ditandai oleh nomina berupa tempat yang bervalensi dengan verba gerak alih, nomina dan verba ini bervalensi dengan partikel kasus .

Contoh:
·         彼は20年間勤めた会社を辞めて、故郷帰った。
Ia berhenti dari perusahaan tempatnya bekerja selama 20 tahun dan pulang ke kampung halamannya.
·         たまには私もコンサート行きたい。
Suatu waktu saya juga ingin pergi ke konser.
·         田中さんはもううち来た。
Tanaka telah datang ke rumah.
2.  
Kasus yang ditandai oleh nomina berupa tempat dan bervalensi dengan verba yang menunjukkan ketibaan, nomina dan verba ini bervalensi dengan partikel kasus .
Contoh:
·         この列車は1015分に東京駅着く。
Kereta ini akan sampai di Stasiun Tokyo pada pukul 10.15.
·         明日、荷物が家届くかもしれない。
Mungkin besok barangnya akan sampai di rumah.

e.       Kasus Datif
Kasus datif merupakan kasus yang menandai bahwa nomina adalah penerima suatu perbuatan. Kasus ini ditandai oleh nomina yang menunjukkan manusia dan nomina ini bervalensi dengan verba beri-terima. Nomina dan verba ini bervalensi dengan partikel
kasus (Sunarni dan Johana, 2016:115).

Contoh:
·         彼女ネックレスを買ってあげました。
Saya membelikannya kalung.
·         彼女は私の誕生日に素敵なプレゼントをくれました。
Ia memberikan saya hadiah yang bagus saat saya berulang tahun.
·         先生作文を見ていただきました。
Karangan saya diperiksa oleh guru.
·         木村さんは山田さん花をもらいました。
Kimura menerima bunga dari Yamada.
·         部長プレゼントをさしあげました。
Saya memberikan hadiah pada atasan.
·         前田さんは息子さん小遣いを与えました。
Maeda memberikan uang saku pada anaknya.

f.       Kasus Translatif
Kasus translatif adalah kasus yang menandai makna perubahan keadaan pada nomina atau pronomina. Dalam bahasa Jepang, kasus ini dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut (Sunarni dan Johana, 2016:116-117).
1.     
Kasus translatif yang menandai kondisi hasil perubahan pada nomina (変化結果), ditandai oleh nomina yang memiliki salah satu medan makna ‘berubah’.
Contoh:
·         薬を飲めば、元気なるよ。
Jika minum obat, kamu akan menjadi sehat.
·         行先は奈良変更しましょう。
Mari mengubah tujuan menjadi ke Nara.
·         新しい服変わる。
Mengganti dengan baju yang baru.
·         酸素は二酸化炭素変化した。
Oksigen berubah menjadi karbon dioksida.
·         このお金をドル換えてください。
Tolong tukar uang ini dengan dolar.

2.     

Kasus translatif yang ditandai dengan valensi nomina terhadap verba yang menyatakan perubahan nomina, bervalensi dengan partikel kasus
から yang menunjukkan kondisi perubahan dari sebelumnya menjadi kondisi hasil (sesudahnya).

Contoh:                                                                                 
·         液体から固体に変化した。
Berubah dari bentuk cair menjadi padat.
·         旅行先は東京から京都に変更された。
Tujuan wisata telah diubah dari Tokyo menjadi Kyoto.
·         最近たくさん食べましたから、体重は50kgから55kgになってしまいました。
Karena akhir-akhir ini saya banyak makan, berat badan berubah dari 50 kg menjadi 55 kg.
·         から水に変わる。
Berubah dari es menjadi air.


g.      Kasus yang Menyatakan Sumber
Kasus yang menyatakan sumber adalah kasus yang menyatakan sumber pada nomina. Nomina pada kasus ini ditandai oleh nomina yang berupa orang. Nomina ini bervalensi dengan verba. Nomina dan verba ini bervalensi pada partikel kasus yang menandai sumber (Sunarni dan Johana, 2016:118).
Contoh:
·         木村さんは山田さん花をもらいました。
Kimura menerima bunga dari Yamada.
·         私は最近友達スペイン語を習い始めました。
Saya akhir-akhir ini mulai berlajar bahasa Spanyol dari teman.
·         私は高校生の時、吉田先生数学を教わった。
Sewaktu SMA, saya belajar matematika dari Ibu Yoshida.
·         鈴木さん日本を借りました。
Saya meminjam buku dari Suzuki.
·         山田さんあなたが明日転勤するというニュースを聞きましたが、それは本当ですか。
Saya mendengar kabar dari Yamada bahwa besok kamu akan pindah kerja. Apa itu benar?

h.      Kasus yang Berkorelasi dengan Waktu

Kasus yang berkolerasi dengan waktu ditandai dengan nomina yang diduduki oleh waktu. Nomina ini bervalensi dengan verba yang menyatakan suatu peristiwa yang terjadi dalam suatu waktu. Nomina dan verba tersebut bervalensi pula dengan partikel kasus
(Sunarni dan Johana, 2016:118).

Contoh:
·         明日友だちと午後7映画を見ます。
Besok saya akan menonton film bersama teman jam 7 malam.
·         来週の日曜日一緒焼肉を食べましょう。
Ayo kita makan yakiniku bersama hari Minggu depan.
·         10駅の前で待ってください。
Tunggu aku di depan stasiun jam 10.

i.        Kasus Perbandingan
Kasus perbandingan ini dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1.     

Kasus yang ditandai dengan nomina yang bermakna jumlah, nomina ini bervalensi dengan verba dinamis serta partikel
(Sunarni dan Johana, 2016:119).
Contoh:
·         一週間一回彼女と外食します。
Seminggu sekali saya makan di luar bersamanya.
·         一か月二回友達とカラオケへ行きます。
Saya pergi ke karaoke sebulan sekali bersama teman-teman.
·         一日三回食べます。
Saya makan tiga kali sehari.
·         一年二回田舎へ帰ります。
Saya pulang ke kampung halaman dua kali dalam setahun.
2.    
 

Kasus yang menyatakan perbandingan pada nomina, bervalensi dengan partikel kasus
より (Sunarni dan Johana, 2016:129).
Contoh:
·         数学では彼は他のクラスメートより優秀です。
Dalam hal matematika, ia lebih pandai dibandingkan dengan teman-teman sekelasnya.
·         日本語は英語よりずいぶん難しいですね。
Bahasa Jepang lebih sulit daripada bahasa Inggris, ya.
·         あの特急はこの電車より早いです。
Kereta ekspres itu lebih cepat daripada kereta ini.
·         今日はいつもより遅いですね。
Hari ini kamu lebih telat daripada biasanya.

j.        Kasus Bahan

Kasus bahan memperlihatkan hubungan antara nomina yang bermakna bahan, bervalensi dengan verba yang menyatakan proses. Nomina dan verba ini bervalensi dengan partikel kasus
(menunjukkan bahan yang digunakan tidak berubah) atau から (menunjukkan bahan yang digunakan mengalami perubahan sehingga tidak terlihat bahan dasarnya) (Sunarni dan Johana, 2016:120).

Contoh:
·         から酒を作った。
Saya membuat sake dari beras.
·         大豆からみそをできました。
Saya telah membuat miso dari kedelai.
·         彼は木和タイルの家を建てる。
Ia membangun rumah bergaya Jepang dari kayu.


k.      Kasus Instrumental
Kasus instrumental merupakan kasus yang menandai alat pada nomina atau dengan kata lain nomina dalam kasus ini ditandai oleh nomina yang menyatakan alat. Nomina ini bervalensi dengan verba dinamis. Nomina dan verba ini pun bervalensi dengan partikel kasusu (Sunarni dan Johana, 2016:121).
Contoh:
·         このカードこの銀行からのお金を引き出すことができます。
Kamu dapat menarik uang dari bank ini dengan menggunakan kartu ini.
·         ボールペン名前を書いてください。
Tulis nama kalian dengan bolpoin.
·         彼女はフォークとナイフご飯を食べる。
Ia makan dengan garpu dan pisau.
·         母はナイフ魚の頭を切っています。
Ibu sedang memotong kepala ikan dengan pisau.

l.        Kasus Sebab
Kasus sebab adalah kasus yang menandai penyebab yang ditandai oleh nomina yang bervalensi dengan verba. Nomina dan verba ini bervalensi dengan partikel kasus (Sunarni dan Johana, 2016:122).
Contoh:
·         木が倒れた。
Pohon tumbang karena angina.
·         ゆうべの火事家が五軒焼けたらしい。
Karena kebakaran tadi malam, tampaknya 5 rumah hangus terbakar.
·         地震家が崩れた。
Rumah ambruk karena gempa.
·         大雪交通事故が相次いだ。
Kecelakaan lalu lintas terus berlanjut karena tumpukan salju.
·         重い病気友達が亡くなった。
Teman meninggal karena sakit parah.

m.    Kasus Limit

Kasus limit adalah kasus yang menandai limit yang dinyatakan oleh nomina. Nomina dalam kasus ini ditandai oleh nomina yang berupa masa. Nomina ini bervalensi dengan verba yang memiliki makna semantis ketuntasan dan bervalensi dengan partikel kasus
(Sunarni dan Johana, 2016:123).

Contoh:
·         3おいしいケーキを食べてしまった。
Saya telah menghabiskan kue yang lezat itu dalam 3 menit.
·         彼女はたった一日スーツを縫い上げた。
Ia telah selesai menjahit setelan itu hanya dalam satu hari.
·         私は1000ページもある本を、あまり面白かったので一晩読みきった。
Karena sangat menarik, saya telah selesai membaca buku yang memiliki 1.000 halaman itu dalam satu malam.
·         姉は3時間レポートを書き終わった。
Kakak telah selesai menulis laporan dalam 3 jam.


n.      Kasus Konklusi
Kasus konklusi adalah kasus yang menandai konklusi yang dinyatakan oleh nomina. Nomina dalam kasus ini ditandai oleh nomina yang berupa kapasitas. Nomina ini bervalensi dengan verba dinamis. Nomina dan verbanya pun bervalensi dengan partikel kasus yang menunjukkan jumlah (Sunarni dan Johana, 2016:124).
Contoh:
·         五千円この時計を買いました。
Saya membeli jam ini seharga 5000 yen.
·         二人ご飯を食べましょう。
Ayo kita makan berdua.
·         三人この仕事をします。
Saya akan mengerjakan pekerjaan ini bertiga.
·         五人故障車を押す。
Mendorong mobil yang mogok berlima.

o.      Kasus Isi
Kasus isi adalah kasus yang menandai isi yang dinyatakan oleh nomina. Nomina dalam kasus ini ditandai oleh nomina yang berupa isi suatu hal. Nomina ini bervalensi dengan verba dinamis dan di antara keduanya pun bervalensi dengan partikel kasus yang menunjukkan isi atau materi (Sunarni dan Johana, 2016:124).
Contoh:
·         将来の計画のこと夫に相談します。
Saya akan mendiskusikan mengenai rencana masa depan pada suami.
·         結婚のこと彼女に聞きます。
Saya akan menanyakan mengenai pernikahan padanya.
·         この問題のこと先生に相談します。
Saya akan mendiskusikan mengenai masalah ini pada guru.

p.      Kasus Komitatif
Kasus komitatif adalah kasus yang menandai makna menemani yang dinyatakan oleh nomina. Nomina dalam kasus ini ditandai oleh nomina yang bervalensi dengan partikel kasus yang menunjukkan seseorang atau sesuatu yang menemani (Sunarni dan Johana, 2016:125).
Contoh:
·         前の日曜日に妻映画を見てきました。
Hari Minggu lalu saya menonton film dengan istri.
·         彼氏公園を散歩した。
Saya berjalan-jalan di taman dengan pacar.
·         朝ごはんを作った。
Saya membuat sarapan dengan ibu.
·         友だち宿題をします。
Saya mengerjakan PR dengan teman.

q.      Kasus yang Menyatakan Persamaan atau Perbedaan
Kasus yang menyatakan persamaan atau perbedaan adalah kasus yang menandai makna adanya persamaan atau perbedaan yang dinyatakan oleh nomina. Nomina dalam kasus ini ditandai oleh nomina yang berupa orang, binatang, dan atau sesuatu yang dibandingkan. Nomina ini bervalensi dengan verba yang menyatakan persamaan atau perbedaan. Nomina dan verba dalam kasus ini bervalensi dengan partikel kasus と (Sunarni dan Johana, 2016:126).

Contoh:
·         カリフォルニア日本の面積はほぼ等しい。
Luas California hampir sama dengan Jepang.
·         彼女の服は私の服同じです。
Bajunya sama dengan bajuku.
·         息子は妻似ている。
Anak saya mirip dengan ibunya.
·         これは他のもの違うの。
Barang ini berbeda dengan barang lainnya.
·         私の意見は彼異なる。
Pendapat saya berbeda dengannya.

r.        Kasus Dasar Penilaian atau Bahan Pertimbangan

Kasus dasar penilaian atau bahan pertimbangan adalah kasus yang menandai makna dasar penilaian atau bahan pertimbangan yang dinyatakan oleh nomina. Nomina dalam kasus ini ditandai oleh nomina yang berupa sesuatu yang dapat menjadi bahan penilaian atau pertimbangan. Nomina ini bervalensi dengan verba yang menyatakan pertimbangan atau penilaian pula. Nomina dan verba dalam kasus ini bervalensi dengan partikel kasus から (Sunarni dan Johana, 2016:127).
Contoh:
·         現在の進行状態から見て、このビルの三月完成は無理だと思います。
Dilihat dari perkembangan saat ini, saya piker mustahil untuk menyelesaikan gedung ini dalam waktu tiga bulan.
·         いろいろな検査の結果から見て、どのように考えてますか。
Bagaimana pendapat Anda setelah melihat hasil dari berbagai tes?

s.       Kasus Penyebab Tidak Langsung
Kasus penyebab tidak langsung merupakan kasus yang menyatakan tidak langsung pada nomina. Nomina dalam kasus ini ditandai oleh nomina yang berupa penyebab. Nomina ini bervalensi dengan verba yang menunjukkan akibat. Nomina dan verbanya juga bervalensi dengan partikel kasus から (Sunarni dan Johana, 2016:128).
Contoh:
·         勉強しなかったから、成績が悪くなった。
Karena saya tidak belajar, nilai saya menjadi jelek.
·         朝から食べないからおなかがついた。
Saya kelaparan karena tidak makan dari pagi.
·         ひどいことを言っちゃったから、彼の心を傷つけられた。
Hatinya terluka karena saya mengucapkan kata-kata yang kejam.

t.        Kasus Titik Muncul atau Awal dan Titik Ketibaan (起点・着点)
Kasus titik muncul atau awal dan titik ketibaan adalah kasus yang menandai makna munculnya atau awalnya sesuatu pada nomina. Kasus ini merupakan kasus yang menandai makna ketibaan pada nomina. Nomina dalam kasus ini diduduki oleh tempat dan waktu. Nomina tempat bervalensi dengan gerak alih, sedangkan nomina waktu bervalensi dengan verba dinamis. Nomina dan verba ini bervalensi dengan partikel から yang memiliki makna ‘dari’ (Sunarni dan Johana, 2016:130).

Contoh:
·         から大学までバイクで行きます。
Saya berangkat ke kampus dari rumah menggunakan sepeda motor.
·         ここから学校まで走りましょう。
Ayo kita berlari dari sini sampai ke sekolah.
·         ここからあそこまで泳いでください。
Berenanglah dari sini sampai ke sana.
·         から夜までずっと本を読んだ。
Saya terus membaca buku dari pagi hingga malam hari.
·         弟は8から11時までゲームしました。
Adik bermain game dari pukul 8 hingga 11.
·         姉は朝から昼まで母とケーキを作った。
Kakak dari pagi hingga siang membuat kue bersama ibu.

B. Kategori Gramatikal Verba
Kategori gramatikal yang berkorelasi dengan verba terdiri dari persona, negasi, kala, aspek, modalitas, diatesis, serta persesuaian dan penguasaan (Sunarni dan Johana, 2016:99).
1. Persona (人称)
Persona dibedakan menjadi pertama, kedua, dan ketiga serta dibedakan pula menurut jumlah, yaitu tunggal, jamak, dual (untuk jumlah dua), trial (untuk jumlah tiga), serta paukal (untuk jumlah yang hanya beberapa saja) (Verhaar, 1999:132). Persona dalam bahasa Jepang dapat ditunjukkan melalui contoh berikut.
(1a) は、いつも八時に家を出る。
Saya selalu berangkat dari rumah pukul 8 pagi.
(1b) がなんかしたみたいな言い方やめろよ。
Berhentilah berkata seolah-olah aku melakukan sesuatu.
(1c) 俺らにできることがあればやりますんで、何でも言いつけてください。
Jika ada sesuatu yang dapat kami lakukan, katakanlah.
(1d) あなたにはそれに気付くことができるんですか…!?
Apakah kamu bisa menyadari hal itu?
(1e) あんた毎日毎日うるさいねぇー。
Kamu setiap hari berisik, ya.  
(1f) は慣れているから手際が違うね。
Kamu sudah berpengalaman sehingga keterampilanmu lain daripada yang lain.
(1g) お前何回同じ間違い繰り返したら気が済むんだ!
Kapan kamu merasa puas melakukan kesalahan yang terus berulang-ulang!
(1h) お前らも一旦休憩しろ。
Kalian juga beristirahatlah sebentar.
(1i) は、始終文句ばかり言っている。
Ayah terus-menerus mengeluh.
(1j) あの夫婦は、始終もめている。
Suami-istri itu selalu bertengkar.
(1k) あの人たちは仕事で度々イギリスへ行っている。
Orang itu berkali-kali pergi ke Inggris karena pekerjaan.
Pada contoh tersebut, (1a) hingga (1c) menunjukkan persona pertama. Contoh (1a) dan (1b) menunjukkan persona pertama tunggal sedangkan (1c) menunjukkan persona pertama jamak. Contoh (1d) hingga (1h) menunjukkan persona kedua. Contoh (1d) hingga (1g) menunjukkan persona kedua tunggal sedangkan (1h) menunjukkan persona kedua jamak. Selanjutnya, contoh (1i) hingga (1k) menunjukkan persona ketiga. Contoh (1i) dan (1j) menunjukkan persona ketiga tunggal sedangkan (1k) menunjukkan persona ketiga jamak.

2. Negasi Polarity, 対極性)
Negasi merupakan salah satu kategori gramatikal yang berkaitan dengan peniadaan, penegatifan, pengingkaran, dan atau penyangkalan (Sunarni dan Johana, 2016:135). Dalam bahasa Jepang, negasi dapat ditunjukkan dengan bentuk –nai.
Contoh:
·         父はしょっちゅうお酒ばかり飲んでいて、仕事を全然しない
Ayah selalu minum sake dan sama sekali tidak melakukan pekerjaan.
·         この会社の株はよく上がったり下がったりして安心していない
Saham di perusahaan ini tidak stabil karena sering turun naik.
·         今さら反省しても、やってしまったことは、もとには戻らない
Meskipun kamu mengintrospeksi diri, hal itu sudah terlambat karena hal yang telah kamu lakukan tidak akan kembali ke asalnya.
·         失敗してもなおあきらめない
Meskipun gagal namun sampai sekarang pun tidak menyerah.
·         昨日の夜にはく眠れなかった
Kemarin malam saya tidak bisa tidur nyenyak.

3. Kala (Tenses, 時制)


Kala adalah kategori gramatikal yang menyatakan waktu terjadinya suatu peristiwa atau berlangsungnya suatu aktivitas dengan bertitik tolak dari waktu saat kalimat tersebut diucapkan. Jika waktu berbicara atau waktu mengucapkan kalimat tersebut diumpamakan dengan waktu sekarang, maka waktu terjadinya peristiwa atau kejadian tersebut dibagi menjadi tiga, yaitu waktu sebelumnya atau yang telah berlalu (過去), waktu saat berbicara (現在), dan waktu yang akan datang (未来). Rentetan ketiga jenis waktu tersebut dapat diilustrasikan dengan gambar berikut (Sutedi, 2010:85-86).

a.       Kala Mendatang (未来時制)
Kala ini ditandai dengan verba bentuk akan yang di dalamnya mencakup bentuk kamus –ru, -nai, dan bentuk halusnya seperti bentuk –masu dan -masen (Sutedi, 2010:86).
Contoh:
·         まもなく一番線に上り電車がまいります
Beberapa saat lagi kereta yang menuju jalur 1 akan tiba.
·         まもなくインドの首相がソビエトを訪れ
Tidak lama lagi, perdana menteri India akan mengunjungi Uni Soviet.
·         この電車はもうすぐ東京駅に着ます
Kereta ini tidak lama lagi akan tiba di Stasiun Tokyo.
·         やげて温かい春が来ます
Tidak lama lagi musim semi yang hangat akan datang.
·         後でまた電話をします
Saya akan menelepon lagi nanti.
·         今さら反省しても、やってしまったことは、もとには戻らない
Meskipun kamu mengintrospeksi diri, hal itu sudah terlambat karena hal yang telah kamu lakukan tidak akan kembali ke asalnya.
·         失敗してもなおあきらめない
Meskipun gagal namun sampai sekarang pun tidak menyerah.
·         こんなに難しい問題が、私にわかるはずがありません
Masalah yang sesulit ini tidak mungking dimengerti oleh saya.
                                                                                             
b.      Kala Sekarang (現在時制)
Kala ini ditandai dengan verba bentuk –te iru. Contoh:
·         父は小説を書いている
Ayah sedang menulis novel.
·         私は今、自分のセーターを編んでいる
Saya saat ini sedang merajut sweater saya.
·         警察は、銀行強盗の行方を追っている
Polisi sedang membuntuti perampok bank.
·         彼女はくすくす笑いながらマンガを読んでいる
Ia sedang membaca komik sambil tertawa terkekeh-kekeh.
·         子供たちは、プールですいすい泳いでいる
Anak-anak sedang berenang dengan lihai di kolam renang.
·         子供がごはんをこぼしながら食べている
Anak itu sedang makan sambil menjatuhkan nasinya.

c.       Kala Lampau (過去時制)
Kala lampau ditandai dengan verba bentuk lampau yang di dalamnya mencakup bentuk halus –mashita dan –masen deshita serta bentuk biasa –ta dan –nakatta (Sutedi, 2010:86). Contoh:
·         花嫁は結婚式の間、終始ほほえんでい
Selama upacara pernikahan, mempelai perempuan terus saja tersenyum.
·         さっきまで家にたんですが、息子は急に友達の家へ行きました
Anak saya tadi masih ada di rumah namun tiba-tiba telah pergi ke rumah temannya.
·         帰国早々また中国へ出張の命令が出
Setelah pulang ke tanah air, keluar tugas perintah untuk dinas ke China.
·         あんなひどい人とは知らなかっ
Saya belum pernah mengenal orang yang sejahat orang itu.
4. Aspek (Aspect, )
Aspek merupakan kategori gramatikal dalam verba yang menyatakan kondisi suatu perbuatan atau kejadian yang baru dimulai, sedang berlangsung, telah usai, atau dilakukan berulang-ulang (Sutedi, 2010:92). Chaer (2007:259) juga mengungkapkan bahwa aspek adalah cara memandang pembentukan waktu secara internal di dalam suatu situasi, keadaan, kejadian, atau proses. Aspek terdiri dari beberapa jenis, yaitu sebagai berikut.
a.       Aspek Perfektif
Aspek perfektif adalah aspek yang menyatakan perbuatan sudah selesai (Chaer, 2007:259). Contoh:
·         彼女はたった一日でスーツを縫い上げた
Ia telah selesai menjahit setelan itu hanya dalam satu hari.
·         私は1000ページもある本を、あまり面白かったので一晩で読みきった
Karena sangat menarik, saya telah selesai membaca buku yang memiliki 1.000 halaman itu dalam satu malam.
·         姉は3時間でレポートを書き終わった
Kakak telah selesai menulis laporan dalam 3 jam.
·         パーティーの準備はすっかり終わった
Persiapan pestanya benar-benar telah selesai.
·         取材旅行の準備はすべて完了した
Persiapan perjalanan mencari berita seluruhnya telah selesai.
·         そこにあったケーキは全部食べてしまった
Kue yang ada di sana semuanya sudah saya makan.
·         その本もう全部読みました
Buku itu sudah saya baca semua.
b.      Aspek Imperfektif
Aspek imperfektif adalah aspek yang menyatakan perbuatan yang berlangsung sebentar atau belum selesai (Chaer, 2007:259). Contoh:
·         私は映画を見ている
Saya sedang menonton film.
·         この研究についての参考文献はたいてい読んだ
Daftar pustaka tentang penelitian ini umumnya sudah saya baca.
·         新築工事はほぼ完了した
Pengerjaan konstruksi baru sebagian besar telah selesai.
·         仕事はほとんど終わりました。
Pekerjaan saya hampir selesai.
5. Modalitas (法制)
Modalitas merupakan kategori gramatikal yang digunakan pembicara dalam menyatakan suatu sikap terhadap sesuatu kepada lawan bicaranya, seperti dengan menginformasikan, menyuruh, melarang, meminta, dan sebagainya dalam kegiatan berkomunikasi. Masuoka (dalam Sutedi, 2010:99-102) menggolongkan modalitas bahasa Jepang ke dalam 10 jenis, yaitu sebagai berikut.
a.       Kakugen (確言), yaitu modalitas yang digunakan untuk menyatakan sesuatu yang dianggap pasti atas keyakinan pembicara, biasanya diungkapkan dengan kalimat pernyataan. Contoh:
·         新入社員がこんな大きな仕事をするときは、なかなか大したものだ
Ketika pegawai baru melakukan tugas besar seperti ini, maka ia benar-benar adalah orang penting.
·         外国人が落語を聞いてげらげら笑えるようになったら、その人の日本語能力も相当なものだ
Bila orang asing dapat tertawa terbahak-bahak setelah mendengar lawakan Jepang, berarti kemampuan bahasa Jepang orang itu bagus.
b.      Meirei (命令), yaitu modalitas yang digunakan untuk memerintah lawan bicara untuk melakukan sesuatu. Untuk mengungkapkannya, dalam bahasa lisan biasa digunakan verba bentuk perintah –nasai, -te, dan sebagainya. Dalam bahasa tulisan dapat menggunakan verba bentuk biasa (kamus dan –nai) ditambah dengan koto atau youni. Contoh:
·         今混んでいますので、待合室でしばらく待ちください
Karena saat ini sedang penuh, tunggulah beberapa saat di ruang tunggu.
·         すぐ行きますから、駅前の喫茶店で待っていてください
Karena saya akan segera pergi, tunggulah di kafe di depan stasiun.
·         緊急事態が発生しました。皆さん、ただちに外に出てください
Telah terjadi kondisi darurat. Semuanya pergilah ke luar!
·         ご飯は残さないで、ちゃんと最後まで食べなさい
Jangan menyisakan nasi, makanlah sampai benar-benar habis.
·         早く仕事戻
Cepatlah kembali bekerja.
·         さっさと食べって仕事し
Cepatlah makan kemudian bekerja!
c.       Kinshi-kyoka (禁止・許可), yaitu modalitas yang digunakan untuk menyatakan larangan atau izin untuk melakukan suatu perbuatan. Untuk menyatakan larangan, dapat menggunakan verba bentuk -te diikuti wa ikenai atau dame da, verba bentuk kamus (ru) ditambah dengan na, serta verba bentuk nai + koto dalam bahasa lisan. Contoh:
·         ここでタバコを吸ってはいけません
Dilarang merokok di sini.
·         そこへ行っちゃいけません
Kamu tidak boleh ke sana.
·         そのバカな事はするな
Jangan melakukan hal bodoh seperti itu.

Untuk menyatakan izin dapat menggunakan verba bentuk te + mo ii/kamawanai.
Contoh:
·         疲れたら、休んでもいいよ。
Jika kamu lelah, silakan beristirahat.
·         調子が悪いなら、帰っても構いませんよ。
Jika merasa kurang sehat, tidak apa-apa jika pulang.

d.      Irai (依頼), yaitu modalitas yang digunakan untuk menyatakan permohonan pada orang lain agar melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Untuk menyatakannya dapat menggunakan verba bentuk te, te kudasai, kure, choudai, kureku ka, kurenai ka, moraeru ka, moraenai ka, hoshii, moraitai, kureru to ii naa, dan sebagainya. Contoh:
·         主人はじき帰ると思いますから、もう少し待っていただけませんか
Sebentar lagi suami saya akan pulang. Mohon tunggu sebentar.
·         では、のちほどお伺いいたしますので、よろしくお願いいたします
Saya mohon izinnya karena saya akan berkunjung nanti.
·         柴田さんに販売部の事務をお願いしたいんですがよろしいですか
Bisakah saya minta tolong mengenai pekerjaan yang berkaitan dengan penjualan, Shibata?
·         これからもよろしく頼むね。
Saya mohon bantuannya juga mulai dari sekarang.
·         一回中島さんに確認取ってもらえる
Bisakah kamu mengkonfirmasikannya pada Nakajima?
·         柴田さんと門真さんにお話したいことがあるんで今日の夜空けてくれませんか
Ada hal yang ingin saya sampaikan pada Shibata dan Kadoma. Apakah kalian dapat meluangkan waktu malam ini?
·         ごめんこれ最上に届けてくれる
Maaf, bisakah kamu mengirimkannya ke Mogami?
e.       Toui (当為), yaitu modalitas yang digunakan untuk menyatakan keharusan atau saran pada seseorang. Untuk menyatakan keharusan dapat menggunakan verba bentuk kamus ditambah beki, nakereba naranai, nai to ikenai, dan sebagainya. Contoh:
·         健康を維持するためには、更に十キログラムぐらい減量しなければならない
Untuk memelihara kesehatan, maka harus mengurangi berat badan kira-kira 10 kg lagi.
·         もっと勉強しなければならない
Harus belajar lebih banyak lagi.

Untuk menyatakan saran dapat menggunakan verba bentuk ta + houga ii dan sebagainya. Contoh:
·         急病人が出た場合はただちに救急車を呼んだほうがいい
Kalau ada orang yang sakit, sebaiknya langsung panggil ambulan.

f.       Ishi-moushide-kanyuu (意志・申し出・勧誘), yaitu modalitas yang digunakan untuk menyatakan maksud melakukan sesuatu, menawarkan sesuatu, dan mengajak melakukan sesuatu pada lawan bicara. Untuk menyatakan maksud dapat menggunakan verba bentuk kamus + tsumori da, bentuk ou/you (atau ditambah to omou), dan sebagainya. Contoh:
·         その金額に相当するだけのものを差し上げるつもりです
Saya bermaksud memberikan sesuatu yang sesuai dengan jumlah uang itu.
·         この次の試合には、力いっぱい戦うつもりだ
Saya bermaksud bertarung dengan sekuat tenaga pada pertandingan berikutnya.
·         デパートへ行こうと思っています
Saya bermaksud untuk pergi ke department store.

Untuk menyatakan tawaran dapat menggunakan verba bentuk ou/you (mashou) dan sejenisnya. Contoh:
·         お茶でも飲みましょうか
Bagaimana jika kita minum teh?
·         家でごろごろしてばかりいると、体に良くないから、散歩でもしたらいかがですか
Kalau hanya menghabiskan waktu di rumah tanpa melakukan apa pun tidak akan baik bagi tubuh. Bagaimana kalau berjalan-jalan?

Untuk menyatakan ajakan dapat menggunakan verba bentuk ou/you dan sebagainya. Contoh:
·         そのうち雨もやむでしょうから、ここで少し休んでいましょう
Beberapa saat lagi sepertinya hujan akan reda. Mari kita beristirahat sebentar di sini.
·         いったん安全な場所に車を止めてから、地図を調べよう
Setelah memarkir mobil di tempat yang aman, mari kita periksa petanya.
·         柴田さん、今日ランチご一緒にしません?
Shibata, mau makan siang bersama hari ini?
·         今日の夜はみんなで焼き肉食いに行くか
Bagaimana jika kita makan yakiniku bersama-sama malam ini?

g.      Ganbou (願望), yaitu modalitas yang digunakan untuk menyatakan keinginan, baik berupa perbuatan yang ingin dilakukan sendiri maupun menginginkan orang lain melakukan suatu perbuatan. Untuk menyatakan hal ini dapat digunakan verba bentuk tai, te hoshii, dan sebagainya. Contoh:
·         この国へまた、ぜひ来たい
Saya benar-benar ingin datang lagi ke negara ini.
·         誕生日プレゼントにコンピュータを買ってほしいのです。
Saya ingin kamu membelikanku kompoter sebagai hadiah ulang tahun.
h.      Gaigen (概言), yaitu modalitas yang digunakan untuk menyatakan dugaan atau suatu kemungkinan terhadap suatu hal karena pembicara merasa tidak yakin, atau menyampaikan suatu berita yang pernah didengar.
Untuk menyatakan dugaan dapat menggunakan darou, mai, rashii, mitai da, hazu da, ni chigai nai, souda, dan sebagainya. Contoh:
·         あの区役所の不正行為は今にみんなにわかるだろう
Perilaku menyimpang dari kantor pemerintah daerah itu dalam watu dekat akan diketahui oleh semua orang.
·         山本さんはあの事件があってから、人間的にぐっと成長したようだ
Setelah kasus itu, rasa kemanusiaan Yamamoto sepertinya jauh lebih berkembang.
·         台風十九号のせいで、北九州地方は大分被害が出たらしい
Akibat topan 19, daerah Kyushu bagian utara tampaknya menderita kerusakan yang besar.
·         彼は自分が悪いことをじゅうぶんに知っているはずだ
Dia seharusnya mengetahui dengan baik kesalahannya.
·         この事件には、国会議員が少なからず関係しているに違いない
Pada kasus ini, anggota DPR pasti banyak yang terkait.

Untuk menyampaikan berita dapat menggunakan sou da, to no koto da, to iu, dan sebagainya. Contoh:
·         南の国にはおいしい果物が年中あるそうだ
Di negara-negara selatan, katanya selalu ada buah-buahan enak sepanjang tahun.
·         川端康成もしばしばこの本屋に立ち寄ったそうだ
Katanya Kawabata Yasunari pun sering mampir ke toko buku ini,
·         ここも寒いけど、札幌も相当寒いということです
Di sini dingin, namun di Sapporo pun kabarnya sangat dingin.

i.        Setsumei (説明), yaitu modalitas yang digunakan untuk menyatakan suatu alasan ketika menjelaskan suatu hal. Untuk modalitas ini biasa digunakan noda atau wake da, dapat pula disertai dengan kata sambung suru to, tsumari, kekkyouku, dan sebagainya. Contoh:
·         太郎はその時、入院しています。つまり、彼は試験を受けなかったわけです。
Taro saat itu sedang diwawat di rumah sakit. Dengan kata lain, ia tidak ikut ujian.
·         あなたがしないなら私もするわけには行きません。
Jika kamu tidak melakukannya, tidak ada alasan bagiku untuk melakukannya.

j.        Hikyou (比況), yaitu modalitas yang digunakan untuk menyatakan perumpamaan antara dua hal atau lebih yang memiliki kesamaan dalam suatu karakternya. Dalam bahasa Jepang, hal ini biasanya ditandai dengan pemakaian youda atau mitaida yang disertai dengan adverbial marude, atakamo, dan sejenisnya. Contoh:
·         彼らはまるで犬と猫みたいだ。
Mereka layaknya anjing dan kucing yang senantiasa bertengkar.
·         彼らはあたかも蟻のように働いている。
Mereka bekerja sama layaknya semut.

6. Diatesis (Voice/)
Diatesis merupakan kategori gramatikal yang menunjukkan hubungan antara partisipan atau subjek dengan perbuatan yang dinyatakan oleh verba dalam klausa (Kridalaksana dalam Sutedi, 2010:78). Diatesis terdiri dari beberapa jenis, yaitu sebagai berikut.
a.       Diatesis Aktif dan Pasif (能動態・受動態)
Diatesis aktif merupakan bentuk gramatikal dari sebuah verba dan atau klausa yang subjek gramatikalnya merupakan pelaku sedangkan diatesis pasif merupakan diatesis yang menunjukkan bahwa subjek adalah tujuan dari perbuatan. Kalimat pasif dalam bahasa Jepang umumnya mengungkapkan makna adanya gangguan (meiwaku). Dalam bahasa Jepang, kalimat pasif dibedakan menjadi dua, yaitu kalimat pasif langsung (直接受け身, objek penderita adalah makhluk bernyawa, seperti manusia atau hewan) dan kalimat pasif tidak langsung (間接受け身, objek penderita adalah bagian tubuh atau benda milik seseorang).
Contoh kalimat pasif langsung:
Aktif     : 成績が悪かったので、母は私をさんざん叱った
Pasif      : 成績が悪かったので、私は母にさんざん叱られた
Saya benar-benar dimarahi oleh ibu karena nilai saya buruk.
Aktif      : オートバイを運転するときは、ヘルメットをかぶるように、おまわりさんは私をさんざん注意した
Pasif       : オートバイを運転するときは、ヘルメットをかぶるように、私はおまわりさんにさんざん注意された
Ketika mengendarai sepeda motor, saya diperingati habis-habisan oleh polisi lalu lintas untuk memakakai helm.
Contoh kalimat pasif tidak langsung:
Aktif     : 山田さんは私の足をふみました
Pasif      : 私は山田さんに足をふまれました
Kaki saya diinjak oleh Yamada.

b.      Kausatif (使役)
Bentuk verba yang digunakan untuk menyatakan arti menyuruh atau menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan disebut dengan istilah kausatif (Sutedi, 2010:83).
Contoh:
部長は鈴木さんを大阪へ出張させます。
Pimpinan menyuruh Suzuki bertugas ke Osaka.
私は子供に牛乳を飲ませます。
Saya menyuruh anak minum susu.

c.       Transitif dan Intransitif (他動詞・自動詞)
Pada dasarnya, penggolongan ini adalah penggolongan menurut valensi, bervalensi satu (verba intransitif) atau bervalensi lebih dari satu (verba transitif) (Verhaar, 1999:183). Transitif mengandung arti kata kerja yang memerlukan objek sedangkan intransitif berarti kata kerja yang tidak memerlukan objek. Dalam bahasa Jepang, kalimat transitif menunjukkan bahwa ada tujuan dan pelaku yang melakukan suatu kegiatan sedangkan pada kalimat intransitif tidak. Contoh:
Intransitif          : 部屋のドアが開いた。
Pintu kamar terbuka.
Transitif            : 太郎が部屋のドアを開けた。
Taro membuka pintu kamar.
7. Persesuaian dan Penguasaan (Concord and Government, 一致と支配)
Terdapat beberapa istilah untuk menyebut concord, di antaranya adalah agreement, congruence, dan correspondence. Semua istilah tersebut mengacu pada pengertian yang sama, yaitu persesuaian antara satu kata dengan kata lain untuk menunjukkan tautan gramatik dalam kalimat. Government, reaction, atau syntactic regimen adalah alat sintaksis, dengan alat ini bentuk infleksi kata tertentu ditentukan (dikuasai) oleh kata lain dalam suatu konstruksi. Dengan demikian, kata yang dikuasai haruslah mempunyai kasus, modus, atau gramatik tertentu (Alwasilah, 1993:151-153). Dalam bahasa Jepang, terdapat kata yang mengharuskan adanya kesesuaian dengan kata atau partikel yang mengikutinya. Misalnya verba yang mengharuskan adanya kesesuaian dengan partikelnya, seperti berikut (Sunarni dan Johana, 2016:156-157).
a.       Verba yang menghendaki munculnya partikel to
·         来月山田さんは鈴木さんと結婚する
Bulan depan Yamada akan menikah dengan Suzuki.
·         その問題は先輩と話し合った
Saya telah mendiskusikan masalah itu dengan senior.
·         彼女は田中さんと付き合ってる
Ia sedang berkencan dengan Tanaka.
·         彼は先週妻と離婚した
Minggu lalu ia dan istrinya telah berpisah.
·         昨日彼氏と別れた
Saya telah berpisah dengan pacar kemarin.
·         弟は兄と喧嘩した
Adik saya bertengkar dengan kakak.

b.      Verba yang menghendaki munculnya partikel to atau ni
·         この週末に昔の友達と会う
Akhir minggu ini saya akan bertemu dengan teman lama.
·         将来の計画のことで夫と相談します
Saya akan mendiskusikan mengenai rencana masa depan dengan suami.

c.       Verba yang menghendaki munculnya partikel ga
·         夕食ができたよ。
Makan malam sudah siap.
·         あなたの気持ちよく分かってます
Saya sangat mengerti perasaanmu.
·         兄はスペイン語ができます
Kakak bisa bahasa Spanyol.
d. Verba yang menghendaki munculnya partikel he
·         「今日は自由行動の日ですから、それぞれ好きなところへいらしてください」とツアー・ガイドが言った。
“Karena hari ini adalah hari bebas, maka silakan masing-masing pergi ke tempat yang disukai,” kata pemandu wisata.
·         美術館せっかく行ったのに、休館だった。
Padahal saya sudah sengaja pergi ke gedung kesenian, tapi ternyata libur.
·         彼は20年間勤めた会社を辞めて、故郷へ帰った
Ia berhenti dari perusahaan tempatnya bekerja selama 20 tahun dan pulang ke kampung halamannya.
·         明日彼は家へ来るつもりだ。
Besok rencananya ia akan datang ke rumah.



Daftar Pustaka

Alwasilah, A. Chaedar. 1993. Linguistik: Suatu Pengantar. Bandung: Penerbit Angkasa Bandung
Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta
Parera, Jos Daniel. 1994. Morfologi Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Santoso, Teguh. 2015. Dasar-Dasar Morfologi Bahasa Jepang. Yogyakarta: Irsyadul Fikr
Sunarni, Nani dan Jonjon Johana. 2016. Morfologi Bahasa Jepang. Bandung: Unpad Press
Sutedi, Dedi. 2010. Dasar-Dasar Linguistik Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora
Verhaar, J. W. M. 1999. Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Sumber Contoh Kalimat:
Hirose, Masayoshi dan Kakuko Shoji. 1994. Effective Japanese Usage Guide. Tokyo: Kodansha
Mulya, Komara. 2013. Fukushi Bahasa Jepang. Yogyakarta: Graha Ilmu
Nakahara, Aya. 2013. Dame na Watashi ni Koishite Kudasai Volume 1. Tokyo: Shueisha
________. 2013. Dame na Watashi ni Koishite Kudasai Volume 2. Tokyo: Shueisha
________. 2014. Dame na Watashi ni Koishite Kudasai Volume 5. Tokyo: Shueisha
________. 2015. Dame na Watashi ni Koishite Kudasai Volume 6. Tokyo: Shueisha
________. 2015. Dame na Watashi ni Koishite Kudasai Volume 7. Tokyo: Shueisha
________. 2016. Dame na Watashi ni Koishite Kudasai Volume 9. Tokyo: Shueisha
Shiina, Chika. 2014. 37,5 no Namida Volume 1. Tokyo: Shogakukan
________. 2016. 37,5 no Namida Volume 6. Tokyo: Shogakukan
Tanimori, Masahiro. 1994. Handbook of Japanese Grammar. Tokyo: Charles E. Tuttle Company

Post a Comment

0 Comments