Glosarium
Jenis-Jenis Joshi
(助詞)
Joshi adalah kelas kata yang termasuk fuzokugo (kata yang tidak dapat berdiri sendiri) yang dipakai setelah suatu kata untuk menunjukkan hubungan antara kata tersebut dengan kata lain serta untuk menambah arti kata tersebut lebih jelas lagi (Sudjianto dan Dahidi, 2009:181). Joshi merupakan kata bantu (partikel) yang tidak bisa berdiri sendiri dan tidak mengalami perubahan bentuk (Sutedi, 2010:44).
Joshi dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut.
1. Kakujoshi (格助詞)
Joshi yang termasuk kakujoshi pada umumnya dipakai setelah nomina untuk menunjukkan hubungan antara nomina tersebut dengan kata lainnya. Joshi yang termasuk kelompok ini misalnya ga, no, o, ni, e, to, yori, kara, de, dan ya (Hirai dalam Sudjianto dan Dahidi, 2009:181).
Contoh:
5時に銀座で太郎が花子と会った。
Taro dan Hanako bertemu di Ginza pada pukul lima.
家族と日本へ行きました。
Saya pergi ke Jepang bersama keluarga.
2. Setsuzokujoshi (接続助詞)
Joshi yang termasuk setsuzokujoshi dipakai setelah yougen (doushi, i-keiyoushi, na-keiyoushi) atau setelah jodoushi untuk melanjutkan kata-kata yang ada sebelumnya terhadap kata-kata yang ada pada bagian berikutnya. Joshi yang termasuk kelompok ini misalnya ba, to, keredo, keredomo, ga, kara, shi, temo (demo), te (de), nagara, tari (dari), noni, dan node (Hirai dalam Sudjianto dan Dahidi, 2009:181-182).
Contoh:
雨が降ったから学校を休んだ。
Saya tidak sekolah karena hujan.
明日試験があるのでいっしょけんめい勉強します。
Saya akan belajar sungguh-sungguh karena besok ada ujian.
3. Fukujoshi (副助詞)
Joshi yang termasuk fukujoshi dipakai setelah berbagai macam kata. Seperti kelas kata fukushi, fukujoshi berkaitan erat dengan bagian kata berikutnya. Joshi yang termasuk kelompok ini misalnya wa, mo, koso, sae, demo, shika, made, bakari, dake, hodo, kurai (gurai), nado, nari, yara, ka, dan zutsu (Hirai dalam Sudjianto dan Dahidi, 2009:182).
この大学に外国人は五人だけいます。
Di kampus ini hanya ada lima orang asing.
うちから学校まで十分ぐらいかかります。
Dari rumah saya sampai sekolah hanya menghabiskan waktu 10 menit.
4. Kakarijoshi (係助詞)
Kakarijoshi merupakan partikel yang berfungsi untuk menekankan suatu hal. Joshi yang termasuk kelompok ini adalah wa, mo, koso, sae, demo, hoka, dan shika (Okutsu dkk, 1986:20).
Contoh:
色は美しいが香はよくない花。
Bunga yang memiliki warna yang indah namun berbau tidak enak.
私も知っている事実。
Kenyataan yang saya pun mengetahuinya.
5. Shuujoshi (終助詞)
Joshi yang termasuk shuujoshi pada umumnya dipakai setelah berbagai macam kata pada bagian akhir kalimat untuk menyatakan suatu pertanyaan, larangan, seruan, rasa haru, dan sebagainya. Joshi yang termasuk kelompok ini misalnya ka, kashira, na, naa, zo, tomo, yo, ne, wa, no, dan sa (Hirai dalam Sudjianto dan Dahidi, 2009:182).
Contoh:
毎日スポーツは体にいいですよ。
Olahraga setiap hari baik untuk tubuh, ya.
あの人はハンサムですね。
Orang itu tampan, ya.
6. Heiritsujoshi (並立助詞)
Heiritsujoshi merupakan partikel yang utamanya menyusun kata benda, menghubungkan kata benda yang satu dengan kata benda lainnya (Okutsu dkk, 1986:26). Joshi yang termasuk kelompok ini adalah to, toka, ya, yara, nari, dan lain-lain.
Contoh:
桃や桜が咲いた。
Bunga sakura dan bunga dari buah persik telah mekar.
私はりんごとみかんが好き。
Saya suka apel dan jeruk.
7. Rentaijoshi (連体助詞)
Rentaijoshi merupakan partikel no yang berfungsi untuk membuat hubungan secara sintaksis di antara sesama kata (Hando dalam Saragih, 2013:26).
Contoh:
私の本。 Buku saya
友達との約束。 Janji dengan teman
8. Juntaijoshi (準体助詞)
Juntaijoshi adalah partikel yang melekat pada suatu kata dan berpengaruh pada keseluruhan kalimat. Joshi yang termasuk kelompok ini adalah no, zo, kara, hodo, dake, dan bakari (Okutsu dkk, 1986:12).
私のがない。 Milik saya tidak ada.
30キロからの重さ。 Berat dari 30 kg.
Alomorf
(異形態)
Bentuk-bentuk realisasi yang
berlainan dari morfem yang sama disebut alomorf. Dengan kata lain, alomorf
adalah perwujudan konkret (di dalam pertuturan) dari sebuah morfem (Purkonudin,
2011).
Contoh:
Pada contoh (1), me- adalah morfem. Morfem ini setelah dilekatkan pada bentuk lain memperlihatkan perubahan bentuk akibat fonem awal morfem yang dilekatinya. Walaupun demikian, makna yang ditimbulkan tetap. Pada contoh di atas, makna yang ditimbulkan adalah melakukan pekerjaan seperti yang disebutkan dalam morfem dasar. Dengan demikian, mem-, men-, meng-, meny-, dan me- adalah alomorf dari me- (Pateda, 1994:72-73). Pada contoh (2), dapat diketahui bahwa ber-, be-, dan bel- merupakan alomorf morfem ber- (Ramlan, 2001:33).
Dalam bahasa Jepang juga terdapat contoh-contoh alomorf, yaitu sebagai berikut.
Contoh alomorf tersebut dikelompokkan berdasarkan perubahan-perubahan fonem secara fonologis. Contoh (a) merupakan rendaku (連濁) yaitu perubahan fonem dari seion ke dakuon. Contoh (b) merupakan ten’on (転音) yaitu vokal akhir unsur pertama mengalami perubahan fonem. Contoh (c) merupakan onbin (音便) yaitu proses asimilasi bunyi, dalam hal ini adalah sokuonbin (っ). Contoh (d) merupakan on’in tenka (音韻添加) yaitu penambahan fonem. Terakhir, contoh (e) merupakan on’in datsuraku (音韻脱落) yaitu penghilangan fonem yang dapat berupa pelesapan, pemendekan, atau pun penggabungan vokal (Sunarni dan Johana, 2016:32-35).
Kata
Kerja Majemuk (複合動詞)
Kata kerja majemuk merupakan salah satu bagian dari kata majemuk (fukugougo). Satu fakta yang paling signifikan mengenai kata kerja majemuk bahasa Jepang adalah mayoritas dari kata kerja majemuk tersebut merupakan susunan dari activity verb ditambah process verb. Process verb biasanya merupakan pasangan kata kerja intransitif dan transitif serta menunjukkan perubahan keadaan atau perubahan lokasi. Contoh process verb meliputi kata kerja intransitif aku (terbuka) dan pasangan kata kerja transitifnya akeru (membuka) serta kata kerja intransitif hairu (masuk) yang berpasangan dengan kata kerja transitif ireru (memasukkan). Kata kerja aku berarti bahwa suatu objek yang tadinya tertutup mengalami perubahan menjadi terbuka sedangkan akeru menandakan tindakan yang menyebabkan perubahan tersebut. Berbanding terbalik dengan pasangan hairu dan ireru, perubahan bukan pada keadaan objek melainkan perubahan lokasi. Activity verb merupakan kata kerja yang tidak menunjukkan perubahan keadaan atau perubahan lokasi serta bukan merupakan kata kerja intransitif maupun transitif. Contohnya, kata kerja yomu (membaca), fuku (bertiup), miru (melihat), motsu (membawa), sasou (mengundang), serta tataku (memukul) (Tagashira dan Hoff, 1986:2-3).
Berikut adalah contoh-contoh dari kata kerja majemuk.
Contoh:
a. 黙り込む damarikomu (Tagashira dan Hoff, 1986:30)
V1 = damaru (diam, membisu)
V2 = komu (masuk)
Vmajemuk = damarikomu (terdiam, berdiam diri, diam dalam seribu bahasa)
彼女はぺらぺらとゴシップを話しつづけていたが、ついに度が過ぎたと思ったのか急に黙り込んだ。
Ia terus-menerus bergosip dengan lancar, namun tiba-tiba terdiam ketika menyadari bahwa ia telah berbicara terlalu banyak.
彼はほかのことならよくしゃべるのだが、自分の仕事のことになると、急に黙り込む。
Ia banyak bicara bila membahas hal lain, namun ketika membahas tentang pekerjaannya, ia langsung terdiam.
b. 話しかける hanashikakeru (Tagashira dan Hoff, 1986:39)
V1 = hanasu (berbicara)
V2 = kakeru (menggantung)
Vmajemuk = hanashikakeru (berbicara, menegur, menyapa)
電車の中で若いハンサムな男性に話しかけられてどぎまぎしてしまった。
Saya sangat gugup ketika di dalam kereta ada seorang laki-laki tampan berbicara pada saya.
彼女は日本人か韓国人か中国人か分からなかったが、ためしに日本語で話しかけてみた。
Saya tidak tahu apakah ia orang Jepang, Korea, atau China. Untuk memastikannya, saya mencoba berbicara dengannya menggunakan bahasa Jepang.
a. 待ち構える machikamaeru (Tagashira dan Hoff, 1986:98)
V1 = matsu (menunggu)
V2 = kamaeru (bersiap sebelumnya)
Vmajemuk = machikamaeru (siap menunggu)
逃亡犯人は女友達の住んでいる町に帰ってきたところを待ち構えていた警察にただちに逮捕された。
Kriminal yang melarikan diri tersebut pulang ke kota tempat pacarnya tinggal dan langsung ditangkap oleh polisi yang telah siap menunggu kehadirannya.
妻は私の帰宅を待ち構えていて、私が靴を脱がない前からその日の出来ごとをぐちやゴシップをまぜて話して聞かせる。
Istri saya selalu siap menunggu kepulangan saya. Sebelum saya sempat melepas sepatu, ia langsung menceritakan pada saya mengenai kejadian yang terjadi pada hari itu, diselingi dengan keluhan dan gosip.
b. 待ち望むmachinozomu (Tagashira dan Hoff, 1986:99-100)
V1 = matsu (menunggu)
V2 = nozomu (berharap, menginginkan)
Vmajemuk = machinozomu (menunggu dengan penuh pengharapan, menanti-nanti)
あの宗派の信者はキリストの再来を信じてそれを待ち望んでいる。
Penganut sekte agama tersebut percaya Yesus akan datang untuk yang kedua kalinya sehingga mereka sangat menanti-nantikan hal tersebut.
戦争の影響を直接受けてきた欧州の国民は1日も早く戦争が終わり平和が来ることを待ち望んでいた。
Penduduk Eropa yang secara langsung terkena dampak dari peperangan sangat menunggu dengan penuh pengharapan akan berakhirnya peperangan serta datangnya kedamaian.
c. 読み返すyomikaesu (Tagashira dan Hoff, 1986:243-244)
V1 = yomu (membaca)
V2 = kaesu (mengembalikan)
Vmajemuk = yomikaesu (membaca kembali)
昨日の文学の試験は質問が多い上に、短い簡潔な答えを書けるものがなかった。一応全部の問題を済ますと、もう時間で、読み返す余裕がなかった。
Ada banyak pertanyaan pada ujian kesusastraan kemarin dan saya tidak dapat menjawab dengan singkat dan simpel. Setelah selesai menjawab semua pertanyaan, saya tidak sempat membacanya kembali karena keterbatasan waktu.
コンテストに応募した短編小説が一番になったと知らせてきた。嬉しい便りなので、数日はその手紙を何度も読み返して、その度に喜びをひたった。
Saya mendapat informasi bahwa cerita pendek yang saya daftarkan dalam lomba berhasil meraih juara satu. Berita yang menggembirakan ini membuat saya berkali-kali membaca kembali surat tersebut selama berhari-hari dan saya pun tenggelam dalam kebahagiaan.
a. 引き受けるhikiukeru (Tagashira dan Hoff, 1986:55-56)
V1 = hiku (menarik)
V2 = ukeru (menerima, mendapat)
Vmajemuk = hikiukeru (menyanggupi, menerima, memikul)
あのタイピストは仕事が早い上に親切で、自分の仕事を済ませると、人の仕事を引き受けてやってやる。
Juru ketik itu cepat dalam menyelesaikan pekerjaan dan juga ramah. Ketika pekerjaannya telah selesai, ia pun menerima dan menyelesaikan pekerjaan orang lain.
おじは父の残した負債を引き受けて返済してくれた上、私の学費を出してくれた。
Selain menerima beban tanggung jawab untuk membayar hutang-hutang ayah, paman juga membayar uang kuliah saya.
b. 落ち合うochiau (Tagashira dan Hoff, 1986:168)
V1 = ochiru (jatuh)
V2 = au (bertemu)
Vmajemuk = ochiau (bertemu)
この週末に昔の友達と会うことになっているが何をするのかは決めてなく、喫茶店で落ち合って、それから決めようと思っている。
Akhir minggu ini saya akan bertemu dengan teman lama. Kami belum memutuskan mengenai hal yang akan dilakukan. Kami berencana bertemu di kafe dan akan mengambil keputusan setelahnya.
お宅を知らない人もいるから、大沢のバス停で落ち合ってそこからみんなで一緒に行きましょう。
Karena ada yang tidak tahu letak rumahnya, mari kita bertemu di pemberhentian bus Osawa kemudian bersama-sama pergi ke rumahnya.
a. 張り切るharikiru (Tagashira dan Hoff, 1986:43-44)
V1 = haru (meregangkan)
V2 = kiru (memotong)
Vmajemuk = harikiru (bersemangat)
彼はマスコミから金メダル候補とさわがれ、ついに沈着さを失ったらしい。コースの最初から張り切りすぎて力を出しすぎ、後半は疲労が出てついに優勝できなかった。
Ia tampak terganggu dengan pembicaraan di media massa yang menyebutnya sebagai kandidat peraih medali emas. Ia terlalu bersemangat dan mengerahkan tenaganya di awal pertandingan sehingga di paruh kedua ia kelelahan dan gagal menjadi juara.
さあー、みんな、今シーズン最後の試合だ。張り切って頑張ろうぜ!
Ini adalah pertandingan terakhir di musim ini. Mari kita berusaha sekuat tenaga dan melakukan yang terbaik!
b. 落ち着くochitsuku (Tagashira dan Hoff, 1986:169)
V1 = ochiru (jatuh)
V2 = tsuku (sampai, tiba)
Vmajemuk = ochitsuku (tenang)
そんなに興奮していないで、まず気をしずめ落ち着いて話しなさい。
Jangan terlalu bergembira begitu. Kendalikan emosimu dan ceritakan pada kami dengan tenang.
3年ぶりに友達が訪ねてくれるというので、前の日から気持ちがそわそわして落ち着かなかった。
Sudah tiga tahun tidak berjumpa dan teman saya tersebut mengatakan bahwa ia akan mengunjungi saya. Hal itu membuat saya gelisah dan tidak bisa tenang.
Jenis-jenis
Bahasa Berdasarkan Sistem Morfologi
Tipe-tipe bahasa di dunia
berdasarkan sistem morfologinya dapat dikelompokan ke dalam beberapa jenis.
Wilhelm Von Humbol (dalam Setyawan, 2016) mengklasifikasikan bahasa berdasarkan
sistem morfologinya, yaitu bahasa isolasi, bahasa aglutinasi, bahasa fleksi,
dan bahasa inkorporasi.
a.
Bahasa Isolasi (孤立語)
Bahasa isolasi adalah bahasa yang memiliki satu morfem dalam satu
kata. Bahasa isolasi tidak mengalami afiksasi seperti bahasa Indonesia. Contoh
bahasa yang termasuk dalam tipe bahasa isolasi adalah bahasa Mandarin dan
Indo-Cina. Contohnya adalah aku mencintai kamu yang dalam bahasa China
diterjemahkan menjadi wo ai ni (我爱你), setiap kata hanya memiliki satu morfem.
b.
Bahasa Aglutinasi (膠着語)
Bahasa aglutinasi adalah bahasa yang memiliki banyak morfem tetapi
batas morfemnya jelas. Bahasa aglutinasai mengalami perubahan bentuk kata
melalui proses morfologis seperti penggabungan, pengimbuhan, pengulangan,
pemajemukan, dan pembubuhan seperti bahasa Indonesia. Contoh dalam bahasa
Indonesia adalah terdapat pada kata memancing. Memancing memiliki tanda kata
kerja dan aktif. Kata memancing terdiri dari dua morfem, yaitu morfem {mem} dan
{pancing}. Morfem {mem} sebagai penanda kata kerja dan aktif.
c.
Bahasa Fleksi (屈折語)
Bahasa fleksi adalah bahasa yang satu kata terdapat banyak morfem
tetapi batas morfemnya tidak jelas. Bahasa fleksi mengalami perubahan bentuk
kata berdasarkan beberapa hal, seperti waktu, persona, jumlah, gender, dan
kasus seperti bahasa Eropa, Arab, dan Sansekerta. Misalnya pada kata kataba (dalam bahasa Arab) yang berarti
menulis. Menulis dengan penanda aktif, laki-laki yang melakukannya, kejadian
lampau. Akan tetapi, morfem yang menunjukkan aktif, laki-laki, dan lampau tidaklah
jelas.
d.
Bahasa Inkorporasi (抱合語)
Bahasa inkorporasi adalah bahasa yang lebih dipadatkan. Bahasa ini
sebenarnya merupakan perincian dari bahasa aglutinasi. Sebuah kalimat hanya
terdapat dalam sebuah kata atau dengan kata lain dijejal dalam sebuah kata
sehingga bahasa ini disebut bahasa kalimat. Bahasa ini sangat berbeda dengan
bahasa tipe isolasi, aglutinasi, dan fleksi yang merupakan bahasa kata. Contoh
tipe bahasa inkorporasi adalah bahasa Ameridian dan Eskimo. Misalnya, ikan dalam
bahasa Eskimo adalah kutsyuks, saya
makan ikan diterjemahkan menjadi kitstyaks.
Daftar Pustaka
Okutsu, Keiichiro dkk. 1986. Iwayuru Nihongo Joshi no Kenkyuu. Tokyo: Bonjinsha
Pateda, Mansoer. 1994. Linguistik (Sebuah Pengantar). Bandung: Penerbit Angkasa Bandung
Purkonudin, Ukon. 2011. Morfologi. Diakses dari website http://ukonpurkonudin.blogspot.co.id/2011/09/morfologi.html pada 22 Februari 2017
Ramlan. 2001. Morfologi: Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: CV Karyono
Saragih, Febi Ariani. 2013. "Interferensi Bahasa Indonesia terhadap Penggunaan Adposisi Bahasa Jepang pada Bahasa Tulis". Dalam: Paramasastra, Jurnal Ilmiah Bahasa Sastra dan Pembelajarannya Volume I. Malang: Universitas Brawijaya Malang, halaman 22-42
Setyawan, Aan. 2016. Jenis-Jenis Bahasa Berdasarkan Sistem Morfologinya. Diakses dari website https://belajarbahasa.id/artikel/dokumen/67-jenis-jenis-bahasa-berdasarkan-sistem-morfologinya-2016-06-24-04-09 pada 21 Februari 2017
Sudjianto dan Ahmad Dahidi. 2009. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta: Kesaint Blanc
Sunarni, Nani dan Jonjon Johana. 2016. Morfologi Bahasa Jepang. Bandung: Unpad Press
Sutedi, Dedi. 2010. Dasar-Dasar Linguistik Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora
Tagashira, Yoshiko dan Jean Hoff. 1986. Handbook of Japanese Compound Verbs. Tokyo: The Hokuseido Press
0 Comments