Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi nilai budaya yang terkandung dalam leksikon sakura pada peribahasa Jepang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Sumber data dari penelitian ini adalah peribahasa Jepang yang mengandung leksikon sakura. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah pengertian bunga sakura menurut Umesao (1989:767) dan makna sakura menurut Awazuhara (2007:49). Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yaitu mengetahui arti penting sakura di mata masyarakat Jepang serta kaitannya dengan budaya masyarakat Jepang. Berdasarkan hasil analisis, bunga sakura memiliki makna yang sangat penting bagi masyarakat Jepang. Pada budaya masyarakat Jepang, bunga sakura dianggap sebagai bunga yang paling utama. Nilai budaya yang terkandung dalam leksikon sakura pada peribahasa Jepang adalah keindahan, masa muda, semangat bela negara, dan ketidakkekalan.
Kata kunci: sakura, budaya, nilai, peribahasa
1. Pendahuluan
Sakura sangat dicintai oleh masyarakat Jepang. Sejak dulu, sakura memiliki hubungan erat dengan budaya Jepang (Awazuhara, 2007:39). Salah satu kebudayaan Jepang yang berkaitan dengan sakura dapat dilihat pada musim semi. Saat musim semi, masyarakat Jepang memiliki kebiasaan untuk melakukan hanami, yaitu menikmati keindahan bunga sakura (Parastuti, 2001:32). Selain itu, di Jepang juga terdapat sakuramochi. Sakuramochi adalah kue mochi dari beras ketan yang dibungkus dengan sebuah daun sakura (Hastuti, 2015:62). Kebiasaan melakukan hanami serta adanya sakuramochi ini merupakan tanda bahwa sakura memiliki makna penting bagi masyarakat Jepang.
Pentingnya sakura bagi masyarakat Jepang juga tercermin dari penggunaan leksikon sakura pada peribahasa Jepang (kotowaza). Umesao (1989:767) mengungkapkan pengertian kotowaza (諺) sebagai 昔から広く親しまれている教訓・風刺をふくむ句 (mukashi kara hiroku shitashimarete iru kyoukun, fuushi wo fukumu ku) yang berarti ‘frasa atau kalimat yang mengandung ironi maupun pesan moral yang sejak dulu senantiasa digunakan secara meluas’. Leksikon sakura yang terdapat dalam peribahasa Jepang memiliki makna yang berbeda-beda. Berkaitan dengan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi nilai budaya yang terkandung dalam leksikon sakura pada peribahasa Jepang.
2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Prosedur dari penelitian kualitatif ini, yaitu (Purwanto, 2008:26):
1. Merumuskan masalah
2. Melakukan kajian pustaka untuk mendapatkan batasan-batasan penelitian
3. Melakukan pengumpulan informasi dengan pengamatan terlibat, dalam hal ini adalah mengumpulkan informasi dari berbagai sumber referensi
4. Menguji keabsahan informasi untuk ditingkatkan menjadi fakta
5. Analisis fakta untuk menemukan pola kultural subjek penelitian dan menjawab masalah
Prosedur penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
![]() |
Gambar 1 Prosedur Penelitian Kualitatif |
3. Landasan Teori
Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah pengertian dari sakura yang diungkapkan oleh Umesao (1989:767), yaitu sebagai berikut.
バラ科サクラ属のうち、花木の総称。古くから愛好され、日本の国花。葉は互生。花は五弁で、多くは春開く。八重咲きなど約三〇〇の品種がある。材は、建築・家具・版木に用いる。
Pohon berbunga yang termasuk genus prunus dan famili rosaceae. Bunga nasional Jepang yang telah dicintai sejak zaman dulu. Letak daunnya termasuk alternate, yaitu tertata sehingga tampak seperti bersilang. Bunganya berkelopak lima dan pada umumnya mekar saat musim semi. Terdapat sekitar 300 jenis bunga sakura termasuk yaezaki. Pohon sakura digunakan untuk keperluan konstruksi, perabotan rumah tangga, lukisan dari ukiran kayu, dan lain-lain.
Selain itu, penelitian ini juga menggunakan teori dari Awazuhara (2007:49). Awazuhara mengungkapkan bahwa bagi masyarakat Jepang, sakura bukanlah tumbuhan biasa. Ia mengekspresikan keindahan yang menunjukkan keseimbangan antara kehidupan dan kematian. Sakura dapat menggambarkan kehidupan yang sementara, masa muda, keindahan alam, kesuburan dari pertanian, kesenangan, kesedihan, kecantikan wanita, pembaruan keindahan, awal kehidupan, serta kematian.
4. Pembahasan
Berikut adalah data yang berhasil dikumpulkan pada penelitian ini.
No.
|
Peribahasa
|
Makna Peribahasa
|
Makna Budaya
|
1.
|
花は桜木、人は武士
|
Layaknya sakura yang paling indah di antara bunga-bunga
lainnya, sesuai dengan sistem stratifikasi di Jepang, kaum samurai adalah
manusia yang paling utama.
|
Keindahan dan semangat bela negara
|
2.
|
梅と桜
|
Perumpamaan mengenai barisan hal yang indah dan bagus.
|
Keindahan
|
3.
|
桜花爛漫
|
Bunga sakura mekar dengan sempurna, bermekaran dengan sangat
indah.
|
Keindahan dan masa muda
|
4.
|
三日見ぬ間の桜
|
Hal di dunia ini layaknya bunga sakura yang gugur saat
tidak dilihat selama tiga hari. Ini merupakan perumpamaan bahwa perubahan
yang ada di dunia berlangsung dengan hebat. Hal ini mengindikasikan dunia
merupakan sesuatu yang fana atau tidak kekal.
|
Ketidakkekalan
|
5.
|
明日ありと思う心の仇桜
|
Jika merasa tenang karena berpikir bahwa besok pun bunga sakura
masih mekar dengan indahnya, pada tengah malam mungkin bunga sakura tersebut
gugur karena tertiup angin. Kehidupan pun seperti itu. Kehidupan hanya
sementara, tidak ada yang tahu hal yang akan terjadi esok hari.
|
Ketidakkekalan
|
6.
|
桜折る馬鹿、柿折らぬ馬鹿
|
Jika dahan bunga sakura patah, maka bunga tersebut akan
layu. Sebaliknya, jika patah, pohon kesemek justru akan menghasilkan cabang
baru yang lebat serta banyak buah.
|
Kematian
|
7.
|
梅と桜を両手に持つ
|
Mengandung makna memegang hal yang bagus di kedua tangan
sehingga di atas hal yang baik ada hal yang lebih baik lagi.
|
Hal yang bagus atau baik
|
8.
|
桜梅桃李
|
Menggambarkan bunga sakura, plum, persik, dan prem, secara
bergiliran bermekaran dengan ciri khasnya masing-masing.
|
Sesuatu yang memiliki ciri khas
|
9.
|
桜は花に顕われる
|
Menggambarkan seseorang yang berbaur dengan masyarakat
umum akan menunjukkan bakat luar biasanya pada kesempatan tertentu. Begitu
juga dengan pohon sakura yang tidak mencolok jika berada di antara
pohon-pohon lainnya, orang akan pertama kali sadar bahwa itu adalah pohon sakura
saat bunganya mekar.
|
Hal yang luar biasa
|
10.
|
酒なくて何の己が桜かな
|
Saat melihat bunga sakura (hanami), sake merupakan
pendamping, melihat bunga sakura tanpa minum sake tidaklah menarik.
|
Bunga yang utama, wakil dari bunga lainnya
|
[Data 1] 花は桜木、人は武士 ( はなはさくらぎひとはぶし)
Peribahasa ini memiliki makna sebagai berikut.
花の中では桜が最もすぐれているように、士農工商と言われる通り、人の中では武士が最もすぐれている。http://good-life-labo.blog.so-net.ne.jp/2014-02-04Layaknya sakura yang paling indah di antara bunga-bunga lainnya, sesuai dengan sistem stratifikasi di Jepang, kaum samurai adalah manusia yang paling utama.
Pada peribahasa ini, sakura dikatakan sebagai bunga yang paling indah sehingga digunakan sebagai perumpamaan pada kaum samurai yang dianggap sebagai golongan paling tinggi dalam sistem stratifikasi di Jepang atau yang dikenal dengan istilah shinoukoushou (士農工商). Keindahan bunga sakura disamakan dengan keutamaan kaum samurai karena keindahan bunga sakura tersebut identik dengan semangat dari kaum samurai. Hiraizumi dalam Awazuhara (2007:45) mengungkapkan bahwa sakura menyimbolkan semangat dari masyarakat Jepang (kaum samurai) karena kelopaknya yang berguguran dari pohon menyerupai masyarakat Jepang (kaum samurai) yang menyerahkan hidupnya untuk kaisar dan negara. Oleh karena itu, leksikon sakura pada peribahasa ini memiliki makna keindahan dan semangat membela negara.
[Data 2] 梅と桜(うめとさくら)
Peribahasa ini memiliki makna sebagai berikut.
美しいものや良いものが並んでいるたとえ。http://minabe.net/gaku/bungaku/kotowaza.htmlPerumpamaan mengenai barisan hal yang indah dan bagus.
Pada peribahasa ini, sakura disejajarkan dengan plum. Keduanya dianggap sebagai sesuatu yang indah dan bagus. Pada realitanya, bunga plum mekar lebih dahulu yaitu sekitar akhir Februari hingga akhir Maret kemudian disusul dengan bunga sakura pada akhir Maret hingga akhir April. Keindahan bunga plum yang bermekaran merupakan tanda untuk mengawali musim semi di Jepang yang akan dipenuhi dengan bunga sakura. Mekarnya bunga plum yang kemudian disusul dengan bunga sakura ini dianggap sebagai hal yang indah dan bagus. Oleh karena itu, leksikon sakura pada peribahasa ini mengandung makna keindahan.
[Data 3] 桜花爛漫 (おうからんまん)
Peribahasa ini memiliki makna sebagai berikut.
桜の花が満開になって、みごとに咲き乱れているさま。http://good-life-labo.blog.so-net.ne.jp/2014-02-04Bunga sakura mekar dengan sempurna, bermekaran dengan sangat indah.
Pada realitanya, makna keindahan bunga sakura pada peribahasa ini dapat disejajarkan dengan keindahan atau kecantikan seseorang di masa muda. Masa muda merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang. Pada masa muda, seseorang akan memancarkan keindahan atau kecantikan yang dimilikinya. Hal yang sama berlaku pada bunga sakura. Saat kelopak bunga ini mekar dengan sempurna, saat itulah ia terlihat sangat indah. Jadi, leksikon sakura pada peribahasa ini mengandung makna keindahan dan masa muda.
[Data 4] 三日見ぬ間の桜 ( みっかみぬまのさくら )
Peribahasa ini memiliki makna sebagai berikut.
世の中は、3日見ないうちに散ってしまう桜の花のようなものだ。世の中の移り変わりが激しいことのたとえ。「世の中は三日見ぬ間に桜かな」とも。この世のはかないことをいう。http://good-life-labo.blog.so-net.ne.jp/2014-02-04Hal di dunia ini layaknya bunga sakura yang gugur saat tidak dilihat selama tiga hari. Ini merupakan perumpamaan bahwa perubahan yang ada di dunia berlangsung dengan hebat. Hal ini mengindikasikan dunia merupakan sesuatu yang fana atau tidak kekal.
Sesuai dengan makna tersebut, sakura diibaratkan sebagai sesuatu yang tidak abadi. Pada kenyataannya, masa bunga sakura dari mulai muncul hingga akhirnya gugur hanya berkisar dua minggu atau rata-rata sekitar sepuluh hari (Parastuti, 2001:7). Singkatnya masa bunga sakura dari mulai muncul hingga akhirnya gugur tersebut sama dengan segala hal yang ada di dunia. Segala sesuatu yang ada di dunia ini tidak bersifat abadi, melainkan senantiasa mengalami perubahan. Jadi, leksikon sakura pada peribahasa ini mengandung makna ketidakkekalan.
[Data 5] 明日ありと思う心の仇桜 ( あすありとおもうこころのあだざくら )
Peribahasa ini memiliki makna sebagai berikut.
桜は明日もまだ美しく咲いているだろうと安心していると、その夜中に強い風が吹いて散ってしまうかもしれない。 人生もそれと同じで、明日はどうなるか、わからないという人生のはかなさを言ったことば。http://good-life-labo.blog.so-net.ne.jp/2014-02-04Jika merasa tenang karena berpikir bahwa besok pun bunga sakura masih mekar dengan indahnya, pada tengah malam mungkin bunga sakura tersebut gugur karena tertiup angin. Kehidupan pun seperti itu. Kehidupan hanya sementara, tidak ada yang tahu hal yang akan terjadi esok hari.
Pada peribahasa ini, kehidupan diibaratkan seperti bunga sakura. Bunga sakura yang hari ini terlihat mekar dengan indahnya bisa saja besok sudah berguguran. Hal yang sama berlaku pada kehidupan manusia. Siklus kehidupan manusia dimulai dari lahir, hidup, lalu pada akhirnya akan mati. Tidak ada yang dapat menentukan secara pasti waktu kematian seseorang namun sudah dapat dipastikan bahwa pada akhirnya setiap orang akan mati. Oleh karena itu, leksikon sakura pada peribahasa ini mengandung makna ketidakkekalan.
[Data 6] 桜折る馬鹿、柿折らぬ馬鹿 (さくらおるばか、かきおらぬばか)
Peribahasa ini memiliki makna sebagai berikut.
桜は枝を折ると枯れてしまうことがある。一方、刃物を嫌う柿は枝を折るほうが新しい枝が茂って多くの実をつけるということ。http://kotowaza.jitenon.jp/kanji/528.phpJika dahan bunga sakura patah, maka bunga tersebut akan layu. Sebaliknya, jika patah, pohon kesemek justru akan menghasilkan cabang baru yang lebat serta banyak buah.
Pada peribahasa ini dikatakan bahwa bunga sakura yang ada di sebuah dahan yang patah dari pohon sakura akan layu. Peribahasa ini berkaitan dengan manusia. Jika jiwa manusia terlepas dari tubuhnya, maka manusia tersebut akan mati. Hal ini dikarenakan jiwalah yang menjadikan manusia tersebut dapat hidup. Pada bunga sakura, pohonlah yang membuatnya dapat hidup sehingga apabila bunga sakura tersebut terlepas dari pohonnya maka secara otomatis bunga tersebut akan layu atau mati. Jadi, makna leksikon sakura pada peribahasa ini adalah kematian.
[Data 7] 梅と桜を両手に持つ
Peribahasa ini memiliki makna sebagai berikut.
良い物を両手に持つ、ということで、良いことの上に、さらに良いことがあること。http://minabe.net/gaku/bungaku/kotowaza.htmlMengandung makna memegang hal yang bagus di kedua tangan sehingga di atas hal yang baik ada hal yang lebih baik lagi.
Pada peribahasa ini, sakura disamakan dengan plum. Bunga sakura dan bunga plum sama-sama disebut sebagai sesuatu yang bagus atau baik. Jika dilihat pada kenyataannya, bunga plum dan bunga sakura memang merupakan bunga yang indah dan bagus. Oleh karena itu, makna leksikon sakura pada peribahasa ini adalah hal yang bagus atau baik.
[Data 8] 桜梅桃李 (おうばいとうり)
Peribahasa ini memiliki makna sebagai berikut.
桜、梅、桃、李(すもも)のこと。転じて、それぞれが独自の花を咲かせること。http://good-life-labo.blog.so-net.ne.jp/2014-02-04Menggambarkan bunga sakura, plum (ume), persik (momo), dan prem (sumomo), secara bergiliran bermekaran dengan ciri khasnya masing-masing.
Bunga sakura, plum (ume), persik (momo), dan prem (sumomo) mekar secara bergiliran di Jepang. Waktu mekarnya bunga-bunga ini berbeda-beda di setiap wilayah di Jepang. Meskipun demikian, secara umum urutan dari mekarnya bunga-bunga ini yaitu plum (akhir Februari hingga akhir Maret), persik (akhir Maret hingga awal April), prem (akhir Maret hingga awal April), lalu sakura (akhir Maret hingga akhir April). Masing-masing bunga ini memiliki ciri khas yang membuatnya berbeda dari yang lain. Oleh karena itu, leksikon sakura pada peribahasa ini berarti sesuatu yang memiliki ciri khas.
[Data 9] 桜は花に顕われる (さくらははなにあらわれる)
Peribahasa ini memiliki makna sebagai berikut.
ふだんは平凡な人々に紛れていた人間が、何らかの機会に優れた才能を発揮するたとえ。他の雑木に交って目立たなかった桜の木も、花が咲いて初めて桜の木だと気づかれるということから。http://kotowaza.jitenon.jp/kanji/528.phpMenggambarkan seseorang yang berbaur dengan masyarakat umum akan menunjukkan bakat luar biasanya pada kesempatan tertentu. Begitu juga dengan pohon sakura yang tidak mencolok jika berada di antara pohon-pohon lainnya, orang akan pertama kali sadar bahwa itu adalah pohon sakura saat bunganya mekar.
Pada realitanya, pohon sakura memang tidak mencolok sehingga membuat orang awam sulit mengetahui pohon sakura jika pohon tersebut berada di antara pohon-pohon lainnya. Hal yang dapat membuat orang sadar akan keberadaan pohon sakura adalah bunga sakura. Keadaan ini diibaratkan sama seperti keberadaan seseorang di antara masyarakat umumnya. Keberadaan orang tersebut tidak akan disadari oleh orang lain hingga akhirnya orang tersebut menunjukkan bakat luar biasanya. Berdasarkan hal tersebut, leksikon sakura pada peribahasa ini memiliki makna hal yang luar biasa. Hal yang luar biasa yang dimiliki oleh bunga sakura membuat orang-orang mengetahui keberadaan dari pohon sakura.
[Data 10] 酒なくて何の己が桜かな (さけなくてなんのおのれがさくらかな)
Peribahasa ini memiliki makna sebagai berikut.
花見に酒はつきもので、酒を飲まない花見はおもしろくないということ。http://kotowaza.jitenon.jp/kanji/528.phpSaat melihat bunga sakura (hanami), sake merupakan pendamping, melihat bunga sakura tanpa minum sake tidaklah menarik.
Pada pengertian peribahasa ini, hanami diartikan sebagai melihat bunga sakura padahal secara leksikal hanami berarti melihat bunga (花 hana = bunga, 見 mi = melihat). Masyarakat Jepang telah paham bunga yang dimaksud tanpa menyebutkan secara eksplisit bahwa bunga tersebut adalah bunga sakura. Hal ini menandakan bahwa masyarakat Jepang telah menganggap bunga sakura sebagai bunga yang utama sehingga dapat mewakili bunga-bunga lainnya. Jadi, makna leksikon sakura pada peribahasa ini adalah bunga yang utama, wakil dari bunga lainnya.
5. Penutup
Berdasarkan hasil pembahasan, dapat diketahui bahwa bunga sakura memiliki makna yang sangat penting bagi masyarakat Jepang. Makna tersebut dapat diketahui dari leksikon sakura yang digunakan pada peribahasa Jepang. Pada budaya masyarakat Jepang, bunga sakura dianggap sebagai bunga yang paling utama. Bunga ini memiliki ciri khas yaitu keindahan yang luar biasa bagus atau baik. Keindahan saat bunga sakura mekar diibaratkan seperti keindahan atau kecantikan seseorang di masa mudanya. Akan tetapi, keindahan tersebut tidaklah kekal. Bunga tersebut pada akhirnya akan mati. Kelopak bunga sakura yang berguguran dari pohonnya identik dengan semangat bela negara dari kaum samurai yang bersedia menyerahkan hidupnya untuk kaisar dan negara. Jadi, nilai budaya yang terkandung dalam leksikon sakura pada peribahasa Jepang adalah keindahan, masa muda, semangat bela negara, dan ketidakkekalan.
Daftar Pustaka
Awazuhara, Atsushi. 2007. Perceptions of Ambiguous Reality – Life, Death and Beauty in Sakura. Japanese Religions, Vol. 32 (1 & 2):39-51
Hastuti, Nur. 2015. Daya Tarik Bunga Sakura bagi Masyarakat Jepang. Jurnal Izumi, Volume 5, No. 1:57-63
http://good-life-labo.blog.so-net.ne.jp/2014-02-04
http://kotowaza.jitenon.jp/kanji/528.php
http://minabe.net/gaku/bungaku/kotowaza.html
Parastuti. 2001. Mengenal Budaya Negeri Matahari Terbit. Surabaya: Unesa University Press
Purwanto. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Umesao, Tadao. 1989. Nihongo Dai Jiten. Tokyo: Koudansha
0 Comments