Advertisement

品詞 (Hinshi) Kelas Kata


Glosarium

Aisatsu (挨拶)
=
kandoushi yang menyatakan salam
Chinjutsu no fukushi (陳述の副詞)
=
fukushi yang memerlukan cara pengucapan khusus
Daimeishi (代名詞)
=
kata ganti yang menunjuk sesuatu tanpa menyebutkan nama orang, benda, barang, perkara, arah, tempat, dan sebagainya
Doushi (動詞)
=
kelas kata yang dapat mengalami perubahan, dipakai untuk menyatakan aktivitas, keberadaan, atau keadaan sesuatu
Fukujoshi (副助詞)
=
partikel yang berkaitan erat dengan bagian kata berikutnya
Fukushi (副詞)
=
kelas kata yang tidak mengalami perubahan bentuk dan dengan sendirinya dapat menjadi keterangan bagi yougen walaupun tanpa mendapat bantuan dari kata-kata yang lain
Futsuu meishi (普通名詞)
=
nomina yang menyatakan nama-nama benda, barang, peristiwa, dan sebagainya yang bersifat umum
Gyakusetsu no setsuzokushi (逆接の接続詞)
=
setsuzokushi yang dipakai pada saat menunjukkan sesuatu yang ada pada bagian berikutnya yang tidak sesuai, tidak pantas, atau bertentangan dengan sesuatu yang ada pada bagian sebelumnya
Heiretsu no setsuzokushi (並列の接続詞)
=
setsuzokushi yang dipakai pada saat menunjukkan sesuatu yang berderet dengan yang lainnya yang ada pada bagian sebelumnya
Heiritsujoshi (並立助詞)
=
partikel yang utamanya menyusun kata benda, menghubungkan kata benda yang satu dengan kata benda lainnya
Hinshi (品詞)
=
kelas kata dalam bahasa Jepang yang dikelompokkan berdasarkan ciri khasnya
Hosetsu no setsuzokushi (補説の接続詞)
=
setsuzokushi yang dipakai pada saat menambahkan penjelasan atau rincian berkenaan dengan sesuatu yang ada pada bagian sebelumnya
Jidoushi (自動詞)
=
kata kerja yang tidak memerlukan objek dan tidak mempengaruhi pihak lain
Jodoushi (助動詞)
=
kelompok kelas kata yang termasuk fuzokugo yang dapat berubah bentuknya, utamanya dipakai setelah yougen untuk menambah berbagai macam arti
Joshi (助詞)
=
kata bantu (partikel) yang tidak bisa berdiri sendiri dan tidak mengalami perubahan bentuk
Joutai no fukushi (状態の副詞)
=
fukushi yang berfungsi untuk menerangkan keadaan verba yang ada pada bagian berikutnya
Junsetsu no setsuzokushi (順接の接続詞)
=
setsuzokushi yang dipakai pada saat menunjukkan hasil, akibat, atau kesimpulan yang ada pada bagian berikutnya bagi sesuatu yang ada pada bagian sebelumnya yang menjadi sebab atau alasannya
Juntaijoshi (準体助詞)
=
partikel yang melekat pada suatu kata dan berpengaruh pada keseluruhan kalimat
Kakarijoshi (係助詞)
=
partikel yang berfungsi untuk menekankan suatu hal
Kakegoe (掛け声)
=
kandoushi yang menyatakan bahwa pembicara mengerahkan tenaga untuk melakukan sesuatu
Kakujoshi (格助詞)
=
partikel yang dipakai setelah nomina untuk menunjukkan hubungan antara nomina tersebut dengan kata lainnya
Kandou (感動)
=
kandoushi yang menyatakan rasa haru
Kandoushi (感動詞)
=
mengandung kata-kata yang mengungkapkan perasaan, seperti rasa terkejut dan gembira, serta kata-kata yang menyatakan panggilan atau jawaban terhadap orang lain
Kanjou keiyoudoushi (感情形容動詞)
=
kelompok kata sifat-na yang menyatakan perasaan
Kanjou keiyoushi (感情形容詞)
=
kelompok kata sifat-i yang menyatakan perasaan atau emosi secara subjektif
Keishiki meishi (形式名詞)
=
nomina yang menerangkan fungsinya secara formalitas tanpa memiliki hakekat atau arti yang sebenarnya sebagai nomina
Keiyoudoushi (形容動詞)
=
kelas kata yang termasuk jiritsugo, dapat berubah bentuk, dan bentuk shuushikei-nya berakhiran dengan da atau desu
Keiyoushi (形容詞)
=
kelas kata yang menyatakan sifat atau keadaan sesuatu, dapat mengalami perubahan bentuk, dan diakhiri oleh silabel /i/
Koyuu meishi (固有名詞)
=
nomina yang menyatakan nama-nama benda secara khusus, seperti nama daerah, nama negara, nama orang, nama buku, dan sebagainya
Meishi (名詞)
=
kata-kata yang menyatakan orang, benda, peristiwa, dan sebagainya yang tidak mengalami konjugasi, dapat menjadi subjek, predikat, maupun keterangan
Outou (応答)
=
kandoushi yang menyatakan jawaban
Rentaijoshi (連体助詞)
=
partikel no yang berfungsi untuk membuat hubungan secara sintaksis di antara sesama kata
Rentaishi (連体詞)
=
kelas kata yang berfungsi untuk menjelaskan kata benda setelahnya
Sentaku no setsuzokushi (選択の接続詞)
=
setsuzokushi yang dipakai pada saat menyatakan pilihan antara sesuatu yang ada pada bagian sebelumnya dan yang ada pada bagian berikutnya
Setsuzokujoshi (接続助詞)
=
partikel yang berfungsi untuk menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya
Setsuzokushi (接続詞)
=
penghubung kalimat yang satu dengan kalimat lainnya
Shuujoshi (終助詞)
=
partikel yang dipakai setelah berbagai macam kata pada bagian akhir kalimat untuk menyatakan suatu pertanyaan, larangan, seruan, rasa haru, dan sebagainya
Suushi (数詞)
=
jenis kata yang menyatakan bilangan, jumlah, kuantitas, urutan, dan sebagainya
Tadoushi (他動詞)
=
kata kerja yang memerlukan objek dan mempengaruhi pihak lain
Teido no fukushi (程度の副詞)
=
fukushi yang utamanya berfungsi untuk menerangkan tingkat, taraf, kualitas, atau derajat keadaan yougen (verba, adjektiva-i, adjektiva-na) yang ada pada bagian berikutnya
Tenka no setsuzokushi (添加の接続詞)
=
setsuzokushi yang dipakai pada saat mengembangkan atau menggabungkan sesuatu yang ada pada bagian berikutnya dengan sesuatu yang ada pada bagian sebelumnya
Tenkan no setsuzokushi (転換の接続詞)
=
setsuzokushi yang dipakai pada saat mengganti atau mengubah pokok pembicaraan
Yobikake (呼び掛け)
=
kandoushi yang menyatakan panggilan
Zokusei keiyoudoushi (属性形容動詞)
=
kelompok kata sifat-na yang menyatakan sifat
Zokusei keiyoushi (属性形容詞)
=
kelompok kata sifat-i yang menyatakan sifat atau keadaan secara objektif


A. Hinshi (品詞, Kelas Kata)

Hinshi merupakan kelas kata dalam bahasa Jepang yang dikelompokkan berdasarkan ciri khasnya. Berikut adalah penjelasan mengenai pembagian kelas kata dalam bahasa Jepang.

a. Meishi (名詞、Kata Benda)

Meishi adalah kata-kata yang menyatakan orang, benda, peristiwa, dan sebagainya yang tidak mengalami konjugasi, dapat menjadi subjek, predikat, maupun keterangan. Terada Takanao (dalam Sudjianto dan Dahidi, 2009:158-162) membagi meishi menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut.

1.      Futsuu meishi (普通名詞), yaitu nomina yang menyatakan nama-nama benda, barang, peristiwa, dan sebagainya yang bersifat umum. Contoh: (gunung), (buku), 学校 (sekolah), (meja).

2.      Koyuu meishi (固有名詞), yaitu nomina yang menyatakan nama-nama benda secara khusus, seperti nama daerah, nama negara, nama orang, nama buku, dan sebagainya. Contoh: 田中 (Tanaka), 太平洋 (Samudera Pasifik), 中国 (China), 富士山 (Gunung Fuji).

3.      Suushi (数詞), yaitu nomina yang menyatakan bilangan, jumlah, kuantitas, urutan, dan sebagainya. Contoh: 三つ (tiga), 七人 (tujuh orang), 五本 (lima batang).

4.      Keishiki meishi (形式名詞), yaitu nomina yang menerangkan fungsinya secara formalitas tanpa memiliki hakekat atau arti yang sebenarnya sebagai nomina. Contoh: こと, ため, わけ, はず, まま. 

5.      Daimeishi (代名詞), yaitu kata ganti yang menunjuk sesuatu tanpa menyebutkan nama orang, benda, barang, perkara, arah, tempat, dan sebagainya. Contoh: わたし, これ, あなた.

b. Suushi (数詞, Kata Bilangan)

Suushi merupakan jenis kata yang menyatakan bilangan, jumlah, kuantitas, urutan, dan sebagainya. Misalnya: 三つ (tiga), 三人 (tujuh orang), 五本 (lima batang), 四枚 (empat lembar), 三匹 (tiga ekor).
Contoh:
この教室には学生が三人います。
Di kelas ini ada tiga orang siswa.

c. Fukushi (副詞, Adverbia)

Fukushi adalah kelas kata yang tidak mengalami perubahan bentuk dan dengan sendirinya dapat menjadi keterangan bagi yougen walaupun tanpa mendapat bantuan dari kata-kata yang lain. Matsuoka (dalam Sudjianto dan Dahidi, 2009:165) menyebutkan bahwa fukushi adalah kata-kata yang menerangkan verba, adjektiva, dan adverbial yang lainnya, tidak dapat berubah, dan berfungsi menyatakan keadaan atau derajat suatu aktivitas, suasana, atau perasaan pembicara. Pengertian tersebut sejalan dengan pengertian yang disampaikan oleh Suzuki Shigeyuki (dalam Mulya, 2013:1) yang menyatakan bahwa fukushi adalah kata yang menghiasi kata kerja dan kata sifat serta menjelaskan secara detail sebuah gerakan, kondisi dari sebuah situasi, derajat, dan lain-lain. Terada Takanao (dalam Sudjianto dan Dahidi, 2009:166-168) membagi fukushi menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut.

1. Joutai no Fukushi (状態の副詞)

Joutai no fukushi berfungsi untuk menerangkan keadaan verba yang ada pada bagian berikutnya. Fukushi yang termasuk kelompok ini adalah shikkari (to), yukkuri (to), hakkiri (to), sotto, masumasu, shibaraku, shibashiba, iyoiyo, mada, yagate, sudeni, suguni, sukkari, futatabi, tsuini, futo, yahari, arakajime, tachimachi (ni), korokoro (to), sarasara (to), shimijimi (to), soyosoyo (to), nikkori (to), dosshiri (to), koo, soo, doo, dan sebagainya.
Contoh:
しっかり(と)握る。                Memegang dengan kuat.
ゆっくり(と)歩く。                Berjalan dengan pelan-pelan.
はっきり(と)見える。            Terlihat dengan jelas.
そっと近づく。                            Mendekati dengan diam-diam.

2. Teido no Fukushi (程度の副詞)

Teido no fukushi utamanya berfungsi untuk menerangkan tingkat, taraf, kualitas, atau derajat keadaan yougen (verba, adjektiva-i, adjektiva-na) yang ada pada bagian berikutnya. Selain menerangkan yougen, fukushi jenis ini juga menerangkan adverbia dan nomina. Fukushi yang termasuk kelompok ini adalah sukoshi, taihen, kanari, ikubun, issoo, hotondo, chotto, kiwamete, mottomo, sukoburu, goku, daibu, zutto, wazuka, totemo, yaya, tada, motto, taihen, dan sebagainya.
Contoh:
すこし寒い。                                Agak dingin.
たいへん親切だ。                        Sangat baik hati.
かなり高い。                                Agak mahal.
いくぶん楽になった。                (Sudah) agak menyenangkan.

3. Chinjutsu no Fukushi (陳述の副詞)

Chinjutsu no fukushi adalah fukushi yang memerlukan cara pengucapan khusus. Fukushi yang termasuk kelompok ini adalah kesshite, totemo, douzo, marude, osoraku, moshi, masaka, tatoe, doushite, sukoshimo, chittomo, zehi, sazo, tabun, choudo, atakamo, sanagara, yomoya, naze, dan sebagainya.
Contoh:
けっして負けない。                                Sama sekali tidak akan kalah.
とても間に合わない。                            Benar-benar tidak akan tepat waktu.
どうぞお入りください。                        Silakan masuk.
まるで夢のようだ。                                Seolah-olah bagaikan mimpi.
おそらく雨が降るだろう。                    Mungkin hujan akan turun.
もし失敗したらどうする。                    Bagaimana jika gagal?
まさかそんなことはあるまい。            Masa ada hal seperti itu.
たとえ雨が降っても出かける。            Walaupun hujan, saya akan pergi.
どうして失敗したのか。                        Kenapa gagal?

d. Setsuzokushi (接続詞, Konjungsi)

Setsuzokushi berfungsi untuk menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat lainnya. Hirai Masao (dalam Sudjianto dan Dahidi, 2009:171-173) membagi setsuzokushi menjadi tujuh macam, yaitu sebagai berikut.

1. Heiretsu no setsuzokushi (並列の接続詞), yaitu setsuzokushi yang dipakai pada saat menunjukkan sesuatu yang berderet dengan yang lainnya yang ada pada bagian sebelumnya. Setsuzokushi yang termasuk kelompok ini adalah mata, oyobi, dan narabini.
Contoh:
この部屋で喫煙することおよび飲酒することを禁ずる。
Tidak diperbolehkan merokok dan minum minuman beralkohol di kamar ini.
彼は優秀な技術者であり、また立派な経営者です。
Dia merupakan teknisi yang luar biasa dan manager yang mengagumkan.
日本語はひらがな、かたかなならびに漢字で表記された。
Bahasa Jepang ditulis dengan hiragana, katakana, dan kanji.

2. Gyakusetsu no setsuzokushi (逆接の接続詞), yaitu setsuzokushi yang dipakai pada saat menunjukkan sesuatu yang ada pada bagian berikutnya yang tidak sesuai, tidak pantas, atau bertentangan dengan sesuatu yang ada pada bagian sebelumnya. Setsuzokushi yang termasuk kelompok ini adalah daga, ga, shikamo, shikashi, tadashi, keredo (mo), dakedo, demo, desu ga, tokoro ga, towa ie, sorenanoni, soreni, shitemo, dan mottomo.
Contoh:
山登りは苦しい。ですが、山頂に立った時の美しい眺めは疲れを忘れさせてくれます。
Memanjat gunung sangat melelahkan. Tapi, keindahan pemandangan saat kita berdiri di puncak gunung mampu menghapus segala kelelahan tersebut.
負けたのは残念だ。でも、みんな力いっぱいやって負けたんだから、いいじゃないか。
Kalah itu memang mengecewakan. Namun, bukankah tidak masalah karena kalah setelah mengerahkan semua kekuatan yang dimiliki?
確かに彼女は美しい。しかし、性格が良くないね。
Dia memang benar-benar cantik. Tapi, kepribadiannya buruk.

3. Junsetsu no setsuzokushi (順接の接続詞), yaitu setsuzokushi yang dipakai pada saat menunjukkan hasil, akibat, atau kesimpulan yang ada pada bagian berikutnya bagi sesuatu yang ada pada bagian sebelumnya yang menjadi sebab atau alasannya. Setsuzokushi yang termasuk kelompok ini adalah dakara, sorede, soreyue, yueni, shitagatte, sokode, suruto, soosuruto, dan sooshite.
Contoh:
弱いね。だから、負けたのさ。
Lemah, ya. Oleh sebab itu kalah.
天候は急変した。それで今日の登山はやめることにした。
Cuaca tiba-tiba berubah. Oleh sebab itu, kita tidak jadi mendaki gunung hari ini.
運転中に携帯電話を使うための事故が多発しています。それゆえ、運転中の携帯電話の使用が禁止されました。
Kecelakaan yang disebabkan oleh penggunaan ponsel saat berkendara terus terjadi. Oleh karena itu, menggunakan ponsel saat berkendara pun dilarang.

4. Tenka no setsuzokushi (添加の接続詞), yaitu setsuzokushi yang dipakai pada saat mengembangkan atau menggabungkan sesuatu yang ada pada bagian berikutnya dengan sesuatu yang ada pada bagian sebelumnya. Setsuzokushi yang termasuk kelompok ini adalah soshite, sorekara, katsu, sonoue, soreni, awasete, sarani, nao, tsugini, shikamo, omakeni, dan mashite.
Contoh:
豆腐は栄養価も高くかつ美容食としてもいいそうです。
Tahu memiliki nutrisi yang tinggi dan kabarnya juga baik untuk kecantikan.
今日は日曜日で、そのうえ天気がいいので、どこも人でいっぱいだ。
Hari ini adalah hari Minggu, selain itu cuacanya pun bagus sehingga di mana-mana ada banyak orang.
あそこの病院は医者が非常に親切で、それに受付もてきぱきとしている。
Rumah sakit itu memiliki dokter yang sangat ramah dan resepsionisnya pun sangat sigap dalam memberikan pelayanan.

5. Hosetsu no setsuzokushi (補説の接続詞), yaitu setsuzokushi yang dipakai pada saat menambahkan penjelasan atau rincian berkenaan dengan sesuatu yang ada pada bagian sebelumnya. Setsuzokushi yang termasuk kelompok ini adalah tsumari, sunawachi, tatoeba, nazenara, nantonareba, tadashi, dan mottomo.
Contoh:
彼女は私の姉の娘、つまり、私の姪です。
Dia adalah anak dari kakak perempuan saya, dengan kata lain adalah keponakan saya.
あなたのビザは90日、すなわち3か月有効です。
Visa Anda berlaku selama 90 hari, dengan kata lain berlaku selama 3 bulan.
台湾には果物、たとえばバナナ、マンゴー、パパイヤなど豊富にあります。
Taiwan memproduksi banya buah-buahan, misalnya pisang, manga, serta papaya.

6. Sentaku no setsuzokushi (選択の接続詞), yaitu setsuzokushi yang dipakai pada saat menyatakan pilihan antara sesuatu yang ada pada bagian sebelumnya dan yang ada pada bagian berikutnya. Setsuzokushi yang termasuk kelompok ini adalah matawa, aruiwa, soretomo, dan naishiwa.
Contoh:
ボールペンまたは鉛筆ではっきり書いてください。
Tulislah dengan jelas menggunakan bolpoin atau pensil.
郵送するかあるいはファックスするか、どちらでもいいです。
Silakan kirim melalui email atau facsimile.
ビールにしますか、それともお酒にしますか。
Mau minum bir atau sake?

7. Tenkan no setsuzokushi (転換の接続詞), yaitu setsuzokushi yang dipakai pada saat mengganti atau mengubah pokok pembicaraan. Setsuzokushi yang termasuk kelompok ini adalah sate, tokorode, tokini, tsugini, dan dewa.
Contoh:
日本語学校の話はこれくらいにします。さて次に、私の生活についてお話をいたします。
Pembicaraan mengenai sekolah bahasa Jepang cukup sampai di sini. Selanjutnya, saya akan menceritakan tentang kehidupan saya.
息子さんも今年から大学だそうで、おめでとう。ところで、事業のほうはうまくいっていますか。
Anakmu akan masuk perguruan tinggi tahun ini, ya. Selamat. Ngomong-ngomong, apakah proyekmu berjalan dengan lancar?
いよいよ大学入試の時期だね。ときに、去年の卒業生の動向は全部分かっていますか。
Akhirnya, sekarang adalah masa-masa tes untuk masuk perguruan tinggi, ya. Ngomong-ngomong, apa kamu tahu pergerakan semua alumnus tahun lalu?

e. Kandoushi (感動詞, Interjeksi)

Menurut Shimizu Yoshiaki (dalam Sudjianto dan Dahidi, 2009:169), selain terkandung kata-kata yang mengungkapkan perasaan, seperti rasa terkejut dan gembira, di dalam kandoushi juga terkandung kata-kata yang menyatakan panggilan atau jawaban terhadap orang lain. Kandoushi di dalam bahasa Jepang terdiri dari beberapa macam, yaitu sebagai berikut.

1.      Kandou (感動), yaitu kandoushi yang menyatakan rasa haru. Kandoushi yang termasuk kelompok ini adalah ara, maa, oya, hora, aa, oo, are (Sudjianto dan Dahidi, 2009:169).
Contoh:
あれ、セミの声が聞こえるよ。
Ee, terdengar suara jangkrik, lho.
おお、素晴らしい景色だなあ。
Wah, pemandangan yang indah.

2.      Yobikake (呼び掛け), yaitu kandoushi yang menyatakan panggilan. Kandoushi yang termasuk kelompok ini adalah moshimoshi, oi, nee, kore, kora, saa (Sudjianto dan Dahidi, 2009:169).
Contoh:
ねえ、ちゃんと聞いているの?
Hei, kamu dengar nggak?
おい、早く起きろ。
Hei, cepat bangun!

3.      Outou (応答), yaitu kandoushi yang menyatakan jawaban. Kandoushi yang termasuk kelompok ini adalah hai, iie, un (Sudjianto dan Dahidi, 2009:170).
Contoh:
はい、分かりました。すぐお伝えします。
Ya, saya mengerti. Akan segera saya sampaikan.
いいえ、まだ送っていません。
Belum saya kirimkan.

4.      Aisatsu (挨拶), yaitu kandoushi yang menyatakan salam. Kandoushi yang termasuk kelompok ini adalah ohayou, konnichiwa, sayounara, konbanwa.
Contoh:
こんにちは、お元気ですか。
Halo, apa kabar?
おはよう、いい天気ですね。
Pagi. Cuacanya bagus, ya.

5.      Kakegoe (掛け声), yaitu kandoushi yang menyatakan bahwa pembicara mengerahkan tenaga untuk melakukan sesuatu. Kandoushi yang termasuk kelompok ini adalah ei, sora, dokkoisho, yoisho, soure.
Contoh:
そっちにボールを投げるぞ、そら
Aku akan lempar bolanya ke sana.

f. Joshi (助詞, Partikel)

Joshi adalah kelas kata yang termasuk fuzokugo (kata yang tidak dapat berdiri sendiri) yang dipakai setelah suatu kata untuk menunjukkan hubungan antara kata tersebut dengan kata lain serta untuk menambah arti kata tersebut lebih jelas lagi (Sudjianto dan Dahidi, 2009:181). Joshi merupakan kata bantu (partikel) yang tidak bisa berdiri sendiri dan tidak mengalami perubahan bentuk (Sutedi, 2010:44).
Joshi dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut.

1. Kakujoshi (格助詞)
Joshi yang termasuk kakujoshi pada umumnya dipakai setelah nomina untuk menunjukkan hubungan antara nomina tersebut dengan kata lainnya. Joshi yang termasuk kelompok ini misalnya ga, no, o, ni, e, to, yori, kara, de, dan ya (Hirai dalam Sudjianto dan Dahidi, 2009:181).
Contoh:
5時銀座太郎花子会った。
Taro dan Hanako bertemu di Ginza pada pukul lima.
家族日本行きました。
Saya pergi ke Jepang bersama keluarga.

2. Setsuzokujoshi (接続助詞)
Joshi yang termasuk setsuzokujoshi dipakai setelah yougen (doushi, i-keiyoushi, na-keiyoushi) atau setelah jodoushi untuk melanjutkan kata-kata yang ada sebelumnya terhadap kata-kata yang ada pada bagian berikutnya. Joshi yang termasuk kelompok ini misalnya ba, to, keredo, keredomo, ga, kara, shi, temo (demo), te (de), nagara, tari (dari), noni, dan node (Hirai dalam Sudjianto dan Dahidi, 2009:181-182).
Contoh:
雨が降ったから学校を休んだ。
Saya tidak sekolah karena hujan.
明日試験があるのでいっしょけんめい勉強します。
Saya akan belajar sungguh-sungguh karena besok ada ujian.

3. Fukujoshi (副助詞)
Joshi yang termasuk fukujoshi dipakai setelah berbagai macam kata. Seperti kelas kata fukushi, fukujoshi berkaitan erat dengan bagian kata berikutnya. Joshi yang termasuk kelompok ini misalnya wa, mo, koso, sae, demo, shika, made, bakari, dake, hodo, kurai (gurai), nado, nari, yara, ka, dan zutsu (Hirai dalam Sudjianto dan Dahidi, 2009:182).
この大学に外国人は五人だけいます。
Di kampus ini hanya ada lima orang asing.
うちから学校まで十分ぐらいかかります。
Dari rumah saya sampai sekolah hanya menghabiskan waktu 10 menit.

4. Kakarijoshi (係助詞)
Kakarijoshi merupakan partikel yang berfungsi untuk menekankan suatu hal. Joshi yang termasuk kelompok ini adalah wa, mo, koso, sae, demo, hoka, dan shika (Okutsu dkk, 1986:20).
Contoh:
美しいが香よくない花。
Bunga yang memiliki warna yang indah namun berbau tidak enak.
知っている事実。
Kenyataan yang saya pun mengetahuinya.
5. Shuujoshi (終助詞)
Joshi yang termasuk shuujoshi pada umumnya dipakai setelah berbagai macam kata pada bagian akhir kalimat untuk menyatakan suatu pertanyaan, larangan, seruan, rasa haru, dan sebagainya. Joshi yang termasuk kelompok ini misalnya ka, kashira, na, naa, zo, tomo, yo, ne, wa, no, dan sa (Hirai dalam Sudjianto dan Dahidi, 2009:182).
Contoh:
毎日スポーツは体にいいです
Olahraga setiap hari baik untuk tubuh, ya.
あの人はハンサムです
Orang itu tampan, ya.

6. Heiritsujoshi (並立助詞)
Heiritsujoshi merupakan partikel yang utamanya menyusun kata benda, menghubungkan kata benda yang satu dengan kata benda lainnya (Okutsu dkk, 1986:26). Joshi yang termasuk kelompok ini adalah to, toka, ya, yara, nari, dan lain-lain.
Contoh:
桜が咲いた。
Bunga sakura dan bunga dari buah persik telah mekar.
私はりんごみかんが好き。
Saya suka apel dan jeruk.

7. Rentaijoshi (連体助詞)
Rentaijoshi merupakan partikel no yang berfungsi untuk membuat hubungan secara sintaksis di antara sesama kata (Hando dalam Saragih, 2013:26).
Contoh:
本。                Buku saya
友達と約束。    Janji dengan teman

8. Juntaijoshi (準体助詞)
Juntaijoshi adalah partikel yang melekat pada suatu kata dan berpengaruh pada keseluruhan kalimat. Joshi yang termasuk kelompok ini adalah no, zo, kara, hodo, dake, dan bakari (Okutsu dkk, 1986:12).
がない。                                Milik saya tidak ada.
30キロからの重さ。                Berat dari 30 kg.

g. Jodoushi (助動詞, Kata Kerja Bantu

Jodoushi merupakan kelompok kelas kata yang termasuk fuzokugo yang dapat berubah bentuknya, utamanya dipakai setelah yougen untuk menambah berbagai macam arti. Berikut adalah beberapa kata yang termasuk jodoushi (Sudjianto dan Dahidi, 2009:174-179).

1.      Reru dan rareru, menyatakan ukemi (bentuk pasif), kanou (bentuk potensial), jihatsu (menyatakan suatu keadaan, kejadian, atau aktivitas dilakukan secara alami), sonkei (bentuk hormat). Contoh:
田中さんが太郎さんに助けられる。 
Tanaka ditolong oleh Taro.
私は朝はやく起きられる
Saya bisa bangun pagi dengan cepat.

2.      Seru dan saseru, menyatakan bentuk kausatif. Contoh:
先生がみんなに歌を歌わせる
Guru menyuruh semuanya bernyanyi.
父が兄を工場に来させる
Ayah menyuruh kakak dating ke pabrik.

3.      Da dan desu, menyatakan dantei (keputusan). Contoh:
浦島太郎は日本の民話です
浦島太郎は日本の民話
Urashima Taro adalah cerita rakyat Jepang.

4.      Nai dan nu, menyatakan uchikeshi (bentuk negatif). Contoh:
太郎は肉を食べない
Taro tidak makan daging.
私は本を読ま
Saya tidak membaca buku.

5.      Ta, menyatakan kako (bentuk lampau). Contoh:
昨日、友達と映画館へ行きました。
Kemarin saya pergi ke bioskop dengan teman-teman.

6.      Rashii, menyatakan suitei (anggapan, dugaan, atau perkiraan). Contoh:
花子さんは明日出発らしい。
Tampaknya Hanako akan berangkat besok.

7.      U, you, darou, menyatakan suiryou (perkiraan) atau ishi (kemauan). Contoh:
午後には空も晴れよう
Pada siang hari pun mungkin langit akan cerah.
明日、父はゴルフに行くだろう
Besok ayah akan pergi bermain golf, kan.

8.      Mai, menyatakan uchikeshi no suiryou (perkiraan negatif). Contoh:
こんな大雪ではあなたも帰れまい
Dengan keadaan salju yang banyak seperti ini, Anda pun mungkin tidak akan bisa pulang.

9.      Souda, menyatakan denbun (menyatakan berita atau kabar yang didengar dari orang lain) dan youtai (dugaan setelah melihat keadaan yang sebenarnya). Contoh:
あの森には天狗がでるそうだ
Katanya di hutan itu ada hantu berhidung panjang.
この森には熊がいるそうだ
Tampaknya di hutan ini ada beruang.

10.  Youda, menyatakan tatoe (perumpamaan) dan futashikana dantei (keputusan yang tidak pasti). Contoh:
あの山はまるで富士山にようだ
Gunung itu kelihatannya seperti Gunung Fuji.
王様の行列が近づいたようだ
Tampaknya iring-iringan raja sudah dekat.
11.  Tai, menyatakan kibou (harapan, keinginan). Contoh:
夏休みには海に行きたい
Saya ingin pergi ke laut saat liburan musim panas.

12.  Masu, menyatakan bentuk halus. Contoh:
雨が降ります
Hujan akan turun.

h. Rentaishi (連体詞, Prenomina

Rentaishi merupakan kelas kata yang berfungsi untuk menjelaskan kata benda setelahnya. Rentaishi tidak bisa berdiri sendiri tanpa diikuti kata benda dan tidak bisa mengalami konjugasi (perubahan bentuk kata) walaupun memiliki makna. Terada Takanao (dalam Sudjianto dan Dahidi, 2009:163-164) menyebutkan bahwa terdapat beberapa pola untuk mengklasifikasikan rentaishi, yaitu sebagai berikut.

1.      Berpola “…no” atau “…ga
Contoh:
この道                  Jalan ini
その本                  Buku itu
わが国                  Negeri kita

2.      Berpola “…ru
Contoh:
ある日                  Suatu hari
あらゆる国          Seluruh negeri
さる六日              Tanggal 6 yang lalu

3.      Berpola “…na
Contoh:
大きな木              Pohon besar
小さなかばん      Tas kecil
おかしな形          Bentuk yang aneh

4.      Berpola “…ta” atau “…da
Contoh:
たった一本          Hanya satu batang
たいした作品      Karya yang hebat
とんだ災難          Kecelakaan yang tidak terduga

i. Doushi (動詞, Kata Kerja)

Doushi merupakan kelas kata yang dapat mengalami perubahan, dipakai untuk menyatakan aktivitas, keberadaan, atau keadaan sesuatu. Berdasarkan memerlukan atau tidaknya objek, doushi dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.

1.      Jidoushi (自動詞), yaitu kata kerja yang tidak memerlukan objek dan tidak mempengaruhi pihak lain.
Contoh:
部屋から富士山が見えます
Gunung Fuji terlihat dari kamar.
もうすぐ試合が始まります
Sebentar lagi pertandingan akan dimulai.

2.      Tadoushi (他動詞), yaitu kata kerja yang memerlukan objek dan mempengaruhi pihak lain.
Contoh:
ちゃんと例文を見てください。
Lihatlah contoh kalimat dengan baik.
9時に授業を始めます
Kita akan memulai pelajaran pada pukul sembilan.

j. Keiyoushi (形容詞, Kata Sifat-i)

Keiyoushi merupakan kelas kata yang menyatakan sifat atau keadaan sesuatu, dapat mengalami perubahan bentuk, dan diakhiri oleh silabel /i/. Shimizu (dalam Sudjianto dan Dahidi, 2009:154-155) membagi keiyoushi secara umum menjadi dua macam, yaitu:

1.      Zokusei keiyoushi (属性形容詞), yaitu kelompok kata sifat-i yang menyatakan sifat atau keadaan secara objektif, misalnya: takai (tinggi), nagai (panjang), hayai (cepat), futoi (gemuk), akai (merah), omoi (berat), dan sebagainya.
Contoh kalimat:
彼は赤いシャツを着ています。
Dia sedang memakai baju merah.

2.      Kanjou keiyoushi (感情形容詞), yaitu kelompok kata sifat-i yang menyatakan perasaan atau emosi secara subjektif, misalnya: ureshii, kanashii, kowai, itai, dan sebagainya.
Contoh kalimat:
プレゼントを買ってくれて、嬉しいです。
Saya senang karena dibelikan hadiah.

k. Keiyoudoushi (形容動詞, Kata Sifat-na)

Keiyoudoushi merupakan kelas kata yang termasuk jiritsugo, dapat berubah bentuk, dan bentuk shuushikei-nya berakhiran dengan da atau desu. Shimizu (dalam Sudjianto dan Dahidi, 2009:155-156) mengklasifikasikan keiyoudoushi menjadi dua macam, yaitu:

1.      Keiyoudoushi yang menyatakan sifat (属性形容動詞), misalnya shizukada (tenang), kireida (cantik, indah), sawayakada (segar), akirakada (jelas), sakanda (populer), kenkoutekida (sehat), dan sebagainya.
Contoh kalimat:
桜の花はとても綺麗だ。
Bunga sakura sangatlah indah.

2.      Keiyoudoushi yang menyatakan perasaan (感情形容動詞), misalnya iyada (tidak senang), zannenda (sayang sekali, merasa menyesal), yukaida (senang hati), fushigida (aneh), sukida (suka), kiraida (benci), dan sebagainya.
Contoh kalimat:
彼は約束を守らなくて、とても嫌いだ。
Saya benci dia karena tidak menepati janji.


B. Perbedaan Setsuzokushi dan Setsuzokujoshi

Setsuzokushi merupakan salah satu bagian dari hinshi yang berperan untuk menggabungkan kalimat yang satu dengan kalimat lainnya dan dapat berdiri sendiri. Di lain pihak, setsuzokujoshi merupakan salah satu jenis joshi (partikel) yang dipakai setelah yougen dan tidak dapat berdiri sendiri.

Contoh:
(1) 彼は病弱だ。だが、彼はやってきてくれた。
(2) 彼は病弱だ、やってきてくれた。
Kedua kalimat di atas sama-sama berarti “Walaupun lemah, dia tetap mengerjakannya untukku”. Pada contoh (1), daga merupakan setsuzokushi yang menghubungkan kalimat di depannya dengan kalimat di belakangnya. Pada contoh (2), ga menempel pada kata sifat na dan merupakan setsuzokujoshi.

品詞 (Hinshi) Kelas Kata




Daftar Pustaka


Mulya, Komara. 2013. Fukushi Bahasa Jepang. Yogyakarta: Graha Ilmu
Okutsu, Keiichiro dkk. 1986. Iwayuru Nihongo Joshi no Kenkyuu. Tokyo: Bonjinsha
Saragih, Febi Ariani. 2013. "Interferensi Bahasa Indonesia terhadap Penggunaan Adposisi Bahasa Jepang pada Bahasa Tulis". Dalam: Paramasastra, Jurnal Ilmiah Bahasa Sastra dan Pembelajarannya Volume I. Malang: Universitas Brawijaya Malang, halaman 22-42
Sudjianto dan Ahmad Dahidi. 2009. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta: Kesaint Blanc
Sutedi, Dedi. 2010. Dasar-Dasar Linguistik Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora

Post a Comment

0 Comments