Advertisement

連語 (Kolokasi) dan 慣用句 (Idiom)


第1節 連語

Bagian 1 Kolokasi

連語
Kolokasi
連語(コロケーション)を品詞により分類すると、次の4種類に大別される。
Kolokasi (collocation, frasa yang makna keseluruhannya bisa diketahui dari makna setiap kata yang menyusun frasa tersebut) berdasarkan kelas katanya secara umum dikelompokkan menjadi 4 kategori berikut.

1.      名詞+動詞
a.       名詞+を+動詞……電話をかける 汗をかく
経験を積む 夢を抱く
b.       名詞+が+動詞……電話がかかる 影響が出る
許可が下りる
c.       名詞+に+動詞……電話に出る 実行に移す
錯覚に陥る
1. Kata BendaKata Kerja
a.       Kata benda+を+kata kerja
Denwa wo kakeru (menelepon)
Ase wo kaku (berkeringat)
Keiken wo tsumu (menambah pengalaman)
Yume wo idaku (memiliki impian)
b.      Kata benda+が+kata kerja
Denwa ga kakaru (mendapat telepon)
Eikyou ga deru (berdampak)
Kyoka ga oriru (mendapat izin)
c.       Kata benda+に+kata kerja
Denwa ni deru (menjawab telepon)
Jikkou ni utsusu (mempraktikkan)
Sakkaku ni ochiiru (terperangkap dalam ilusi)

2.      名詞+形容詞……責任が重い 可能性が高い
酒に強い 地理に明るい
2.      Kata bendakata sifat-i
Sekinin ga omoi (tanggung jawab yang berat)
Kanousei ga takai (sangat mungkin)
Sake ni tsuyoi (kuat minum minuman beralkohol)
Chiri ni akarui (pandai dalam hal geografi)

3.      形容詞・形容動詞+名詞……重い病気 はかない夢
温かな家庭
3.      Kata sifat-i atau kata sifat-nakata benda
Omoi byouki (penyakit parah)
Hakanai yume (impian yang fana atau bersifat sementara)
Atatakana katei (keluarga yang penuh kehangatan)

4.      副詞+動詞・形容詞・形容動詞……ぐっすりねる
4.      Adverbiakata kerja atau kata sifat-i atau kata sifat-na
Gussuri neru (tidur nyenyak)
名詞+を+動詞
Kata Benda+を+Kata Kerja
このうち、<名詞+動詞>が最も多く、その中でも<名詞+を+動詞>からなる連語が多い。「媚を売る」「怒りを買う」のような連語の動詞は、比喩的に用いられており、「連絡をとる」「攻撃をかける」の「とる」「かける」の動詞は実質的な意味が稀薄で、単に文法的な機能を果たすだけの動詞となっている。このような連語の主な意味は名詞の方にあり、動詞の動作的な意味は副次的なものである。動詞「する」はその意味では典型的な機能動詞である。
Di antara klasifikasi ini, <kata benda + kata kerja> memiliki jumlah yang paling banyak dan di dalamnya pun terdapat banyak kolokasi <kata benda + + kata kerja>. Kolokasi kata kerja seperti “kobi wo uru” (merayu) dan “ikari wo kau” (memancing kemarahan) digunakan secara figuratif. Makna sebenarnya dari kata kerja “toru” dan “kakeru” pada “renraku wo toru” (berhubungan) dan “kougeki wo kakeru” (meningkatkan serangan) menjadi samar, sehingga secara mudahnya hanya menjadi kata kerja yang berfungsi secara gramatikal. Makna dasar dari kolokasi ini ada pada kata benda sedangkan makna perbuatan pada kata kerjanya menjadi makna sekunder. Kata kerja “suru” pada makna tersebut berfungsi sebagai kata kerja prototipe.

ゆるい連語
固い連語
連語の中には「電話をかける/電話を入れる/電話をする」や、「うそをつく/うそを言う」「損害を受ける/損害を蒙る」のように動詞を他の動詞に交替することができるものがあるが、これをゆるい連語 という。また、「風邪をひく」「傘をさす」「アポイントメントをとる」のように2語の結びつきが固定的なものは、固い連語といわれる。
Pada kolokasi terdapat kata kerja yang dapat diganti dengan kata kerja lainnya, seperti “denwa wo kakeru/denwa wo ireru/denwa wo suru (menelepon)”, “uso wo tsuku/uso wo iu (berbohong)”, serta “songai wo ukeru/songai wo koumuru (menderita kerugian)”, kolokasi ini disebut yurui rengo. Selanjutnya, hubungan dua kata yang sudah pasti, seperti “kaze wo hiku” (masuk angin), “kasa wo sasu” (membuka payung), “appointment wo suru” (membuat janji pertemuan) disebut katai rengo.

連語は文法では取り扱うことのできない現象であり、どの語とどの語が結び付いて連語をなすかということは個々の語の意味からは予測が難しい。また、日本語教育の立場からいえば、英語母語話者がよく言う「お風呂をとる」は、英語の “take a bath” の類推からくる誤用であるが、このような母語の干渉もあり、連語は習得が困難である。一つひとつの語を覚えていくように連語をセットとして学習していくことが必要である。
Kolokasi merupakan sesuatu yang tidak dapat diatur dengan tatabahasa karena sulit untuk memprediksi makna kata mana yang jika dihubungkan dengan kata mana dapat membentuk kolokasi. Selain itu, jika berbicara dari posisi pendidikan bahasa Jepang, “take a bath” sering salah dianalogikan dengan “ofuro wo toru” oleh sebagian besar pembicara dengan bahasa Inggris sebagai bahasa ibunya karena adanya pengaruh dari bahasa ibunya tersebut sehingga kolokasi sulit untuk dipelajari. Agar dapat mengingat satu per satu kata, penting untuk mempelajari kolokasi sebagai suatu kelompok.


第2節 慣用句
Bagian 2 Idiom

慣用句
Idiom
慣用句は大きく次の3つのパターンに分類することができる。
1.       動詞慣用句……名詞+動詞
例.顔がきく お茶を濁す 頭に来る 鼻であしらう
2.       形容詞慣用句……名詞+形容詞
例.口が軽い 敷居が高い 目がない
3.       名詞慣用句……名詞+名詞
例.猫の額 寝耳に水 瓜二つ
Idiom secara umum dapat diklasifikasikan menjadi 3 bagian, yaitu sebagai berikut.
1.      Idiom kata kerja……kata bendakata kerja
Contoh: kao ga kiku (memiliki pengaruh), ocha ni gosu (mengelak, mengatakan hal yang sifatnya mengelak untuk menghindar dari situasi yang tidak nyaman), atama ni kuru (dibuat marah), hana de ashirau (menolak dengan angkuh).
2.      Idiom kata sifat-i……kata bendakata sifat-i
Contoh: kuchi ga karui (tidak dapat menjaga rahasia), shikii ga takai (sungkan untuk berkunjung karena sudah lama tidak saling berhubungan), me ga nai (lemah terhadap sesuatu, tidak dapat membedakan baik dan buruk karena terlalu menyukai suatu hal).
3.      Idiom kata benda……kata bendakata benda
Contoh: neko no hitai (area yang sempit), nemimi ni mizu (kejutan besar), urifutatsu (sama, menyerupai).

動詞慣用句
Idiom Kata Kerja
このほかにも「泣いても笑っても」のような副詞慣用句などがあるが、最も多く用いられる慣用句は<名詞+動詞>からなる動詞慣用句である。中でも「襟を正す」「水をあける」「たかをくくる」のような<名詞+を+動詞>型が最も多い。
Selain itu, terdapat pula idiom lain seperti idiom adverbia, misalnya “naitemo warattemo” (apa pun yang dilakukan). Meskipun demikian, idiom yang paling sering digunakan adalah <kata benda + kata kerja> dari idiom kata benda. Di dalamnya pun, pola <kata benda+を+kata kerja> paling banyak digunakan, misalnya “eri wo tadasu” (mengadopsi sikap yang lebih serius), “mizu wo akeru” (membuka langkah besar), dan “taka wo kukuru” (menyepelekan).

次のように、慣用句の意味から動詞の形が制約を受けているものがある。
1.       受身形をとるもの
例.気をとられる 後ろ指をさされる 煮え湯を飲まされる
2.       使役形をとるもの
例.幅をきかせる 花をもたせる
3.       不定形をとるもの
例.うだつがあがらない 歯に衣を着せない 埒があかない
Ada kalanya terdapat batasan bentuk kata kerja dari makna idiom, seperti di bawah ini.
1.      Bentuk pasif
Contoh: ki wo torareru (menarik perhatian), ushiro yubi wo sasareru (mengatakan keburukan seseorang di belakangnya), nieyu wo nomasareru (dikhianati).
2.      Bentuk kausatif
Contoh: haba wo kikaseru (berperilaku layaknya orang lain), hana wo motaseru (membiarkan orang lain menerima pujian).
3.      Bentuk tak tentu
Contoh: udatsu ga agaranai (tidak ada harapan untuk melangkah maju, kehidupan yang tidak meningkat), ha ni kinu wo kisenai (tidak mencerna terlebih dahulu sesuatu), rachi ga akanai (tidak mengalami kemajuan).

慣用句は意味の上から、慣用句を構成している2つ以上のそれぞれの語の意味が不明だったり、構成語の一部が慣用句以上では用いられなかったりする場合と、ある程度構成語の意味から慣用句の意味が予測できる場合、それに文字どおりの意味と慣用句としての意味が併存している場合の3種類が考えられる。はじめの例としては、「くだを巻く」「うだつがあがらない」「地団駄を踏む」などがある。2番目の例としては、「手を出す」「頭をかかえる」「顔に泥を塗る」「雀の涙」などがあるが、これらは句全体のもともとの意味の比喩性の程度によるものである。3番目の例としては、「足を洗う」「手を切る」などが挙げられる。
Berdasarkan maknanya, masing-masing makna dari dua atau lebih kata yang membentuk idiom menjadi tidak jelas. Terdapat 3 jenis pemikiran tentang ini, yaitu (1) satu bagian dari kata pembentuk tersebut tidak digunakan dalam idiom, (2) makna idiom dapat diprediksi dari derajat makna kata pembentuknya, serta (3) makna leksikal dan makna idiomatik sama-sama digunakan. Contoh yang pertama adalah “kuda wo maku” (menggerutu), “udatsu ga agaranai” (tidak ada harapan untuk melangkah maju, kehidupan yang tidak meningkat), “jidanda wo fumu” (menghentakkan kaki, dalam keadaan frustasi), dan sebagainya. Contoh yang kedua adalah “te wo dasu” (melibatkan diri), “atama wo kakaeru” (hilang kesabaran, dibuat susah), “kao ni doro wo nuru” (membuat malu), serta “suzume no namida” (jumlah yang sedikit) yang makna keseluruhan frasanya merupakan makna tidak sebenarnya dari makna aslinya. Contoh yang ketiga adalah “ashi wo arau” (mencuci kaki & berhenti berbuat buruk) serta “te wo kiru” (memutuskan hubungan).

慣用句らしさの程度を調べる方法として、部分的な入れ換え、倒置、部分修飾、敬語化、受身化、使役化、肯定・否定への言い換えが検査項目として考えられる。
Untuk menyelidiki derajat idiomatik, dapat dilakukan dengan cara mengganti bagiannya, membalik urutan kata, memodifikasi, mengubah menjadi bentuk sopan, mengubah ke dalam bentuk pasif, mengubahnya menjadi bentuk kausatif, maupun mengubah bentuk positif menjadi negatif.



「二の足を踏む」は4つの項目とも変形操作が不可能であるが、「首を縦に振る」は「首を縦に振りになる」「首を縦に振らせる」「首を縦に振らない」の3つの項目が可能である。このことから、「二の足を踏む」が最も慣用句としての固定度が高いことがわかる。
Ni no ashi wo fumu” (bimbang, berpikir dua kali) tidak dapat dimodifikasi dengan keempat cara seperti yang terlihat pada tabel sedangkan “kubi wo tate ni furu” (mengangguk setuju) dapat diubah menjadi 3 bentuk lain, yaitu “kubi wo tate ni furi ni naru”, “kubi wo tate ni furaseru”, serta “kubi wo tate ni furanai”. Berdasarkan hal ini dapat diketahui bahwa “ni no ashi wo fumu” merupakan idiom yang paling tetap.

このような文法操作をすることにより、慣用句と連語を査定したり、慣用句の分類をしたりすることがある。
Kita dapat mengklasifikasikan idiom serta menyelidiki idiom dan kolokasi menggunakan proses pola kalimat tersebut.


Post a Comment

0 Comments