Advertisement

Persamaan Konsep On dan Gimu dalam Masyarakat Jepang dengan Tri Rna dan Panca Yadnya dalam Masyarakat Bali

1. Konsep On dan Gimu dalam Masyarakat Jepang

On (恩) adalah utang budi (Matsuura, 2005:766). Befu mengungkapkan bahwa on merupakan istilah yang digunakan untuk menunjuk pada utang psikologis dan sosial yang dikenakan pada seseorang atas kebaikan yang diterimanya dari orang lain. On dikelompokkan menjadi beberapa bagian, yaitu sebagai berikut (Ambarwati, 2015).

a.  子恩             : on yang diterima dari kaisar

b.  親恩                : on yang diterima dari orangtua

c.  主の恩            : on yang diterima dari majikan

d.  師の恩            : on yang diterima dari guru

Gimu (義務) berarti kewajiban atau darma (Matsuura, 2005:218). Gimu dapat diartikan sebagai kewajiban membayar on yang telah diterima seseorang. Gimu harus dibayar seseorang karena adanya ikatan-ikatan yang kuat dan ketat pada saat ia dilahirkan, misalnya ikatan pada keluarga dan ikatan pada negaranya. Pembayaran ini tidak memiliki batas waktu, dan pembayaran yang telah dilakukan pun tidak akan pernah cukup walaupun dilakukan seumur hidup (Salsabila, 2016). Gimu dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut (Ambarwati, 2015).

a.       Chu adalah salah satu jenis gimu yang ditujukan kepada kaisar, hukum, dan negara. Chu adalah konsep balas budi dari pengikut terhadap tuan, bukan balas budi terhadap orang tuanya. Pada zaman Edo, konsep chu adalah balas budi bushi terhadap tuan dan balas budi tuan terhadap shogun.

b.      Ko adalah kewajiban terhadap orang tua dan nenek moyang. Ko adalah pembayaran on pada orang tua sendiri, yaitu setiap orang Jepang menyadari telah menerima on dari orang tuanya masing-masing. On tersebut adalah segala hal yang telah dilakukan oleh orang tua untuk membesarkannya hingga mampu mandiri.

Bagan Jenis-Jenis On dan Gimu


2. Tri Rna dan Panca Yadnya dalam Masyarakat Bali

Tri Rna terdiri dari dua kata, yaitu tri (tiga) dan rna (utang) Tri Rna berarti tiga macam utang yang dimiliki manusia. Berikut adalah pembagian Tri Rna (Arya, 2016).

a. Dewa Rna yaitu utang kepada Tuhan Yang Maha Esa beserta manifestasinya karena telah memberikan kehidupan

b. Rsi Rna yaitu utang pada guru pengajian karena telah memberi berbagai ilmu pengetahuan

c. Pitra Rna yaitu utang pada orang tua dan leluhur karena telah melahirkan, mengasuh, dan membesarkan kita.

Tri Rna memiliki kaitan erat dengan Panca Yadnya. Panca Yadnya terdiri dari dua kata, yaitu panca (lima) dan yadnya (korban suci yang tulus ikhlas). Berikut adalah pembagian Panca Yadnya (Wiradarma, 2015).

a. Dewa Yadnya yaitu korban suci yang tulus ikhlas kepada Tuhan Yang Maha Esa

b. Rsi Yadnya yaitu korban suci yang tulus ikhlas untuk kesejahteraan para Rsi

c. Pitra Yadnya yaitu korban suci yang tulus ikhlas pada leluhur

d. Manusa Yadnya yaitu korban suci yang tulus ikhlas pada sesama manusia

e. Bhuta Yadnya yaitu korban suci yang tulus ikhlas pada makhluk bawahan untuk memelihara kesejahteraan alam semesta.

Kaitan Tri Rna yang dibayar melalui pelaksanaan Panca Yadnya, yaitu Dewa Rna menimbulkan pelaksanaan Dewa Yadnya dan Butha Yadnya, Pitra Rna menimbulkan pelaksanaan Manusa Yadnya dan Pitra Yadnya, serta Rsi Rna menimbulkan pelaksanaan Rsi Yadnya (Arya, 2016).

Bagan Pembagian Tri Rna dan Panca Yadnya



3. Persamaan Konsep On dan Gimu dalam Masyarakat Jepang dengan Tri Rna dan Panca Yadnya dalam Masyarakat Bali

Konsep on (utang budi) dan gimu (kewajiban atau darma) dalam masyarakat Jepang memiliki persamaan dengan ajaran Tri Rna (tiga utang) dan Panca Yadnya (lima pelaksanaan korban suci yang tulus ikhlas) dalam masyarakat Hindu di Bali. Konsep on dan Tri Rna sama-sama mengungkapkan adanya utang yang dimiliki manusia sedangkan konsep gimu dan Panca Yadnya berkaitan dengan cara yang dapat ditempuh untuk melunasi utang tersebut. Konsep on dan gimu serta Tri Rna dan Panca Yadnya menunjukkan bahwa semasa hidupnya manusia tidak dapat hidup sendiri, ia menerima kebaikan Tuhan serta orang-orang di sekelilingnya sehingga membuatnya berutang dan wajib untuk membayar utang tersebut sebagai perwujudan balas jasa.



Daftar Pustaka

Ambarwati, Arini. 2015. On, Gimu, dan Giri. Diakses dari website http://ariniaw.blogspot.co.id/2015/03/on-gimu-dan-giri.html pada 15 September 2017

Arya, Angga. 2016. Tri Rna. Diakses dari website http://anggarya.blogspot.co.id/2016/10/tri-rna.html pada 15 September 2017

Matsuura, Kenji. 2005. Kamus Jepang-Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Ramadhani, Wulan Suci. 2017. “Unsur Sosial Budaya Masyarakat Tradisional Jepang yang Tercermin dalam Cerpen Natto Kassen Karya Kikuchi Kan” (skripsi). Semarang: Universitas Diponegoro

Salsabila, Dhira. 2016. Norma di Negara Jepang. Diakses dari website http://dialogbahasajepang.blogspot.co.id/2016/11/norma-di-negara-jepang.html pada 15 September 2017

Wiradarma, I Nyoman Agus Adi. 2015. Panca Yadnya. Diakses dari website http://bhentetcool.blogspot.co.id/2015/08/panca-yadnya.html pada 15 September 2017

Post a Comment

0 Comments