Glosarium
Diatesis = kategori
gramatikal yang menunjukkan hubungan antara partisipan atau subjek dengan
perbuatan yang dinyatakan oleh verba dalam klausa
Kala = kategori
gramatikal yang menyatakan waktu terjadinya suatu peristiwa atau berlangsungnya
suatu aktivitas dengan bertitik tolak dari waktu saat kalimat tersebut
diucapkan.
Kasus =
kategori gramatikal dari nomina, frasa nominal, pronominal yang memperlihatkan
hubungannya dengan kata lain dalam konstruksi sintaksis
Kategori gramatikal = penggolongan
satuan bahasa berdasarkan bentuk, fungsi, dan maknanya
Modalitas =
kategori gramatikal yang digunakan pembicara dalam menyatakan suatu sikap
terhadap sesuatu kepada lawan bicaranya, seperti dengan menginformasikan,
menyuruh, melarang, meminta, dan sebagainya dalam kegiatan berkomunikasi
Penguasaan = alat
sintaksis, dengan alat ini bentuk infleksi kata tertentu ditentukan (dikuasai)
oleh kata lain dalam suatu konstruksi
Persesuaian = persesuaian
antara satu kata dengan kata lain untuk menunjukkan tautan gramatik dalam
kalimat
Takrif = salah
satu kategori gramatika berdasarkan konsep yang berlawanan dari referensinya
Kategori Gramatikal
Kategori berarti kelompok atau
golongan. Kategori gramatikal berarti pengelompokan atau penggolongan sesuai
kaidah-kaidah gramatika atau tata bahasa (Parera, 1994:96). Secara lebih
lanjut, Sutedi (2010:76) mengemukakan bahwa kategori gramatikal (文法カテゴリー)merupakan
penggolongan satuan bahasa berdasarkan bentuk, fungsi, dan maknanya. Berikut
akan dijelaskan mengenai kategori gramatikal nomina dan kategori gramatikal
verba.
A.
Kategori Gramatikal Nomina
Kategori gramatikal yang berkorelasi
dengan nomina terdiri dari takrif dan taktakrif, jumlah, jenis, dan kasus
(Sunarni dan Johana, 2016:99).
1. Takrif (Definiteness, 定)
dan Taktakrif (Indefiniteness, 不定)
Menurut
Kridalaksana (dalam Santoso, 2015:101) takrif atau ketakrifan adalah hal yang
bersangkutan dengan nomina atau frasa nominal yang referen atau acuannya telah
ditentukan atau dianggap sama-sama diketahui oleh pembicara dan pendengar dalam
situasi komunikasi. Dalam bahasa Jepang, Tanaka (dalam Santoso, 2015:102)
mendefinisikan takrif sebagai salah satu kategori gramatika berdasarkan konsep
yang berlawanan dari referensinya. Menurut Kunihiro (dalam Santoso, 2015:103)
ketakrifan dalam bahasa Jepang terbentuk dengan pemakaian ko, so, a (kono, sono, ano)
untuk mengacu pada sesuatu dan juga dapat terbentuk dari kasus kepemilikan
pronominal. Contoh:
(1a)
青い帽子をかぶっている人。
Orang
yang sedang memakai topi biru.
(1b)
その青い帽子をかぶっている人。
Orang
yang sedang memakai topi biru itu.
(1c)
小説を読んでいる人。
Orang
yang sedang membaca novel.
(1d)
あの小説を読んでいる人。
Orang
yang sedang membaca novel itu.
Pada
contoh (1b) dan (1d), kata penunjuk その dan あの
menakrifkan青い帽子をかぶっている人 dan小説を読んでいる人
yang tidak menunjuk pada seseorang yang bersifat spesifik. Dengan demikian,
contoh (1b) dan (1d) adalah takrif sedangkan contoh (1a) dan (1c) adalah
taktakrif.
2. Jumlah (Number,
数)
Jumlah adalah jenis kategori
gramatikal yang membedakan tunggal, dua, dan jamak (Alwasilah, 1993:144). Hal
ini sejalan dengan yang diungkapkan Verhaar (1999:137) bahwa konsep jumlah
meliputi tunggal dan jamak dalam banyak bahasa dan di antaranya terdapat
pembentukan jamak dengan pengafiksasian. Ada pula bahasa yang mempunyai jumlah “dual”
(untuk jumlah dua), “trial” (untuk jumlah tiga), serta “paukal” (untuk jumlah
tak terinci yang rendah). Dalam bahasa Jepang, terdapat banyak cara untuk
menyatakan jumlah, hal ini dapat ditunjukkan pada contoh berikut.
(2a)
あの二人は隅の方で時々こそこそないしょ話をしている。
Kedua
orang itu kadang-kadang membicarakan rahasia secara sembunyi-sembunyi di
pojokan.
(2b)
俺らにできることがあればやりますんで、何でも言いつけてください。
Jika
ada sesuatu yang dapat kami lakukan, katakanlah.
(2c)
お前らも一旦休憩しろ。
Kalian
juga beristirahatlah sebentar.
(2d)
若い人たちは何でもぱくぱく食べる。
Anak-anak
muda memakan apa pun dengan lahap.
(2e) そこにあったケーキは全部食べてしまった。
Kue
yang ada di sana semuanya sudah saya makan.
(2f) 取材旅行の準備はすべて完了した。
Persiapan
perjalanan mencari berita seluruhnya telah selesai.
(2g)
今日はデパートでたくさん買い物をした。
Hari
ini saya belanja banyak di department store.
(2h)
その村にいた人はみんな殺された。
Semua
orang yang ada di desa itu telah dibunuh.
(2i)
皆さん、一緒に大きな声でもう一度始めから読んでみましょう。
Saudara-saudara,
mari kita mencoba membaca sekali lagi dari awal dengan suara yang keras
bersama-sama.
Pada contoh (2a), jumlah
ditunjukkan dengan numeralia. Pada contoh (2b) dan (2c), jumlah ditunjukkan
dengan sufiks –ra sedangkan contoh
(2d) ditunjukkan dengan sufiks –tachi.
Pada contoh (2e), jumlah ditunjukkan dengan prefiks zen. Pada contoh (2f) dan (2g), jumlah ditunjukkan dengan adverbia.
Pada contoh (2h), jumlah ditunjukkan dengan dengan nomina. Pada contoh (2i),
jumlah ditunjukkan dengan dengan kata sapaan minasan.
3. Jenis (Gender,
性)
Jenis berfungsi dalam banyak bahasa
sebagai “maskulin” dan “feminin”. Pembedaan jenis untuk nomina bersifat
derivasional, tidak paradigmatis, dan tidak berupa deklinasi karena membedakan
unsur-unsur leksikal yang berbeda (Verhaar, 1999:139). Dalam bahasa Jepang,
kategori gramatikal yang terkait jenis dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
jenis yang terkait secara alamiah (shizensei)
dan jenis yang terkait secara gramatikal (bunpousei).
Jenis yang pertama berkategori nomina secara leksikal dan jenis yang kedua
ditemukan pada verba yang berkorelasi dengan nominanya (Santoso, 2015:108-109).
Contoh:
(3a) 弟は湖の周りを走っている。
Adik laki-laki saya sedang berlari
di sekitar danau.
(3b) 彼女は公園を散歩した。
Dia (perempuan) telah
berjalan-jalan di taman.
(3c) この動物園には珍しい動物がいます。
Ada binatang langka di kebun
binatang ini.
(3d) 冷蔵庫の中に食べ物がたくさんあります。
Di dalam kulkas ada banyak makanan.
(3e) 私も行くわ。
Saya juga akan pergi.
(3f) やってもらえるかしら。
Apakah kamu mau melakukannya
untukku?
(3g) やるぜ。
Kerjakan.
(3h) いい眺めだな。
Pemandangan yang indah.
Pada contoh (3a) dan (3b), jenis
ditunjukkan secara alamiah, yaitu 弟 menunjukkan laki-laki
dan彼女menunjukkan
perempuan. Pada contoh (3c) dan (3d), jenis ditunjukkan secara gramatikal,
ditemukan dalam verba yang menunjukkan keberadaan dari nominanya, yaituいます
yang digunakan untuk menunjukkan keberadaan benda hidup (binatang) danあります
yang digunakan untuk menunjukkan benda tidak bernyawa (makanan). Pada contoh
(3e) hingga (3h), jenis ditunjukkan dengan partikel akhir yang biasa digunakan
pada tuturan oleh laki-laki maupun perempuan, yaitu contoh (3e) dan (3f) yang
merupakan tuturan perempuan serta contoh (3g) dan (3h) yang merupakan tuturan
laki-laki.
4. Kasus (格)
Kasus merupakan kategori gramatikal
dari nomina, frasa nominal, pronominal yang memperlihatkan hubungannya dengan
kata lain dalam konstruksi sintaksis. Yang dimaksud dengan kata lain adalah
verba yang berfungsi sebagai predikat dalam sebuah kalimat yang memiliki
valensi atau hubungan yang bersumber dari verba dan dapat dilihat dalam wujud peran.
Adanya valensi antara nomina dan verba tersebut bervalensi pula pada
partikelnya. Partikel ini disebut partikel kasus (Santoso, 2015:110). Berikut
adalah macam-macam kasus dalam bahasa Jepang.
a. Kasus
Lokasional
Kasus
lokasional adalah kasus yang menandai makna lokasi atau tempat pada nomina
(Santoso, 2015:111). Kasus lokasional dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu
sebagai berikut.
Kasus lokasional tipe pertama bervalensi
dengan partikel を yang menunjukkan tempat yang dilalui.
Contoh:
·
彼女と一緒に公園を散歩する。
Saya berjalan-jalan di taman dengannya.
·
鳥は空を飛んでいます。
Burung terbang di langit.
·
一緒にこの道を歩きませんか。
Maukah kamu berjalan bersama?
·
私はその橋を渡る。
Saya akan menyeberangi jembatan itu.
·
その家の前を通るとき、彼のことを思い出す。
Saat lewat di depan rumah itu, saya
teringat dengannya.
·
弟は湖の周りを走っている。
Adik laki-laki saya sedang berlari di
sekitar danau.
·
息子は楽しそうにプールを泳いでいる。
Anak laki-laki saya sedang berenang
dengan senangnya di kolam.
·
あの車は学校の前を通過したところです。
Mobil itu baru saja lewat di depan
sekolah.
·
あの電車は橋のそばを通り過ぎる。
Kereta itu akan melintas di samping
jembatan.
Tipe
II
Kasus
lokasional tipe kedua bervalensi dengan partikel を
dan menunjukkan kegiatan yang menjauh dari nomina berupa tempat atau kendaraan.
Contoh:
·
彼は20年間勤めた会社を辞めて、故郷に帰った。
Ia berhenti dari perusahaan tempatnya
bekerja selama 20 tahun dan pulang ke kampung halamannya.
·
大学を卒業してから日本会社で働きたいと思っています。
Setelah lulus dari universitas, saya
ingin bekerja di perusahaan Jepang.
·
気分が悪くなったので、途中で電車を降りた。
Di tengah perjalanan saya turun dari bus
karena tidak enak badan.
·
私は毎朝7時に家を出ます。
Setiap hari saya meninggalkan rumah
pukul 7 pagi.
·
彼は試合で前の車を次々に追い越した。
Dalam pertandingan, ia telah mendahului
mobil demi mobil di depannya.
Tipe III
Kasus lokasional tipe ketiga bervalensi
dengan partikel に yang menunjukkan tempat keberadaan dari
nomina. Contoh:
·
駅と学校の間に郵便局があります。
Kantor pos ada di antara stasiun dan
sekolah.
·
信号の向こうにガソリンスタンドがあります。
Pompa bensin ada di seberang lampu lalu
lintas.
·
冷蔵庫にはもう何も食べるものがありません。
Sudah tidak ada lagi yang bisa dimakan
di kulkas.
·
この動物園には珍しい動物がいます。
Ada binatang langka di kebun binatang
ini.
·
教室には先生がいらっしゃいません。
Guru tidak ada di dalam kelas.
·
部屋に春子ちゃんがいない。
Haruko tidak ada di dalam kamar.
Kasus lokasional tipe keempat bervalensi
dengan partikel で yang menunjukkan tempat dilakukannya
suatu kegiatan yang bersifat dinamis. Contoh:
·
私は毎日学校で英語を勉強しています。
Saya setiap hari belajar bahasa Inggris
di sekolah.
·
彼は部屋でテレビを見ています。
Ia sedang menonton TV di kamar.
·
彼女は今あそこで新聞を読んでいます。
Ia sedang membaca koran di sana.
·
夫は毎日遅くまで会社で仕事をしている。
Suami saya setiap hari bekerja hingga
larut di kantor.
·
鈴木さんは高校で日本史を教えている。
Suzuki mengajar sejarah Jepang di
sekolah menengah atas.
b. Kasus
yang Berkorelasi dengan Waktu yang Dilalui
Contoh:
·
久し振りに学生時代の友達と会って、楽しいひと時を過ごした。
Saya bertemu dengan teman semasa sekolah dan menghabiskan
waktu yang menyenangkan bersama-sama.
·
あなたはその倦怠の人生を生きるのか。
Apakah kamu akan
menjalani kehidupan yang membosankan itu?
c. Kasus
yang Berkorelasi dengan Arah
Kasus
yang berkorelasi dengan arah dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu sebagai
berikut.
1. Kasus
yang berkorelasi dengan arah
Contoh:
·
彼女は、ふいに立ち止まると、こちらを振り返った。
Ia tiba-tiba berhenti dan menoleh ke
sini.
·
ちょっとあちらを見てください。
Tolong lihat ke sana sebentar.
·
あちらにある美しい田圃の方を眺めるとき、田舎を思い出す。
Saat melihat ke arah persawahan indah di
sana, saya teringat akan kampung halaman.
·
そちらにある画廊の方をのぞいたら、何を考えるのだろう。
Entah apa yang akan kamu pikirkan saat
melihat ke arah lukisan itu.
2. Kasus
yang berkorelasi dengan arah pergerakan
Contoh:
·
彼は20年間勤めた会社を辞めて、故郷に帰った。
Ia berhenti dari perusahaan tempatnya
bekerja selama 20 tahun dan pulang ke kampung halamannya.
·
たまには私もコンサートに行きたい。
Suatu waktu saya juga ingin pergi ke
konser.
·
田中さんはもううちに来た。
Tanaka telah datang ke rumah.
d. Kasus
yang Menyatakan Ketibaan (Alatif)
Dalam bahasa Jepang, terdapat dua kasus
yang menyatakan ketibaan, yaitu sebagai berikut.
1.
Kasus
yang ditandai oleh nomina berupa tempat yang bervalensi dengan verba gerak alih,
nomina dan verba ini bervalensi dengan partikel kasus に.
Contoh:
·
彼は20年間勤めた会社を辞めて、故郷に帰った。
Ia berhenti dari perusahaan tempatnya
bekerja selama 20 tahun dan pulang ke kampung halamannya.
·
たまには私もコンサートに行きたい。
Suatu waktu saya juga ingin pergi ke
konser.
·
田中さんはもううちに来た。
Tanaka telah datang ke rumah.
Contoh:
·
この列車は10時15分に東京駅へ着く。
Kereta ini akan sampai di Stasiun Tokyo
pada pukul 10.15.
·
明日、荷物が家へ届くかもしれない。
Mungkin besok barangnya akan sampai di
rumah.
e. Kasus
Datif
Contoh:
·
彼女にネックレスを買ってあげました。
Saya membelikannya kalung.
·
彼女は私の誕生日に素敵なプレゼントをくれました。
Ia memberikan saya hadiah yang bagus
saat saya berulang tahun.
·
先生に作文を見ていただきました。
Karangan saya diperiksa oleh guru.
·
木村さんは山田さんに花をもらいました。
Kimura menerima bunga dari Yamada.
·
部長にプレゼントをさしあげました。
Saya memberikan hadiah pada atasan.
·
前田さんは息子さんに小遣いを与えました。
Maeda memberikan uang saku pada anaknya.
f. Kasus
Translatif
Kasus
translatif adalah kasus yang menandai makna perubahan keadaan pada nomina atau
pronomina. Dalam bahasa Jepang, kasus ini dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai
berikut (Sunarni dan Johana, 2016:116-117).
1.
Kasus
translatif yang menandai kondisi hasil perubahan pada nomina (変化結果),
ditandai oleh nomina yang memiliki salah satu medan makna ‘berubah’.
Contoh:
·
薬を飲めば、元気になるよ。
Jika minum obat, kamu akan menjadi
sehat.
·
行先は奈良に変更しましょう。
Mari mengubah tujuan menjadi ke Nara.
·
新しい服に変わる。
Mengganti dengan baju yang baru.
·
酸素は二酸化炭素に変化した。
Oksigen berubah menjadi karbon dioksida.
·
このお金をドルに換えてください。
Tolong tukar uang ini dengan dolar.
2.
Kasus translatif yang ditandai dengan valensi nomina terhadap verba yang menyatakan perubahan nomina, bervalensi dengan partikel kasus から yang menunjukkan kondisi perubahan dari sebelumnya menjadi kondisi hasil (sesudahnya).
Kasus translatif yang ditandai dengan valensi nomina terhadap verba yang menyatakan perubahan nomina, bervalensi dengan partikel kasus から yang menunjukkan kondisi perubahan dari sebelumnya menjadi kondisi hasil (sesudahnya).
Contoh:
·
液体から固体に変化した。
Berubah dari bentuk
cair menjadi padat.
·
旅行先は東京から京都に変更された。
Tujuan wisata telah
diubah dari Tokyo menjadi Kyoto.
·
最近たくさん食べましたから、体重は50kgから55kgになってしまいました。
Karena akhir-akhir ini
saya banyak makan, berat badan berubah dari 50 kg menjadi 55 kg.
·
氷から水に変わる。
Berubah dari es menjadi
air.
g. Kasus
yang Menyatakan Sumber
Contoh:
·
木村さんは山田さんに花をもらいました。
Kimura menerima bunga dari Yamada.
·
私は最近友達にスペイン語を習い始めました。
Saya akhir-akhir ini mulai berlajar bahasa
Spanyol dari teman.
·
私は高校生の時、吉田先生に数学を教わった。
Sewaktu SMA, saya belajar matematika
dari Ibu Yoshida.
·
鈴木さんに日本を借りました。
Saya meminjam buku dari Suzuki.
·
山田さんにあなたが明日転勤するというニュースを聞きましたが、それは本当ですか。
Saya mendengar kabar dari Yamada bahwa
besok kamu akan pindah kerja. Apa itu benar?
h. Kasus
yang Berkorelasi dengan Waktu
Kasus yang berkolerasi dengan waktu ditandai dengan nomina yang diduduki oleh waktu. Nomina ini bervalensi dengan verba yang menyatakan suatu peristiwa yang terjadi dalam suatu waktu. Nomina dan verba tersebut bervalensi pula dengan partikel kasus に (Sunarni dan Johana, 2016:118).
Contoh:
·
明日友だちと午後7時に映画を見ます。
Besok saya akan menonton film bersama
teman jam 7 malam.
·
来週の日曜日に一緒焼肉を食べましょう。
Ayo kita makan yakiniku bersama hari
Minggu depan.
·
10時に駅の前で待ってください。
Tunggu aku di depan stasiun jam 10.
i.
Kasus Perbandingan
Kasus
perbandingan ini dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1.
Kasus yang ditandai dengan nomina yang bermakna jumlah, nomina ini bervalensi dengan verba dinamis serta partikel に (Sunarni dan Johana, 2016:119).
Kasus yang ditandai dengan nomina yang bermakna jumlah, nomina ini bervalensi dengan verba dinamis serta partikel に (Sunarni dan Johana, 2016:119).
Contoh:
·
一週間に一回彼女と外食します。
Seminggu sekali saya makan di luar
bersamanya.
·
一か月に二回友達とカラオケへ行きます。
Saya pergi ke karaoke sebulan sekali
bersama teman-teman.
·
一日に三回食べます。
Saya makan tiga kali sehari.
·
一年に二回田舎へ帰ります。
Saya pulang ke kampung halaman dua kali
dalam setahun.
2.
Kasus yang menyatakan perbandingan pada nomina, bervalensi dengan partikel kasus より (Sunarni dan Johana, 2016:129).
Kasus yang menyatakan perbandingan pada nomina, bervalensi dengan partikel kasus より (Sunarni dan Johana, 2016:129).
Contoh:
·
数学では彼は他のクラスメートより優秀です。
Dalam hal matematika, ia lebih pandai
dibandingkan dengan teman-teman sekelasnya.
·
日本語は英語よりずいぶん難しいですね。
Bahasa Jepang lebih sulit daripada
bahasa Inggris, ya.
·
あの特急はこの電車より早いです。
Kereta ekspres itu lebih cepat daripada
kereta ini.
·
今日はいつもより遅いですね。
Hari ini kamu lebih telat daripada biasanya.
j.
Kasus Bahan
Kasus bahan memperlihatkan hubungan antara nomina yang bermakna bahan, bervalensi dengan verba yang menyatakan proses. Nomina dan verba ini bervalensi dengan partikel kasus で (menunjukkan bahan yang digunakan tidak berubah) atau から (menunjukkan bahan yang digunakan mengalami perubahan sehingga tidak terlihat bahan dasarnya) (Sunarni dan Johana, 2016:120).
Contoh:
·
米から酒を作った。
Saya membuat sake dari beras.
·
大豆からみそをできました。
Saya telah membuat miso dari kedelai.
·
彼は木で和タイルの家を建てる。
Ia membangun rumah bergaya Jepang dari kayu.
k. Kasus
Instrumental
Contoh:
·
このカードでこの銀行からのお金を引き出すことができます。
Kamu dapat menarik uang dari bank ini
dengan menggunakan kartu ini.
·
ボールペンで名前を書いてください。
Tulis nama kalian dengan bolpoin.
·
彼女はフォークとナイフでご飯を食べる。
Ia makan dengan garpu dan pisau.
·
母はナイフで魚の頭を切っています。
Ibu sedang memotong kepala ikan dengan pisau.
l.
Kasus Sebab
Contoh:
·
風で木が倒れた。
Pohon tumbang karena angina.
·
ゆうべの火事で家が五軒焼けたらしい。
Karena kebakaran tadi malam, tampaknya 5
rumah hangus terbakar.
·
地震で家が崩れた。
Rumah ambruk karena gempa.
·
大雪で交通事故が相次いだ。
Kecelakaan lalu lintas terus berlanjut
karena tumpukan salju.
·
重い病気で友達が亡くなった。
Teman meninggal karena sakit parah.
m. Kasus
Limit
Kasus limit adalah kasus yang menandai limit yang dinyatakan oleh nomina. Nomina dalam kasus ini ditandai oleh nomina yang berupa masa. Nomina ini bervalensi dengan verba yang memiliki makna semantis ketuntasan dan bervalensi dengan partikel kasus で (Sunarni dan Johana, 2016:123).
Contoh:
·
3分でおいしいケーキを食べてしまった。
Saya
telah menghabiskan kue yang lezat itu dalam 3 menit.
·
彼女はたった一日でスーツを縫い上げた。
Ia
telah selesai menjahit setelan itu hanya dalam satu hari.
·
私は1000ページもある本を、あまり面白かったので一晩で読みきった。
Karena
sangat menarik, saya telah selesai membaca buku yang memiliki 1.000 halaman itu
dalam satu malam.
·
姉は3時間でレポートを書き終わった。
Kakak
telah selesai menulis laporan dalam 3 jam.
n. Kasus
Konklusi
Contoh:
·
五千円でこの時計を買いました。
Saya membeli jam ini seharga 5000 yen.
·
二人でご飯を食べましょう。
Ayo kita makan berdua.
·
三人でこの仕事をします。
Saya akan mengerjakan pekerjaan ini
bertiga.
·
五人で故障車を押す。
Mendorong mobil yang mogok berlima.
o. Kasus
Isi
Contoh:
·
将来の計画のことで夫に相談します。
Saya akan mendiskusikan
mengenai rencana masa depan pada suami.
·
結婚のことで彼女に聞きます。
Saya akan menanyakan
mengenai pernikahan padanya.
·
この問題のことで先生に相談します。
Saya akan mendiskusikan mengenai
masalah ini pada guru.
p. Kasus
Komitatif
Contoh:
·
前の日曜日に妻と映画を見てきました。
Hari Minggu lalu saya menonton film
dengan istri.
·
彼氏と公園を散歩した。
Saya berjalan-jalan di taman dengan
pacar.
·
母と朝ごはんを作った。
Saya membuat sarapan dengan ibu.
·
友だちと宿題をします。
Saya mengerjakan PR dengan teman.
q. Kasus
yang Menyatakan Persamaan atau Perbedaan
Kasus yang menyatakan persamaan
atau perbedaan adalah kasus yang menandai makna adanya persamaan atau perbedaan
yang dinyatakan oleh nomina. Nomina dalam kasus ini ditandai oleh nomina yang
berupa orang, binatang, dan atau sesuatu yang dibandingkan. Nomina ini
bervalensi dengan verba yang menyatakan persamaan atau perbedaan. Nomina dan
verba dalam kasus ini bervalensi dengan partikel kasus と (Sunarni
dan Johana, 2016:126).
Contoh:
·
カリフォルニアと日本の面積はほぼ等しい。
Luas California hampir sama dengan
Jepang.
·
彼女の服は私の服と同じです。
Bajunya sama dengan bajuku.
·
息子は妻と似ている。
Anak saya mirip dengan ibunya.
·
これは他のものと違うの。
Barang ini berbeda dengan barang
lainnya.
·
私の意見は彼と異なる。
Pendapat saya berbeda dengannya.
r.
Kasus Dasar Penilaian atau Bahan
Pertimbangan
Kasus dasar penilaian atau bahan pertimbangan adalah kasus yang menandai makna dasar penilaian atau bahan pertimbangan yang dinyatakan oleh nomina. Nomina dalam kasus ini ditandai oleh nomina yang berupa sesuatu yang dapat menjadi bahan penilaian atau pertimbangan. Nomina ini bervalensi dengan verba yang menyatakan pertimbangan atau penilaian pula. Nomina dan verba dalam kasus ini bervalensi dengan partikel kasus から (Sunarni dan Johana, 2016:127).
Contoh:
·
現在の進行状態から見て、このビルの三月完成は無理だと思います。
Dilihat dari perkembangan saat ini, saya
piker mustahil untuk menyelesaikan gedung ini dalam waktu tiga bulan.
·
いろいろな検査の結果から見て、どのように考えてますか。
Bagaimana pendapat Anda setelah melihat hasil dari berbagai
tes?
s. Kasus
Penyebab Tidak Langsung
Contoh:
·
勉強しなかったから、成績が悪くなった。
Karena saya tidak belajar, nilai saya
menjadi jelek.
·
朝から食べないからおなかがついた。
Saya kelaparan karena tidak makan dari
pagi.
·
ひどいことを言っちゃったから、彼の心を傷つけられた。
Hatinya terluka karena saya mengucapkan kata-kata
yang kejam.
t.
Kasus Titik Muncul atau Awal dan Titik
Ketibaan (起点・着点)
Contoh:
·
家から大学までバイクで行きます。
Saya berangkat ke kampus dari rumah
menggunakan sepeda motor.
·
ここから学校まで走りましょう。
Ayo kita berlari dari sini sampai ke
sekolah.
·
ここからあそこまで泳いでください。
Berenanglah dari sini sampai ke sana.
·
朝から夜までずっと本を読んだ。
Saya terus membaca buku dari pagi hingga
malam hari.
·
弟は8時から11時までゲームしました。
Adik bermain game dari pukul 8 hingga
11.
·
姉は朝から昼まで母とケーキを作った。
Kakak dari pagi hingga siang membuat kue bersama
ibu.
B.
Kategori Gramatikal Verba
Kategori gramatikal yang berkorelasi
dengan verba terdiri dari persona, negasi, kala, aspek, modalitas, diatesis,
serta persesuaian dan penguasaan (Sunarni dan Johana, 2016:99).
1. Persona (人称)
Persona dibedakan menjadi pertama,
kedua, dan ketiga serta dibedakan pula menurut jumlah, yaitu tunggal, jamak,
dual (untuk jumlah dua), trial (untuk jumlah tiga), serta paukal (untuk jumlah
yang hanya beberapa saja) (Verhaar, 1999:132). Persona dalam bahasa Jepang
dapat ditunjukkan melalui contoh berikut.
(1a)
私は、いつも八時に家を出る。
Saya
selalu berangkat dari rumah pukul 8 pagi.
(1b)
俺がなんかしたみたいな言い方やめろよ。
Berhentilah
berkata seolah-olah aku melakukan sesuatu.
(1c)
俺らにできることがあればやりますんで、何でも言いつけてください。
Jika
ada sesuatu yang dapat kami lakukan, katakanlah.
(1d)
あなたにはそれに気付くことができるんですか…!?
Apakah
kamu bisa menyadari hal itu?
(1e)
あんた毎日毎日うるさいねぇー。
Kamu
setiap hari berisik, ya.
(1f)
君は慣れているから手際が違うね。
Kamu
sudah berpengalaman sehingga keterampilanmu lain daripada yang lain.
(1g)
お前何回同じ間違い繰り返したら気が済むんだ!
Kapan
kamu merasa puas melakukan kesalahan yang terus berulang-ulang!
(1h)
お前らも一旦休憩しろ。
Kalian
juga beristirahatlah sebentar.
(1i)
父は、始終文句ばかり言っている。
Ayah
terus-menerus mengeluh.
(1j)
あの夫婦は、始終もめている。
Suami-istri
itu selalu bertengkar.
(1k)
あの人たちは仕事で度々イギリスへ行っている。
Orang
itu berkali-kali pergi ke Inggris karena pekerjaan.
Pada contoh tersebut, (1a) hingga
(1c) menunjukkan persona pertama. Contoh (1a) dan (1b) menunjukkan persona
pertama tunggal sedangkan (1c) menunjukkan persona pertama jamak. Contoh (1d)
hingga (1h) menunjukkan persona kedua. Contoh (1d) hingga (1g) menunjukkan
persona kedua tunggal sedangkan (1h) menunjukkan persona kedua jamak.
Selanjutnya, contoh (1i) hingga (1k) menunjukkan persona ketiga. Contoh (1i)
dan (1j) menunjukkan persona ketiga tunggal sedangkan (1k) menunjukkan persona
ketiga jamak.
2. Negasi (Polarity,
対極性)
Negasi merupakan salah satu
kategori gramatikal yang berkaitan dengan peniadaan, penegatifan, pengingkaran,
dan atau penyangkalan (Sunarni dan Johana, 2016:135).
Dalam bahasa Jepang, negasi dapat ditunjukkan dengan bentuk –nai.
Contoh:
·
父はしょっちゅうお酒ばかり飲んでいて、仕事を全然しない。
Ayah selalu minum sake dan sama sekali
tidak melakukan pekerjaan.
·
この会社の株はよく上がったり下がったりして安心していない。
Saham di perusahaan ini tidak stabil
karena sering turun naik.
·
今さら反省しても、やってしまったことは、もとには戻らない。
Meskipun kamu mengintrospeksi diri, hal
itu sudah terlambat karena hal yang telah kamu lakukan tidak akan kembali ke
asalnya.
·
失敗してもなおあきらめない。
Meskipun gagal namun sampai sekarang pun
tidak menyerah.
·
昨日の夜にはく眠れなかった。
Kemarin malam saya tidak bisa tidur nyenyak.
3. Kala (Tenses, 時制)
Kala adalah kategori gramatikal yang menyatakan waktu terjadinya suatu peristiwa atau berlangsungnya suatu aktivitas dengan bertitik tolak dari waktu saat kalimat tersebut diucapkan. Jika waktu berbicara atau waktu mengucapkan kalimat tersebut diumpamakan dengan waktu sekarang, maka waktu terjadinya peristiwa atau kejadian tersebut dibagi menjadi tiga, yaitu waktu sebelumnya atau yang telah berlalu (過去), waktu saat berbicara (現在), dan waktu yang akan datang (未来). Rentetan ketiga jenis waktu tersebut dapat diilustrasikan dengan gambar berikut (Sutedi, 2010:85-86).
a. Kala
Mendatang (未来時制)
Kala
ini ditandai dengan verba bentuk akan yang di dalamnya mencakup bentuk kamus –ru, -nai, dan bentuk halusnya seperti
bentuk –masu dan -masen (Sutedi, 2010:86).
Contoh:
·
まもなく一番線に上り電車がまいります。
Beberapa
saat lagi kereta yang menuju jalur 1 akan tiba.
·
まもなくインドの首相がソビエトを訪れる。
Tidak
lama lagi, perdana menteri India akan mengunjungi Uni Soviet.
·
この電車はもうすぐ東京駅に着ます。
Kereta
ini tidak lama lagi akan tiba di Stasiun Tokyo.
·
やげて温かい春が来ます。
Tidak
lama lagi musim semi yang hangat akan datang.
·
後でまた電話をします。
Saya
akan menelepon lagi nanti.
·
今さら反省しても、やってしまったことは、もとには戻らない。
Meskipun kamu mengintrospeksi diri, hal
itu sudah terlambat karena hal yang telah kamu lakukan tidak akan kembali ke
asalnya.
·
失敗してもなおあきらめない。
Meskipun gagal namun sampai sekarang pun
tidak menyerah.
·
こんなに難しい問題が、私にわかるはずがありません。
Masalah yang sesulit ini tidak mungking dimengerti
oleh saya.
b. Kala
Sekarang (現在時制)
Kala ini ditandai dengan verba bentuk –te iru. Contoh:
·
父は小説を書いている。
Ayah sedang menulis novel.
·
私は今、自分のセーターを編んでいる。
Saya saat ini sedang merajut sweater
saya.
·
警察は、銀行強盗の行方を追っている。
Polisi sedang membuntuti perampok bank.
·
彼女はくすくす笑いながらマンガを読んでいる。
Ia sedang membaca komik sambil tertawa
terkekeh-kekeh.
·
子供たちは、プールですいすい泳いでいる。
Anak-anak sedang berenang dengan lihai
di kolam renang.
·
子供がごはんをこぼしながら食べている。
Anak itu sedang makan sambil menjatuhkan
nasinya.
Kala
lampau ditandai dengan verba bentuk lampau yang di dalamnya mencakup bentuk
halus –mashita dan –masen deshita serta bentuk biasa –ta dan –nakatta (Sutedi, 2010:86). Contoh:
·
花嫁は結婚式の間、終始ほほえんでいた。
Selama
upacara pernikahan, mempelai perempuan terus saja tersenyum.
·
さっきまで家にたんですが、息子は急に友達の家へ行きました。
Anak
saya tadi masih ada di rumah namun tiba-tiba telah pergi ke rumah temannya.
·
帰国早々また中国へ出張の命令が出た。
Setelah
pulang ke tanah air, keluar tugas perintah untuk dinas ke China.
·
あんなひどい人とは知らなかった。
Saya
belum pernah mengenal orang yang sejahat orang itu.
4. Aspek (Aspect, 相)
Aspek merupakan kategori gramatikal
dalam verba yang menyatakan kondisi suatu perbuatan atau kejadian yang baru
dimulai, sedang berlangsung, telah usai, atau dilakukan berulang-ulang (Sutedi,
2010:92). Chaer (2007:259) juga mengungkapkan bahwa aspek adalah cara memandang
pembentukan waktu secara internal di dalam suatu situasi, keadaan, kejadian,
atau proses. Aspek terdiri dari beberapa jenis, yaitu sebagai berikut.
a. Aspek
Perfektif
Aspek
perfektif adalah aspek yang menyatakan perbuatan sudah selesai (Chaer,
2007:259). Contoh:
·
彼女はたった一日でスーツを縫い上げた。
Ia
telah selesai menjahit setelan itu hanya dalam satu hari.
·
私は1000ページもある本を、あまり面白かったので一晩で読みきった。
Karena
sangat menarik, saya telah selesai membaca buku yang memiliki 1.000 halaman itu
dalam satu malam.
·
姉は3時間でレポートを書き終わった。
Kakak
telah selesai menulis laporan dalam 3 jam.
·
パーティーの準備はすっかり終わった。
Persiapan pestanya benar-benar telah
selesai.
·
取材旅行の準備はすべて完了した。
Persiapan perjalanan mencari berita
seluruhnya telah selesai.
·
そこにあったケーキは全部食べてしまった。
Kue yang ada di sana semuanya sudah saya
makan.
·
その本もう全部読みました。
Buku itu sudah saya baca semua.
b. Aspek
Imperfektif
Aspek
imperfektif adalah aspek yang menyatakan perbuatan yang berlangsung sebentar
atau belum selesai (Chaer, 2007:259). Contoh:
·
私は映画を見ている。
Saya
sedang menonton film.
·
この研究についての参考文献はたいてい読んだ。
Daftar pustaka tentang penelitian ini
umumnya sudah saya baca.
·
新築工事はほぼ完了した。
Pengerjaan konstruksi baru sebagian
besar telah selesai.
·
仕事はほとんど終わりました。
Pekerjaan saya hampir selesai.
5. Modalitas (法制)
Modalitas
merupakan kategori gramatikal yang digunakan pembicara dalam menyatakan suatu
sikap terhadap sesuatu kepada lawan bicaranya, seperti dengan menginformasikan,
menyuruh, melarang, meminta, dan sebagainya dalam kegiatan berkomunikasi.
Masuoka (dalam Sutedi, 2010:99-102) menggolongkan modalitas bahasa Jepang ke
dalam 10 jenis, yaitu sebagai berikut.
a. Kakugen
(確言),
yaitu modalitas yang digunakan untuk menyatakan sesuatu yang dianggap pasti
atas keyakinan pembicara, biasanya diungkapkan dengan kalimat pernyataan. Contoh:
·
新入社員がこんな大きな仕事をするときは、なかなか大したものだ。
Ketika
pegawai baru melakukan tugas besar seperti ini, maka ia benar-benar adalah
orang penting.
·
外国人が落語を聞いてげらげら笑えるようになったら、その人の日本語能力も相当なものだ。
Bila
orang asing dapat tertawa terbahak-bahak setelah mendengar lawakan Jepang,
berarti kemampuan bahasa Jepang orang itu bagus.
b. Meirei
(命令),
yaitu modalitas yang digunakan untuk memerintah lawan bicara untuk melakukan
sesuatu. Untuk mengungkapkannya, dalam bahasa lisan biasa digunakan verba
bentuk perintah –nasai, -te, dan
sebagainya. Dalam bahasa tulisan dapat menggunakan verba bentuk biasa (kamus
dan –nai) ditambah dengan koto atau youni. Contoh:
·
今混んでいますので、待合室でしばらくお待ちください。
Karena
saat ini sedang penuh, tunggulah beberapa saat di ruang tunggu.
·
すぐ行きますから、駅前の喫茶店で待っていてください。
Karena
saya akan segera pergi, tunggulah di kafe di depan stasiun.
·
緊急事態が発生しました。皆さん、ただちに外に出てください。
Telah
terjadi kondisi darurat. Semuanya pergilah ke luar!
·
ご飯は残さないで、ちゃんと最後まで食べなさい。
Jangan
menyisakan nasi, makanlah sampai benar-benar habis.
·
早く仕事戻れ。
Cepatlah
kembali bekerja.
·
さっさと食べって仕事しろ。
Cepatlah
makan kemudian bekerja!
c. Kinshi-kyoka
(禁止・許可),
yaitu modalitas yang digunakan untuk menyatakan larangan atau izin untuk
melakukan suatu perbuatan. Untuk menyatakan larangan, dapat menggunakan verba
bentuk -te diikuti wa ikenai atau dame da, verba bentuk kamus (ru)
ditambah dengan na, serta verba
bentuk nai + koto dalam bahasa lisan.
Contoh:
·
ここでタバコを吸ってはいけません。
Dilarang
merokok di sini.
·
そこへ行っちゃいけません。
Kamu
tidak boleh ke sana.
·
そのバカな事はするな。
Jangan
melakukan hal bodoh seperti itu.
Untuk
menyatakan izin dapat menggunakan verba bentuk te + mo ii/kamawanai.
Contoh:
·
疲れたら、休んでもいいよ。
Jika
kamu lelah, silakan beristirahat.
·
調子が悪いなら、帰っても構いませんよ。
Jika
merasa kurang sehat, tidak apa-apa jika pulang.
d. Irai (依頼),
yaitu modalitas yang digunakan untuk menyatakan permohonan pada orang lain agar
melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Untuk menyatakannya dapat menggunakan
verba bentuk te, te kudasai, kure,
choudai, kureku ka, kurenai ka, moraeru ka, moraenai ka, hoshii, moraitai,
kureru to ii naa, dan sebagainya. Contoh:
·
主人はじき帰ると思いますから、もう少し待っていただけませんか。
Sebentar
lagi suami saya akan pulang. Mohon tunggu sebentar.
·
では、のちほどお伺いいたしますので、よろしくお願いいたします。
Saya
mohon izinnya karena saya akan berkunjung nanti.
·
柴田さんに販売部の事務をお願いしたいんですがよろしいですか?
Bisakah
saya minta tolong mengenai pekerjaan yang berkaitan dengan penjualan, Shibata?
·
これからもよろしく頼むね。
Saya
mohon bantuannya juga mulai dari sekarang.
·
一回中島さんに確認取ってもらえる?
Bisakah
kamu mengkonfirmasikannya pada Nakajima?
·
柴田さんと門真さんにお話したいことがあるんで今日の夜空けてくれませんか。
Ada
hal yang ingin saya sampaikan pada Shibata dan Kadoma. Apakah kalian dapat
meluangkan waktu malam ini?
·
ごめんこれ最上に届けてくれる?
Maaf,
bisakah kamu mengirimkannya ke Mogami?
e. Toui
(当為),
yaitu modalitas yang digunakan untuk menyatakan keharusan atau saran pada
seseorang. Untuk menyatakan keharusan dapat menggunakan verba bentuk kamus
ditambah beki, nakereba naranai, nai to
ikenai, dan sebagainya. Contoh:
·
健康を維持するためには、更に十キログラムぐらい減量しなければならない。
Untuk
memelihara kesehatan, maka harus mengurangi berat badan kira-kira 10 kg lagi.
·
もっと勉強しなければならない。
Harus
belajar lebih banyak lagi.
Untuk
menyatakan saran dapat menggunakan verba bentuk ta + houga ii dan sebagainya. Contoh:
·
急病人が出た場合はただちに救急車を呼んだほうがいい。
Kalau
ada orang yang sakit, sebaiknya langsung panggil ambulan.
f. Ishi-moushide-kanyuu
(意志・申し出・勧誘),
yaitu modalitas yang digunakan untuk menyatakan maksud melakukan sesuatu,
menawarkan sesuatu, dan mengajak melakukan sesuatu pada lawan bicara. Untuk
menyatakan maksud dapat menggunakan verba bentuk kamus + tsumori da, bentuk ou/you
(atau ditambah to omou), dan
sebagainya. Contoh:
·
その金額に相当するだけのものを差し上げるつもりです。
Saya
bermaksud memberikan sesuatu yang sesuai dengan jumlah uang itu.
·
この次の試合には、力いっぱい戦うつもりだ。
Saya
bermaksud bertarung dengan sekuat tenaga pada pertandingan berikutnya.
·
デパートへ行こうと思っています。
Saya
bermaksud untuk pergi ke department store.
Untuk
menyatakan tawaran dapat menggunakan verba bentuk ou/you (mashou) dan sejenisnya. Contoh:
·
お茶でも飲みましょうか。
Bagaimana
jika kita minum teh?
·
家でごろごろしてばかりいると、体に良くないから、散歩でもしたらいかがですか。
Kalau
hanya menghabiskan waktu di rumah tanpa melakukan apa pun tidak akan baik bagi
tubuh. Bagaimana kalau berjalan-jalan?
Untuk
menyatakan ajakan dapat menggunakan verba bentuk ou/you dan sebagainya. Contoh:
·
そのうち雨もやむでしょうから、ここで少し休んでいましょう。
Beberapa
saat lagi sepertinya hujan akan reda. Mari kita beristirahat sebentar di sini.
·
いったん安全な場所に車を止めてから、地図を調べよう。
Setelah
memarkir mobil di tempat yang aman, mari kita periksa petanya.
·
柴田さん、今日ランチご一緒にしません?
Shibata,
mau makan siang bersama hari ini?
·
今日の夜はみんなで焼き肉食いに行くか。
Bagaimana
jika kita makan yakiniku bersama-sama malam ini?
g. Ganbou
(願望),
yaitu modalitas yang digunakan untuk menyatakan keinginan, baik berupa
perbuatan yang ingin dilakukan sendiri maupun menginginkan orang lain melakukan
suatu perbuatan. Untuk menyatakan hal ini dapat digunakan verba bentuk tai, te hoshii, dan sebagainya. Contoh:
·
この国へまた、ぜひ来たい。
Saya
benar-benar ingin datang lagi ke negara ini.
·
誕生日プレゼントにコンピュータを買ってほしいのです。
Saya
ingin kamu membelikanku kompoter sebagai hadiah ulang tahun.
h. Gaigen
(概言),
yaitu modalitas yang digunakan untuk menyatakan dugaan atau suatu kemungkinan
terhadap suatu hal karena pembicara merasa tidak yakin, atau menyampaikan suatu
berita yang pernah didengar.
Untuk
menyatakan dugaan dapat menggunakan darou,
mai, rashii, mitai da, hazu da, ni chigai nai, souda, dan sebagainya. Contoh:
·
あの区役所の不正行為は今にみんなにわかるだろう。
Perilaku
menyimpang dari kantor pemerintah daerah itu dalam watu dekat akan diketahui
oleh semua orang.
·
山本さんはあの事件があってから、人間的にぐっと成長したようだ。
Setelah
kasus itu, rasa kemanusiaan Yamamoto sepertinya jauh lebih berkembang.
·
台風十九号のせいで、北九州地方は大分被害が出たらしい。
Akibat
topan 19, daerah Kyushu bagian utara tampaknya menderita kerusakan yang besar.
·
彼は自分が悪いことをじゅうぶんに知っているはずだ。
Dia
seharusnya mengetahui dengan baik kesalahannya.
·
この事件には、国会議員が少なからず関係しているに違いない。
Pada
kasus ini, anggota DPR pasti banyak yang terkait.
Untuk
menyampaikan berita dapat menggunakan sou
da, to no koto da, to iu, dan sebagainya. Contoh:
·
南の国にはおいしい果物が年中あるそうだ。
Di
negara-negara selatan, katanya selalu ada buah-buahan enak sepanjang tahun.
·
川端康成もしばしばこの本屋に立ち寄ったそうだ。
Katanya
Kawabata Yasunari pun sering mampir ke toko buku ini,
·
ここも寒いけど、札幌も相当寒いということです。
Di
sini dingin, namun di Sapporo pun kabarnya sangat dingin.
i.
Setsumei
(説明),
yaitu modalitas yang digunakan untuk menyatakan suatu alasan ketika menjelaskan
suatu hal. Untuk modalitas ini biasa digunakan noda atau wake da, dapat
pula disertai dengan kata sambung suru
to, tsumari, kekkyouku, dan sebagainya. Contoh:
·
太郎はその時、入院しています。つまり、彼は試験を受けなかったわけです。
Taro
saat itu sedang diwawat di rumah sakit. Dengan kata lain, ia tidak ikut ujian.
·
あなたがしないなら私もするわけには行きません。
Jika
kamu tidak melakukannya, tidak ada alasan bagiku untuk melakukannya.
j.
Hikyou
(比況),
yaitu modalitas yang digunakan untuk menyatakan perumpamaan antara dua hal atau
lebih yang memiliki kesamaan dalam suatu karakternya. Dalam bahasa Jepang, hal
ini biasanya ditandai dengan pemakaian youda
atau mitaida yang disertai dengan
adverbial marude, atakamo, dan
sejenisnya. Contoh:
·
彼らはまるで犬と猫みたいだ。
Mereka
layaknya anjing dan kucing yang senantiasa bertengkar.
·
彼らはあたかも蟻のように働いている。
Mereka
bekerja sama layaknya semut.
6. Diatesis (Voice/態)
Diatesis merupakan kategori
gramatikal yang menunjukkan hubungan antara partisipan atau subjek dengan
perbuatan yang dinyatakan oleh verba dalam klausa (Kridalaksana dalam Sutedi,
2010:78). Diatesis terdiri dari beberapa jenis, yaitu sebagai berikut.
a. Diatesis
Aktif dan Pasif (能動態・受動態)
Diatesis
aktif merupakan bentuk gramatikal dari sebuah verba dan atau klausa yang subjek
gramatikalnya merupakan pelaku sedangkan diatesis pasif merupakan diatesis yang
menunjukkan bahwa subjek adalah tujuan dari perbuatan. Kalimat pasif dalam
bahasa Jepang umumnya mengungkapkan makna adanya gangguan (meiwaku). Dalam bahasa Jepang, kalimat pasif dibedakan menjadi dua,
yaitu kalimat pasif langsung (直接受け身, objek
penderita adalah makhluk bernyawa, seperti manusia atau hewan) dan kalimat
pasif tidak langsung (間接受け身, objek
penderita adalah bagian tubuh atau benda milik seseorang).
Contoh
kalimat pasif langsung:
Aktif : 成績が悪かったので、母は私をさんざん叱った。
Pasif : 成績が悪かったので、私は母にさんざん叱られた。
Saya
benar-benar dimarahi oleh ibu karena nilai saya buruk.
Aktif : オートバイを運転するときは、ヘルメットをかぶるように、おまわりさんは私をさんざん注意した。
Pasif : オートバイを運転するときは、ヘルメットをかぶるように、私はおまわりさんにさんざん注意された。
Ketika
mengendarai sepeda motor, saya diperingati habis-habisan oleh polisi lalu
lintas untuk memakakai helm.
Contoh
kalimat pasif tidak langsung:
Aktif : 山田さんは私の足をふみました。
Pasif : 私は山田さんに足をふまれました。
Kaki
saya diinjak oleh Yamada.
b. Kausatif
(使役)
Bentuk
verba yang digunakan untuk menyatakan arti menyuruh atau menyebabkan seseorang
melakukan suatu perbuatan disebut dengan istilah kausatif (Sutedi, 2010:83).
Contoh:
部長は鈴木さんを大阪へ出張させます。
Pimpinan
menyuruh Suzuki bertugas ke Osaka.
私は子供に牛乳を飲ませます。
Saya
menyuruh anak minum susu.
c. Transitif
dan Intransitif (他動詞・自動詞)
Pada
dasarnya, penggolongan ini adalah penggolongan menurut valensi, bervalensi satu
(verba intransitif) atau bervalensi lebih dari satu (verba transitif) (Verhaar,
1999:183). Transitif mengandung arti kata kerja yang memerlukan objek sedangkan
intransitif berarti kata kerja yang tidak memerlukan objek. Dalam bahasa
Jepang, kalimat transitif menunjukkan bahwa ada tujuan dan pelaku yang
melakukan suatu kegiatan sedangkan pada kalimat intransitif tidak. Contoh:
Intransitif : 部屋のドアが開いた。
Pintu
kamar terbuka.
Transitif : 太郎が部屋のドアを開けた。
Taro
membuka pintu kamar.
7. Persesuaian dan
Penguasaan (Concord and Government, 一致と支配)
Terdapat beberapa istilah untuk
menyebut concord, di antaranya adalah
agreement, congruence, dan correspondence.
Semua istilah tersebut mengacu pada pengertian yang sama, yaitu persesuaian
antara satu kata dengan kata lain untuk menunjukkan tautan gramatik dalam
kalimat. Government, reaction, atau syntactic regimen adalah alat sintaksis,
dengan alat ini bentuk infleksi kata tertentu ditentukan (dikuasai) oleh kata
lain dalam suatu konstruksi. Dengan demikian, kata yang dikuasai haruslah
mempunyai kasus, modus, atau gramatik tertentu (Alwasilah, 1993:151-153). Dalam
bahasa Jepang, terdapat kata yang mengharuskan adanya kesesuaian dengan kata
atau partikel yang mengikutinya. Misalnya verba yang mengharuskan adanya
kesesuaian dengan partikelnya, seperti berikut (Sunarni dan Johana,
2016:156-157).
a. Verba
yang menghendaki munculnya partikel to
·
来月山田さんは鈴木さんと結婚する。
Bulan
depan Yamada akan menikah dengan Suzuki.
·
その問題は先輩と話し合った。
Saya
telah mendiskusikan masalah itu dengan senior.
·
彼女は田中さんと付き合ってる。
Ia
sedang berkencan dengan Tanaka.
·
彼は先週妻と離婚した。
Minggu
lalu ia dan istrinya telah berpisah.
·
昨日彼氏と別れた。
Saya
telah berpisah dengan pacar kemarin.
·
弟は兄と喧嘩した。
Adik
saya bertengkar dengan kakak.
b. Verba
yang menghendaki munculnya partikel to
atau ni
·
この週末に昔の友達と会う。
Akhir
minggu ini saya akan bertemu dengan teman lama.
·
将来の計画のことで夫と相談します。
Saya
akan mendiskusikan mengenai rencana masa depan dengan suami.
c. Verba
yang menghendaki munculnya partikel ga
·
夕食ができたよ。
Makan
malam sudah siap.
·
あなたの気持ちがよく分かってます。
Saya
sangat mengerti perasaanmu.
·
兄はスペイン語ができます。
Kakak
bisa bahasa Spanyol.
d.
Verba yang menghendaki munculnya partikel he
·
「今日は自由行動の日ですから、それぞれ好きなところへいらしてください」とツアー・ガイドが言った。
“Karena
hari ini adalah hari bebas, maka silakan masing-masing pergi ke tempat yang
disukai,” kata pemandu wisata.
·
美術館へせっかく行ったのに、休館だった。
Padahal
saya sudah sengaja pergi ke gedung kesenian, tapi ternyata libur.
·
彼は20年間勤めた会社を辞めて、故郷へ帰った。
Ia
berhenti dari perusahaan tempatnya bekerja selama 20 tahun dan pulang ke
kampung halamannya.
·
明日彼は家へ来るつもりだ。
Besok
rencananya ia akan datang ke rumah.
Daftar Pustaka
Alwasilah, A. Chaedar. 1993. Linguistik: Suatu Pengantar. Bandung:
Penerbit Angkasa Bandung
Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta
Parera, Jos Daniel. 1994. Morfologi Bahasa. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama
Santoso, Teguh. 2015. Dasar-Dasar Morfologi Bahasa Jepang.
Yogyakarta: Irsyadul Fikr
Sunarni, Nani dan Jonjon Johana. 2016. Morfologi Bahasa Jepang. Bandung: Unpad
Press
Sutedi, Dedi. 2010. Dasar-Dasar
Linguistik Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora
Verhaar, J. W. M. 1999. Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press
Sumber
Contoh Kalimat:
Hirose,
Masayoshi dan Kakuko Shoji. 1994. Effective
Japanese Usage Guide. Tokyo: Kodansha
Mulya,
Komara. 2013. Fukushi Bahasa Jepang.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Nakahara,
Aya. 2013. Dame na Watashi ni Koishite
Kudasai Volume 1. Tokyo: Shueisha
________.
2013. Dame na Watashi ni Koishite Kudasai
Volume 2. Tokyo: Shueisha
________.
2014. Dame na Watashi ni Koishite Kudasai
Volume 5. Tokyo: Shueisha
________.
2015. Dame na Watashi ni Koishite Kudasai
Volume 6. Tokyo: Shueisha
________.
2015. Dame na Watashi ni Koishite Kudasai
Volume 7. Tokyo: Shueisha
________.
2016. Dame na Watashi ni Koishite Kudasai
Volume 9. Tokyo: Shueisha
Shiina,
Chika. 2014. 37,5 no Namida Volume 1.
Tokyo: Shogakukan
________.
2016. 37,5 no Namida Volume 6. Tokyo:
Shogakukan
Tanimori, Masahiro. 1994. Handbook of Japanese Grammar. Tokyo:
Charles E. Tuttle Company
0 Comments